"Iya gapapa kok sayang, tante ngerti"
"Oyah bu, ayo kita pulang"
"Ntar dong sayang, ibu punya sesuatu buat kamu"
"Sesuatu! Apa itu bu?"
"Tunggu yah, tante winda akan ambilkan"
Lalu tante winda pun berdiri dari duduknya Dan pergi untuk mengambil sesuatu, membuatku penasaran saja. Lalu tak butuh waktu lama tante winda pun datng dengan membawa sebuah gaun dres panjang yg berwarna merah, sontak membuatku terkejut.
"Nih hadiah buat kamu kar" kata tante winda tersenyum manis dan sambil menjulurkan bajunya yg sudh dibungkus plastik putih.
"Buat aku tan" kataku yang menatap heran kegaun itu dan langsung mengambilnya. "Serius bu ini buat aku" tanyaku penasaran.
"Iyaa syng, itu buat kamu" kata ibuku yg tersenyum bangga. "Itu buat dipakai nanti malam" lanjutnya.
Hah? Nanti malam aku harus memakai baju seperti itu, menyebalkan sekali, aku tak biasa memakai gaun panjang seperti layaknya orang pengantinan saja. Aku bertanya-tanya dengan seribu pertanyaan, ada acara apa nanti malam, sehingga aku harus heboh dengan pakaian seperti itu.
"Tapi bu,,,," kataku terpotong dengan pembicaraan ibuku yg menyelah.
"Ga pake tapi-tapian, mendingan kita pulang udah sore nih" ketus ibuku yg sontak membuatku menghela napas. "Yaudah win, aku pulng dlu yah, salam buat suami kamu" lanjutnya.
"Iyaa pasti, jngan lupa nanti malam datngnya jngan sampai telat yah"
"Iyaa pasti, yaudh aku pamit, bye"
Lalu aku dan ibuku pun keluar dari butik tante winda dan menuju mobilku. Disepanjang perjalanan menuju rumah aku terus saja mengimel tentanf gaun itu, abis aku tidak suka memakai gaun yang risih seperti itu.
"Ibu,, aku ga mau pake gaun aneh itu"
"Hah,, kamu bilng gaunnya aneh, kamunya aja kali yang aneh, orang itu gaunnya bagus gtuh kok"
"Iih,,, pokoknya aku ga mau pake titik ga pake koma apalagi pakr tanda Seru"
"Pokoknya ibu ga mau dengar alasan kamu buat ga pake gaun itu, intinya kamu harus pake, karna nanti malam adalah hari yg palng penting"
"Penting? Untuk hal apa sih bu! Lgipula kenapa harus dengan keluarga om banu" ketusku tak mau kalah. Om banu adalah suami tante winda, dan sudh pasti orang tua dri musuh bebuyutanku itu, siapalagi kalau bukan raka.
"Emang knapa sih dengan mereka, mereka keluarga baik-baik"
"Iya aku tau kok om danu dan tante winda itu baik banget, tapi aku gak suka sama anaknya itu bu"
"Udah deh jngan banyak ngebantah, ibu palng gak suka"
Lalu aku pun terdiam ketika ibuku berbicara dengan nada menakutkan tadi. Lalu kamipun tlah sampai dirumah dan memasuki kedalam rumah.
"Eh eneng sama ibu udh pulng" sapa bi inem
"Iya bi, oyah nanti malam jangan masak yah, soalnya saya, bapak dan karin mau makan malam Diluar"
"Siap bu"
Lalu aku pun langsung masuk kamar dan menjatuhkan tubuhku keranjang kesayanganku ini. Tak perlu menunggu waktu lama, ibuku menghampiriku dengan membawa gauin merah itu lagi. Oh tuhan, sangat sialnya diriku ini.
"Kar"
"Iya bu" akupun langsung terbangun dari baringanku tadi
"Ini gaunnya"
"Ya ampun, gaun ini sangt mengerikan bu"
"Apanya yang mengerikan sih, kamu bener-bener aneh"
"Hemm,,, terserah ibu aja deh"
"Yaudah nih ambil gaunnya, dan jangan lupa nanti malam pake yah, buat acara sepecial" sambil menyodorkan gauin itu kepdaku
"Yaaa" akupun langsung Mengambilnya dengan Penuh malas.
Lalu ibukupun keluar dari kamarku, akupun langsung meletakan gauin itu disampin ku duduk Saat ini, tak butuh waktu lama, sahabat-sahabatku pun datng mengagetkanku. Sepertinya mereka mengetahui kalau aku sedng butuh teman curhat saat ini.
Dorrr.......
Mereka dengan kompak mengagetkan ku dengan dibarengi dengan tawa lepas, ketika ekspresiku kaget barusan. Kalian emanglah sahabat terbaiku selamanya.
"Kalian bikin kaget aja" ketusku
"Cie kaget yah" goda gina
"Sorry deh udah bikin kamu kaget" kata andin
"Iya gapapa ko, santai aja kali" kataku melebarkan senyumanku. "Justru kalian bikin aku ga kesel lagi" lanjutku
"Kesel knpa kar?" tanya tarisa
"Kok bisa kesel sih?" gumam andin dngan sifat bawelnya itu.
Akupun mengangkat tubuhku dan terbangun dari dudukku tadi. "Gimana aku ga kesel coba, masa tiba-tiba nanti malam keluarga aku sama keluarga raka itu mau makan malam diluar, dan lebih parahnya lagi aku disuruh pake gauin ini" kerusku sambil menunjukan gaunnya.
"Gaunnya bagus kar, klo ga mau biat aku aja" kata gina
"Apa sih gin" aku menatap gina sinis
"Tunggu deh, tdi kamu bilng ada acara makan malam diluar sama keluarga raka" tanya tarisa
Tarisa sepertinya sangat sensitif jika mendengar nama makhluk menyebalkan itu, oh tuhan dia benar-benar tergila-gila dengan lelaki itu.
"Iyaa,, dan aku ga niat mau datng nanti, tapi ibu aku slalu aja maksa" ketusku sambil memasang muka kesal
"Kmu beruntung kar, bisa deket sama keluarga raka, nah sedangkan aku" cemberut tarisa.
"Kmu ngomng apa Sih tar, jngan sedih gtuh ah, lagi pula aku kan cuma deket sama keluarganya, bukan sama rakanya, ogah bgt aku deket sama dia" jelasku mencairkan suasana
"Iya tar, kmu ga usah khawatir, aku yakin kok karin ga mungkin suka sama raka" kata andin. "Ya ga kar" lanjutnya
"I-iiya" kenapa aku menjawab gugup seolah-olah hatiku mengatakan tidak. Oh no, aku harp ini cuma perasaan ku saja, aku tak mungkin suka dengn lelaki tengil itu.
"Yaudah ah, jangan sedih and galau deh, mendingan kita tuh gila bareng lagi" kata gina tersenyum
"Tapi gimana yah sama rico yang selalu aja diam-diam memperhatikan kamu gin" godaku
"Hmmm,,, iya tuh, kayanya dia suka deh sama kamu gin" goda tarisa terkekeh
"Bisa jadi tuh" goda andin tertawa
"Kok jdi aku yang dibully sih" protes gina kesal
"Hmmm,,, lagian kamu ga peka-peka Sih" godaku yang membuat gina sinis melihatnya.
"Lagian mana mungkin sih dia itu suka sama aku, ga mungkin banget deh" ketus gina tak mau kalah rupanya
"Udah ah jngan pada debat ga jelas deh, aku pusing dengernya" kata miss cerewet itu menengahi.
"Lagian siapa duluan yang mulai" kata gina"Ciee kesel nih yaaa" godaku terus menerus
"oyah ini udah jam lima sore loh, pulng yuk" ajak tarisa.
"Iya nih udah sore, nanti aku bisa Diomelin kalo pulang terlalu sore" kata gina
"Yaudah yuk pulang" kata andin
"Yah kalian mau pulang yah, jadi sepi Dong" kataku cemberut
"Nanti deh besok malam kita nginep, biasa tradisi malam minggu selalu nginep Dirumah karin" kata andin menghibur, bisa saja ia membuatku tersenyum.
"Oh,, iyaya, bsok malamkan malam minggu, yeee kamar aku penuh oleh makhluk rese" kataku tertawa kecil, dengan sangt gembira, tanpa meragukan tarisa, andini dan gina yg menatapku Seperti orang bodoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Hati (CDH)
FanfictionHidup adalah jalan satu-satunya untuk mencari kebahagiaan. Cinta adalah sebuah rasa yg membuat kehidupan lebih berwarna. Mimpi adalah penyemangat agar kita tak mudah menyerah. Namun bagaimana ketika kehidupan tanpa cinta dan mimpi yg berarti, membua...