6. Tiga Puluh Menit Sebelumnya

18.6K 554 4
                                    

Sis, bro... kipasnya simpan dulu yeee.
Ga da yang hot-hot di part ini.
Klo ga suka yang ga da hot hot nya yaaah maaf kecewa.
Mungkin di lain part. Mungkin? Selagi Arya masih hidup.
Plaaak!! #digampar Arya.

Yang masih minat, yuuuk capcuz baca...

Teng! Teng! Teng!

Detak jam berdenting kencang.

Arya terbangun tertegun, ia baru sadar ada tugas yang harus ia kerjakan. Arletta telah membuatnya lupa melakukan hal penting yang telah ia tunggu selama bertahun-tahun.

Hampir saja ia melewatkan hari sakralnya. Untungnya jam dinding disetel lebih cepat. Ia hanya punya waktu sepuluh menit sebelum pukul 00.00. Berlomba dengan detak jarum jam, Arya segera mempersiapkan segala sesuatu untuk melakukan ritual.

Ia membuat semua persiapan dibelakang rumahnya. Ditatapnya langit yang gelap pekat sementara bulan purnama bersembunyi dibalik awan hitam. Angin sepoi-sepoi membelai malam.

Arya segera menggelar seprei putih bernoda darah tiga belas perawan. Di depannya telah ia siapkan meja panjang untuk Altar persembahan. Di meja telah disediakan bermacam-macam sesajen bersamaan dengan tiga belas underwear perawan, tiga belas untaian rambut perawan, air dari tujuh sumur, dan bunga tujuh rupa.

Arya melirik jam tangan digitalnya. Hanya tersisa dua menit, aku harus bergegas.

Aryapun segera menyalakan lilin dan membakar kemenyan. Maka dimulailah riualnya. Ia membaca mantra-mantra sembari terus membakar kemenyan. Mulutnya tak berhenti berkomat-kamit saat menaruh semua persembahan pada sebuah kendi besar yang berada disisi kiri meja. Lantas ia menaruh kendi diatas kepala membuka penutupnya hingga air kendi membasahi kepalanya.

Arya berputar diatas seprei itu sebanyak tiga belas putaran lantas seprei dijadikan pembungkus kendi dan di kuburnya ke dalam lubang tanah yang telah dipersiapkan jauh-jauh hari. Sebagai penanda, ia tanam pohon mangga diatasnya.

Arya tersenyum puas. Tapi ritualnya belum selesai, dengan cekatan ia merapikan persembahan kemudian bergegas ke kamar untuk mandi menyucikan diri dengan air tujuh sumur yang telah disiapkan.

Di kamar ia dikejutkan oleh penampakan seorang perempuan yang berdiri disamping tempat duduk dekat jendela.

"Siapa kau?"

"Kau melupakanku Arya? Setelah apa yang kau lakukan padaku. Semudah itukah kau melupakannya?"

"Naila?"

Wanita itu tersenyum. "Ya ini aku, Arya. Kau merindukanku?!" Kemudian tawanya terdengar membahana.

Cih, tawanya persis orang sinting. Bathin Arya kesal karena ritualnya terganggu. "Apa yang kau inginkan malam-malam begini? Cepat katakan kemudian segera pergi."

"Bagaimana kalau kita duduk dan membicarakannya baik-baik?"

"Aku tak ada waktu Naila."

"Mengapa? Padahal sebelumnya kau selalu ada waktu untukku. Tapi kenapa kau berubah setelah kau renggut mahkotaku?!"

"Kau ingin aku bertanggung jawan?" Astaga gadis ini seperti bom yang telah ditarik sumbunya, suatu waktu bisa meledak.

Naila kembali tertawa, matanya menatap tajam pria itu. "Tidak, aku menginginkan hal lain..."

To Be Continues

Yang dah baca, ditunggu vommentnya n yang berminat silahkan follow aku yaaaah makasiiiih.

Darah Perawan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang