BAB 12

319K 15.9K 121
                                    

happy reading!!!

***

Kedatangan Lisi memang membuat Ramzan terkejut, tapi menurutnya itu tidak terlalu penting. Yang terpenting baginya ialah bagaimana caranya menemukan Nadira-istrinya.

Tinggal sedikit lagi Ramzan akan menemukan Nadira. Semua pesan teror yang pernah Ramzan terima dilacak olehnya. Bagas-sekertaris sekaligus orang kepercayaannya sedang mengusut, mencari tahu dimana keberadaan Jason.

Ramzan pun tidak tinggal diam dan menunggu informasi saja. Big no! Ramzan juga ikut mencari, sepulang kerja Ramzan menyempatkan diri untuk mencari Nadira. Saat ini Ramzan masih berada di apartemen bersama Lisi tentunya.

Dering ponsel Ramzan berbunyi pertanda ada telepon masuk. Ramzan mengambil poselnya yang berada diatas meja ruang tengah, di lihatnya nama si penelepon. Bagas.

"Iya haloo..."

"Haloo Ramzan, gue udah menemukan dimana Jason menyembunyikan Nadira."

"Dimana?"

"Di gedung perusahaan Jason yang sudah bangkrut,"

"Terus lo dimana sekarang?"

"Gue di TKP,"

"Tunggu gue, lima belas menit lagi gue sampai,"

Sambungan telepon pun diputus. Ramzan merasa lega, tinggal satu langkah lagi ia akan bertemu dengan Nadira.

Ramzan segera mengambil kunci mobilnya didalam kamar, lalu bergegas pergi. Namun, langkahnya terhenti mendengar Lisi memanggilnya.
"Kamu mau kemana?"

Ramzan memutar badannya menghadap Lisi.
"Aku sudah menemukan dimana Nadira berada, sekarang aku akan menjemputnya, membawanya kembali ke sini."

"Aku ikut,"

"Tidak Lisi. Tetaplah disini, tunggu aku dan Nadira," ucapnya sambil mengusap lembut pipi Lisi.

Lisi mengangguk.
"Baiklah. Hati-hati,"

***

Dengan keberanian yang Nadira miliki saat ini. Ia sudah menyusun rencana kemarin malam untuk keluar dari tempat ini. Nadira berfikir jika dia terus saja berdiam diri bisa saja Jason dan Dewi melakukan hal lebih pada dirinya dan juga bayi yang dikandungnya.

Ini sudah malam hari dan Nadira juga sudah sering memantau kapan para penjaga itu tidur dan kinilah saatnya yang tepat untuk Nadira melarikan diri.

Toh, juga tidak ada tanda-tanda Ramzan akan menjemputnya ataupun mencarinya. Itulah yang Nadira pikirkan.

Dengan sedikit tertatih Nadira berjalan ke arah pintu. Di pegang knop pintu itu, membukanya secara perlahan berharap pintunya tidak terkunci.

Ceklek...

Nadira bernafas lega karena pintunya tidak terkunci, kali ini Tuhan sedang bersamanya. Perlahan tapi pasti Nadira membuka pintu itu, setelahnya ia mengecek keadaan dengan melihat ke kanan dan ke kiri, mengantisipasi jika keadaan sudah aman.

Saat dipastikan keadaan sudah aman Nadira kembali melangkahkan kakinya walaupun dengan sedikit tertatih. Seketika Nadira langsung bersembunyi dibalik dinding, baru saja dia melihat salah satu preman sedang patroli mengecek keadaan.

Nadira yakin tidak hanya satu atau dua preman yang Jason dan Dewi sewa, melainkan banyak. Di lihatnya keadaannya sudah aman. Nadira kembali melangkahkan kakinya mencari jalan keluar.

"HEII, KAU!!! JANGAN KABURRR!!!" terikkan seseorang dibelakang membuat Nadira kaget. Untuk sesaat Nadira menoleh kebelakang sebelum dia berlari, berlari sekuat tenaga yang dia punya.

Because I'm... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang