Cinta Dalam Hati #7

8 5 0
                                    

"Udh ah, daripada ikutan aneh, kita pulng dlu yah" ketus tarisa menggelengkan kepalanya.

Akhirnya merekapun keluar dari kamarku Dan pulng kerumahnya masing-masing.

****
Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 7 malam, dan aku mau tak mau harus segera bersiap-siap untuk mengenakan pakaian itu. Lindungi aku oh tuhan, dari gaun ini yang sangat aneh. Ibuku tak berhenti-berhentinya meriasku, layaknya pengantin saja, mungkn sudah sekitar tiga puluh menit beliau menghias wajah ku ini.

"Udah dong bu"

"Udah gimana? Kamu aja ga bisa diem dari tadi, make up nya tuh berantakan terus kalo kamu ga bisa diem"

"Aku ga betah bu kaya gini"

"Ini tuh acara special jadi kamu harus tamapak canik dong"

"Ah,, ibu mah pemaksaan"

"Sudah jangan banyak protes"

Akhirnya make up ku pun sudah selesai dan ibu terlihat bangga ketika memperlihatkan wajahku dikaca, seolah-olah ia seorang tata rias yang handal.

"Coba deh liat kekaca, cantikkan" dengan bangganya ibu memperlihatkan senyum simpulnya itu dengan manis.

Akupun memutar badanku kearah kaca yang cukup besar dikamarku ini, wah aku takjub dengan perubahanku malam ini, seperti buka aku saja. Aku akui ibuku memang pandai menjadi perias wajah. "Hmmm lumayanlah bu"

"Yaudah mendingan kita cepet-cepet berangkat sebelum terlambat"

Lalu aku dan ibu turun kebawah, untuk menghampiri ayahku yang menunggu diruang tamu itu, terlihat sangat membosankan sih kurasa ketika menunggu cukup lama. "Ayah"

"Wah, kamu cantik banget kar"

"Iyah dong ibu gtuh loh yang dandanin" dengan bangganya ibu memperlihatkan kepada ayah.

"Iyah deh emang ibu yang paling the best" puji ayah yang membiarkan ibu melayang layaknya seperti diangkasa.

"Yaudh kita berangkat yuk, nanti telat lagi" ajak ibu

****

Direstaurant berbintang dijakarta membuatku sangat risih ketika semua mata menuju kearahku, sehingga aku merasa seperti tontonan, entah karna kecantikan ku atau karna aku seperti badut kalau dirias seperti ini. Aku dan kedua orang tuaku menuju tempat yang sudah dipesan oleh orang tua raka, kami cukup lama menunggu mereka datang, huh menyebalkan. Tapi akhirnya mereka datang, aku ingin cepat-cepat pulng dan terbebas dari gaun ini.

"Maaf yah nunggu lama" kata om banu uang tiba-tiba datng dengan istrinya dan juga anak satu-satunya itu

"Iya gapapa kok" sahut ayahku

Yang membuat aku kesal adalah sitengil itu mendafak tertawa ketika melihat diriku ini, sungguh aneh dengannya, padahal kata ibuku, dandananku ini palng the best diantara yang lain.

RAKA P.O.V

Ini pertama kalinya aku melihat dia terliht sangat cantik, namun aku tak bisa mengakuinnya secara langsung untuk mengatakan hal itu, aku terlalu munafik.

Sejak pertama kali aku memasuki bangku sekolah dasar, ntah mengapa aku tertarik padanya, walaupun aku sering bertengar sejak sekolah Dasar dan sampai sekarang. Aku memang membencinya tapi aku teramat mencintainya, perasaan yang tak bisa aku ungkapkan dengan kata-kata. Namun aku sadar dia mungkin tak pernah tau akan perasaan ini, yang ia hanya tau adalah aku teramat membencinya, bukan mencintainya.

Aku terlalu lama melihatnya tanpa ia ngetahuinya. "RAka" kata yang sontak membuatku terkaget.

"Kamu knpa sayang" tanya mamahku penasaran

"G-gapapa ko mah"

"Kesurupan kali tan" ejek sicewe aneh itu.

"Hustt,,, ngomngnya ga boleh gtuh ah" bela tante intan

Entah mengapa setiap kali aku berantem sama karin aku sangat senang, walaupun dia tak mau kalah, tapi setiap berdebatan kami Yang sering dilakukan membuat hariku berwarna.

"Oyah danu gimana rencana kita tentang perjodohan yang akan kita dilakukan" kata om andre yang membuat aku mengerutkan alisku keatas, pertanda Apa ini.

"Iya saya sih oke oke aja yh mah" sahut ayahku.

"Tunggu deh, ini maksudnya apa Pah? Perjodohan siapa" tanyaku heran.

"Sayang kita makan malam disini itu buat perjodohan kamu dan karina" kata ibuku yang membuat aku dan karin melotot.
Makanan pun datang dengan beberapa menu berbeda. Namun aku tak mengerti dengan keadaan ini, aku harus senang karna aku dijodohkan dengan karin atau aku justru sedih karna karin memanglah tak ada rasa sedikitpun Denganku.

"Aku ga mau yah, bu. Apa lgi dijodohinnya sama dia" ketus karin sambil menunjuk kearahku.

"Kmu pikir aku mau apa dijodohin sama kamu" ketus ku tak mau kalah.

"Udah ah jangan berantem, kalian ga boleh ngebantah dan satu lagi ini acara special, jdi jngan dirusak" kata tante intan

"Iya mendingan makan aja daripada berantem" kata mamahku yg sontak membuatky menghela napas.

TARISA P.O.V

Malam ini aku ga bisa tidur sekali, entah mengapa perasaanku sedikit terganggu. Aku terus saja memikirkan raka, mengapa harus nama dia yang selalu membayangiku Setiap saat, ini tak adil Sekali. Padahal hari sudah malam dan aku belum Kunjung tidur. Oh tidak, ada apa ini.

Aku memutuskan untuk mengambil ponselku diatas meja kamarku, sepertinya aku teringat tentang karin yg sedng makan malam dengn raka, aky sedikit kepo. Semoga Saja dia belum Tidur ketika aku menelponnya.

Via telpon on

"Kar"

"Oit"

"Gimana"

"Maksudnya"

"Makan malamnya tadi"

"Oh, biasa aja gak ada istimewa"

"Ah masa sih"

"Iya beneran, emang knpa?"

"Gapapa Sih aku cuma kepo Sedikit"

"Hmmm,,, belom tidur?aku ngantuk nih"

"Belum, aku ga bisa tidur kar"

"Kenapa"

"Aku juga ga tau, aku selalu mikirin raka terus nih"

"Hemmm cowo tengil kaya gitu knapa harus dipikirin sih, kerajainan b-g-t deh"

"Yah mau gimana lagi, namanya juga aku cinta sama dia"

"Aaaa-uuuuah aku ngantuk nih, bye"

"Bye"

Via telpon off

Cinta Dalam Hati (CDH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang