Bab. 15

9.6K 904 137
                                    

Vance

Sekarang mobil kami baru saja melewati area di sekitar rumah utama, lebih tepatnya gerbang pembatas tanah pribadi milik keluarga kami yang memisahkan dengan area kompleks perumahan elit. Area seluas sekitarnya 20 hektar, tempat yang dulunya dipenuhi oleh rumah-rumah elit milik umum. Namun kini telah berubah menjadi lahan pribadi berisi fasilitas latihan militer, kandang-kandang hewan peliharaan Vivian dan Lexus, asrama bodyguard serta sekolah musik milik Si Bencong.

Pekerjaan Uncle Sulvian yang seenaknya mengancam para tetangga agar menjual rumah mereka kepadanya waktu Lexus masih bayi, setelah kekacauan yang menghanguskan bangunan rumah utama lebih dari 20 tahun yang lalu.

Sebenarnya itu keren dan aku suka keputusan kepala keluargaku itu, memang lebih baik menjauhkan manusia-manusia lemah itu dari rumah terkutuk kami. Bangunan yang entah sudah berapa kali rata dengan tanah, terbakar hingga hangus dan serangan teror lainnya.

Tapi melihat Yue sudah bertingkah menyebalkan seperti uke alay yang minta dicambuk itu membuatku kesal selama perjalanan lamban dari gerbang ke rumah utama.

"Vance... Kandang apa itu!?" Lihat? Dia mulai memeluk ku lagi, sambil menunjuk ke sebuah kandang milik Vivian.

Kuputar bola mataku malas, mendorongnya menjauh dariku. "Buaya, apalagi."

"Gyaaa!! Aku tak percaya kalian benar-benar memelihara ikan terkutuk itu!" Sekali lagi Yue menjerit, melingkarkan kedua kakinya di pinggangku dengan posisi yang menyebalkan mengingat kami masih di dalam mobil yang melaju.

Memukul kepalaku berkali-kali saat ia menemukan sebuah kolam piranha milik Lexus. Hewan air imut yang ia takuti hanya karena dia pernah terpeleset jatuh ke dalam kolam piranha saat mengunjungi kebun binatang saat studi tur masa sekolahnya.

Kejadian yang lucu hasil penyelidikanku dan tentu saja aku memiliki rekaman kejadian saat itu. Kudapatkan dengan mudah setelah mengancam salah satu teman sekolahnya dulu.

"Vance, apa itu beruang? Yang dekat tiang lampu itu!?" Yue makin memuakkan, menunjuk ke arah jendela dengan ekspresi wajah horor minta digampar.

"Berhenti bertanya hal yang sudah jelas Yue! Dan berhenti sedikit-sedikit memelukku!" Marah ku, kehilangan kesabaran dan mendorong tubuhnya sekali lagi.

"Tapi ini gila! Aku tak percaya tetangga kalian tidak protes kalian memelihara hewan buas seperti itu!" Yue malah ikut marah, mencakar wajahku brutal dengan kuku yang lebih runcing dari biasanya. Apa dia sengaja menajamkannya?

"Cih! Tak ada tetangga di sini. Lihat baik-baik sekelilingmu." Sinisku, mengusap pipiku yang kini berdarah akibat perilaku liar Yue.

"Orang gila mana yang mau membangun tempat ini! Aku mau pulang!!" Dibalas dengan cengkeraman buas dari Yue yang ketakutan.

Wajah memucatnya tampak jauh lebih cantik, dengan keringat dingin yang menambah taraf keimutan palsu itu. Reaksi menarik yang membuatku ingin mengerjainya, apalagi saat mataku menemukan beberapa ekor kucing Lexus di halaman depan rumah saat mobil kami berhenti.

"Pamanku, Yue dan sebaiknya kau jaga mulut jahanam mu itu saat bertemu dengannya nanti." Cengirku, melirik ke arah kursi depan di samping supir tempat Rin tidur.

"Mulutmu lebih jahanam!" Ketusnya sebagai jawaban, dengan tubuh bergetar ketakutan yang gagal ia sembunyikan.

Aku terkekeh, turun dari mobil dan membangunkan Rin. Anak nakal itu pun langsung bangun hanya dengan senggolan pelan di lengannya, langsung berlari menghampiri kucing-kucing manis itu. 

"KUCING UNYU!! BIAR KAN RIN NAIK KALIAN YA!!" Melompat naik ke atas tubuh salah satu kucing jantan yang berukuran paling besar.

Ku lirik Yue yang baru saja keluar dari mobil, menikmati ekspresi wajah ketakutan super cantik itu. Kemudian menarik paksa tangannya saat ia berniat kembali masuk ke dalam mobil. "Mau kemana kau Yue, ayo masuk. Kau hanya perlu berjalan beberapa meter lagi ke pintu itu." Bisik ku mengejek.

OBSESSION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang