Puisi Patidusa :
BURUH
Buruh
Ijinkan mengaduh
Perih lara luka
Seduh dalam cawan derita
Kau dimana para penguasa
Tidur lentur mendengkur
Menutup telinga
MataBuruh
Meniris berkah
Tetap tak lumrah
Mengalap harap tetap hampa
Mangaduh kesah tiada guna
Pasrah lumrah sudah
Kelam asa
DiamBuruh
Terbunuh harapan
Kejam kelam mengaduh
Tak lekang semangat jua@ng
Tak berpihak pun penguasa
Sekutu para majikan
Buruh diam
TerbungkamGalela, 19 November 2016
Oleh : ssvanbeuteles****
Lampion
Sinar warna merah merekah
Bangkitkan rasa bungah
Terangi kota
Cinta
Permata
Dalam cerita
Sonder bagi derita,
Tak tumpah air mataTerbang Indah makin tinggi
Sudah hilang elegi
Macam balon
Lampion
Horizon
Ikut memohon
Bukan surga neraka,
Hanya nusantara hidup bhinnekaOleh: bli_aryo
***
Kau Berharga
Ibu
Teduh matamu
Lembut alunan suaramu
Menyusup ke dalam kalbu
Selagi ada sinar mentari
Nyawa masih diberi
Cintaku selalu
UntukmuKsatria
Pahlawan keluarga
Sawah tempatmu berbakti
Mengais rezeki demi kami
Tak akan kulupa jasamu
Lelaki gagah perkasa
Aku menyayangimu
AyahOleh: Achik36
***
Penjahat (Pejabat bisa Menjadi Jahat)
Suara
Begitu mendayu
Janji semanis madu
Padahal siapa yang tahu
Di otak tersimpan paku
Tawa renyah palsu
Kemana hilang
MaluMasyarakat
Dirundung jerat
Terbelenggu tipu muslihat
Kemana diri hendak bermunajat
Selain kepada pemilik Dzat
Ingat wahai penjahat
Dunia nikmat
SesaatOleh: anggaraini86
***
Terperangkap Senyum
Asa
Serupa irama
Mengalun seiring nadi
Mengitari waktu kian melaju
Menghampiri sang pemilik hati
Kupejamkan mata memperdaya
Letupan rahasia
AtmaSelalu
Merayu memanja
Menelusup jauh menjelajah
Seindah datangnya surya mewarnai
Sanubariku terhujam selaksa pesona
Senyuman khas dirimu
Memerangkap berjuta
KejujurankuOleh: d99tik
***