Bintang Baru

44 3 0
                                    


Johan masih kasmaran dengan Ryma yang tadi sempat bertemu dan bahkan berbicara dengannya. Memang sebagian besar lelaki pasti memiliki type wanita seperti Ryma yang berwajah Melayu.

Jam ekstrakulikuler musik telah tiba, tinggal Ryma saja yang belum nampak batang hidungnya. Johan sangat menantikan kehadiran Ryma saat ini, karena dia lah yang memberikan semangat baru bagi Johan.

"Siang, sorry Jo gue telat" tiba-tiba Ryma membuka pintu studio yang membuat Johan kaget.

"Gak apa-apa Rym, sana duduk dulu gih" Johan mempersilakan Ryma untuk duduk dengan sangat menghormatinya.

Tatap mata Johan selalu tertuju pada keindahan wajah Ryma, dia nampak seperti seekor burung merak di antara jutaan burung pipit, begitu indah ciptaan tuhan yang satu ini.

***

Sementara lain Fabian berhasil meraih juara 2 pada lomba cerdas cermat. Fabian memang sangat unggul di bidang akademik, dirinya juga kutu buku dan suka sekali menulis. Namun bukan berarti pribadinya adalah seorang yang "cupu", di balik semua itu Fabian adalah sosok yang pandai bergaul dengan berbagai karaktetistik temannya.

"Selamat nak, kamu sudah bagus!" tangan Pak Seno menepuk pundak Fabian.

"Makasih pak" Fabian tersenyum.

"Selamat bro! Lo udah bagus tadi. 1-1 ya, kan tahun kemaren lo yang juara pertama haha" Leo memeluk Fabian sebagai tanda ucapan selamat.

"Hahaha siap! Tahun depan gue bakal curang sama lo" ledek Fabian.

"Gue tunggu bro. Yaudah gue cabut dulu ya. Salam buat mami lo. Hahaha" Leo meninggalkan Fabian dengan lambaian tangannya. Fabian melanjutkan langkahnya menuju mobil Pak Seno.

Kriiing... kriiiing...

Panggilan masuk dari teman les Fabian menghentikan langkahnya.

"Gimana bro?" Fabian memulai percakapan.

"Nanti lo dateng ya, ada Pak Doni dosen matematika yang terkenal itu"  bujuk Hendrik pada Fabian.

"Seriusan lo? Oke oke gue habis ke sekolah ambil motor langsung ke situ. Thanks bro" Fabian kaget dan sedikit tidak sabar untuk bertemu dengan dosen itu.

"Jangan kelamaan, beliau udah ada di ruang meet-up" Hendrik meyakinkan Fabian untuk benar-benar tidak terlambat datang ke tempat lesnya.

"Yoi, gue prepare dulu ya" Fabian bergegas menuju mobil.

***

1.25PM

Bukannya langsung berangkat ke tempat les, Fabian malah berniat untuk pulang bersama dengan Ryma. Tujuan utamanya adalah kelasnya, segera ia kesana namun tiada sepasang bola matapun di kelasnya.

Dimana dia? Apa dia sudah pulang?

Nampak sedikit keramaian di sekitar studio, Fabian segera mendekat untuk mencari keberadaan Ryma. Dan ternyata Ryma belum pulang. Sungguh betapa bahagianya hati Fabian apabila dia berhasil pulang berdua dengan Ryma, karena dia juga sudah mengorbankan waktu lesnya yang kebetulan saat ini akan ada tamu dosen sekolah tinggi di tempat lesnya.

"Rym, lo belum pulang?" colek Fabian ke pundak Ryma.

"Ehh Fabian, ini gue habis ekskul musik, Bi. By the way gimana tadi lombanya juara?" tanya Ryma.

"Juara 2, Rym" Ujung kiri bibir Fabian terangkat diikut alis kanan yang juga terangkat.

"Yaudahlah Bi syukuri aja. Lagian juga itu udah bagus kok" Ryma menepuk pundak Fabian diiringi senyuman tulusnya tanda pemberian semangat.

Will Not ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang