Regina Pov
Kakiku mulai melangkah cepat seakan-akan aku dikejar setan saja, pikiranku sangtlah kacau ketika semua apa yg kudengar barusan ditaman belakang hingga saat ini masih terngiang dikepalaku ini. Rico yg barusan membuatku merasa jantungku ingin copot
"Kmu ngomngin apa sama rico ditaman belakang" tanya karin yg sontak membuatku gugup.
"Engga"
"Hemmm,,,kmu ditembak yah sama rico, cieee jujur aja kali"
"Apa sih kar"
Mungkin saja dia akan menembakku tadi, tpi sayngnya terhalang ketika karin dtng menghampiri kami,huh,,, payah. tpi knpa aku jdi berharap gini sih?!
"Nohkan bengong"
"Engga ah, B aja"
"Hemm,,,,ydhlah yuk ganti baju olahraga"
"Ya"
*****
Jam pelajaran olahraga pun dimulai, mataku kini selalu tertuju pada sosok lelaki yg sukses mumbuat hatiku berdebar kencang. tak ada hentinya aku berkedip memandang sosok rico yg sngatlah keren itu, namun sayang dia terlalu keren, saking kerennya semua sekolahan tau dan bahkan tergila-gila padanya. Oh no, aku kalah saing
Seketika aku salah tingkah dibuatnya,karna ia memandangiku dan melontarkan senyum manisnya, rasanya aku kehabisan oksigen, knpa aku jdi lebay gini yah?sudahlah tak papa
"Woy knpa ngelamun gtuh sih" tanyanya yg membuat telingaku hampir pecah
"Apa sih andin, bikin orang budeg aja nih"
"Wih sewot amat mba"
"Lgian kmu bikin kesel sih"
"Okelah, maaf deh"
Rupanya andin melihat kearah pandangn ku saat ini, sangat memalukan diriku didepan andin sicerewet ini.
"Ekhem"
"Hemm"
"Bae-bae tuh mata copot"
"Jangn mulai deh din"
Andin mengangkat alisnya keatas, sepertinya dia peka terhadap pandanganku ini.
"Oyah,,,karin sama tari kmna?kok ga keliatan sih" kataku yg mencari alasan agar pindah topik lain. (Ngeles mah kumaha wae carana)
"Klo karin aku ga tau, tpi klo tari masih ganti baju ditoilet"
"Oh"
Sukurlah dia merespont baik, smoga aja dia ga berpikir macam-macam tadi, klo semua tau tentng perasaan aku sama rico, bisa dibully seumur hidup aku nih,,,wk terlalu lebay yah
Tarisa Pov
Aku keluar dari kamar mandi dan ketika aku hendak menuju lapangan untuk olahraga, aku tak sengaja melihat raka dan karin sedng berbincang-bincang sedekat itu, rasanya aku mulai merasa cemburu, tpi aku tak bolh berburuk sangka terhadap sahabatku ini. Saat aku memandangi kearah karin dan raka, padahl aku ingin melangkah pergi menuju lapangan, namun tanganku ditarik oleh fely
"Aku tau kok, pasti kamu cemburu kan liat mereka berdua" seakan-akan fely bisa membaca pikiranku lewt perkataannya barusan
"Sok tau banget sih" ketusku
"Taulah, karna aku juga lagi ngalamin apa yg saat ini kamu alamin"
"Itu bukan urusan kmu ya"
"Oyah, aku cuma mau ngingetin sama kmu, agar kmu ga nyesel nantinya, supaya jngam percya sama karin"
"Maksud kmu apa ngmng kya gtuh" ucapku kesal
"Yah siapa tau karin itu emng suka sama raka, tpi dia ga mau bilng sama kamu, supaya karin ga bikin lu sakit hati" sekilas aku berfikir tentng ucapan fely yg bukan tidak mungkin itu benar. "Aku cuma ngasih tau aja yg sebenernya, klokarin itu bukan sahabat kamu yang baik" lanjutnya.
Dengn begitu kesal aku lngsung meninggalkan fely dan menuju kelapangan. Namun disetiap langkahku, aku masih memikirkan perkataan fely tdi, tapi....... Ah sudhlah karin tdk akan seprti apa yg dia katakan barusan.
Raka Pov
Sampai detik ini, aku belm pernh bisa mengatakan bahwa aku mencintaimu karina. Karna bukan tidak mungkin kau akan menjauh dariku, sebab kau sangt menjaga perasaan tarisa saja, tanpa pernh memikirkan perasaanku. Ini tidaklah adil
"Eh,,,pokoknya aku gak mau tau yah, klo sampe semua orng tau klo kita dijodohin awas aja" karina yg sangt ngotot ketika menggretakku tadi, membuatku merasa terpaku atas tingkah kesalnya.
"Udh hampir seribu kali yah, kamu bilng kya gtuh. Dan aku jga ogah bgt ngasih tau kesemua orng tentng hal ini, ga pentng bagt deh" bohongnya bikin nyesek.
"Bagus deh klo gtuh" langsung pergi begtuh saja. Oh no memeng wanita aneh.
Ketika karin hendak pergi, hampir saja ia terpleset kalau aku tak sigap menangkapnya. sekarng jarak kami hnyalah sejengkal saja, dan salng berpandangan satu sama lain, membuat jantung ku terasa dag dig dug dibuatnya. Beberapa menit karin tersadar atas pandangannya dan langsung sigap berdiri.
"Sorry" ucapku mendadak gugup
"Makasih, walaupun sebenrnya aku malas bgt sih bilng kya gtuh kekamu" sumpah ngeselin bgt ketika dia bilng kata-kata itu, dasar.
"Bukannya yg ikhlas bilngnya, ini malah terpaksa" gumamku kesal. "Tdi aja aku ga usah nolongin, biar jatoh nyungsruk kebawah, baru tau rasa" lanjutku
"Hey,,,,klo mau nolongin orng yg ikhlas kali, pamrih bgt sih jdi orng"
"Kmunya aja yg ga tau diri, udh syukur aku bantuin"
"Iiih,,,emng aku nyuruh kmu buat bantuin apa, enggakan!jdi ga usah sok-sokan bantuin deh, gaperlu"
"Oyah,,,dasar keras kepala bgt sih, jdi knapa malah kamu yg lebih marah?harusnya kan aku"
"Suka-suka dong"
Karina Pov
Tak akan ada henti-hentinya aku bertengkar dngn makhluk aneh ini, sepertinya tak akan ada habisnya ku rasa. Lalu disela perdebatan kami, rupanya regina, andini dan tarisa mendengar suara aku dan raka ketika berdebat, dan merekapun langsung menghampiriku.
"Masih aja yah kalian ribut" tegur andin
"Tau nih, plis dong jngn buat kita pusing dngn semua perdebatan-perdebatan kalian yg ga penting itu" oh no, tarisa berbicara seakan-akan ini hal yg tak penting, rasanya aku ingin sekali mencubit pipi chubbynya itu.
"What!!?tarisa ini itu sngan penting dan bhkan luar dari kata penting" kataku tak mau kalah
"Masalah apa sih emngnya?" tanya regina
"Tanya aja sama orngnya, aku mau pergi dlu, lama-lama disini bikin kepala mau pecah aja" gumam kesal yg dilontarkan oleh mulut raka, dan ia pun pergi.
"Jdi ada masalah apa?" pertnyaan yg sama kedua kali diucapkan oleh regina.
"Ntahlah, klo aku ceritakan ga akan ada ujungnya, mendingan kita kelapangan aja" (ngeles mah kumaha wae carana) wk
*****
Sepulng sekolah aku dan tiga sahabatku hendak mampir kemall untuk shopping keperluan kami, yah walaupun aku disini sebagai orng yg slalu dipaksa sama mereka, karna aku memang kurng suka dengn tempt ramai seperti itu.
"Aku mau beli baju baru, sepatu dan sama tas buat kencan sama my bebebs" gumam andin dngn nada lebay nya itu.
"Jngn lebay deh din" ketusku
Lalu kami pun menjelajahi keseluruh tempat yg ada dimall tersebut, sampai-sampai aku merasa kaki ku pegel sekali untuk berjalan
"Ayolah pulng, kalian belanja udh banyak loh" gumamku mengeluh
"Iya sih kita belanjanya udh bnyk tapi kmu blm sama sekali kar" kata regina
"Kan aku udh bilng, aku tuh ga suka beli yg ga penting kya begono, ngabisin duit aja, mendingan kita makan ajalah" grutuku kesal
"What?gak penting menurut kmu, ya ampun dasar yah" kata regina
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Hati (CDH)
FanficHidup adalah jalan satu-satunya untuk mencari kebahagiaan. Cinta adalah sebuah rasa yg membuat kehidupan lebih berwarna. Mimpi adalah penyemangat agar kita tak mudah menyerah. Namun bagaimana ketika kehidupan tanpa cinta dan mimpi yg berarti, membua...