BAB 4

380K 19.1K 709
                                    

"Ada apa kalian kesini?" tanya Nadira saat sudah tiba didepan pintu apartement-nya dan menemukan kedua sahabatnya berdiri disana.

"Lo lama banget sih, Di. Capek tau ngga sih nungguin lo," gerutu Bobby. Ampun deh anak ini mulut kok kaya mulut cewek gerutu mulu.

"Iya-iya maaf, ayok masuk." setelah berhasil membuka pintu apartementnya, dan berjalan menuju dapur untuk membuat minuman dan makanan cemilan.

Dapurnya terlihat rapih pasti kakaknya yang membersihkannya, biasanyakan dirinya sendiri.

"Kalian ngapain ke sini?" tanya Nadira lagi membawa minuman beserta cemilan untuk kedua temannya yang sedang duduk manis disofa ruang tengah.

"Oh itu, kita tuh tadi lupa mau ngasih tau lo." kata Dijah.

"Ngasih tau apaan?"

"Jadi gini. Acara kelulusan sekolah kita kan tinggal sebulan lagi, nah semua pihak sekolah nyuruh kita buat nyari dana untuk acara graduation kita diPuncak nanti." jelas Bobby.

"Gue kurang ngerti maksudnya deh, kenapa kita disuruh nyari dana?"tanyanya bingung.

"Gue juga kurang tau sih, tapi katanya sih ya. Itu untuk nambah-nambah uang buat acara kita nanti, dan pihak sekolah nggak mau terlalu membebani keluarga-keluarga kita," jelas Bobby lagi.

"Terus gimana caranya kita ngumpulin dana itu?"

"Kita bakalan ngadain semacam bazar gitu. Nah, disitu kita harus menjual barang bekas dalam artian kaya pakaian yang masih layak dipake yang udah lama terus kita jual, sepatu, tas, apa aja deh yang penting masih bisa dipake." kali ini Dijah yang menjelaskan.

"Oke-oke gue paham, kapan bazarnya di adakan?"

"Minggu depan,"

"Emm... Di? Kita nginep disini ya, lagian udah malem, Di. Kalo kita pulang nanti diculik gimana?" ucap Dijah yang dianggukan oleh Bobby.

"Yaudah, kalian boleh nginep disini. Sekalian nemenin gue karena ngga ada kak Lisi."

"Yess..." ucap mereka berdua berbarengan.

Astaga, Didi!!! Apa dia lupa kalo dia sekarang tinggal sama Ramzan-suaminya?

Baru sadar akan sesuatu, dering ponselnya berbunyi pertanda ada telepon masuk. Dilihatnya nama yang tertera dilayar ponselnya dan itu...
Nama Ramzan?

Sebelum mengangkatnya dia meminta izin terlebih dahulu pada kedua temannya untuk kekamar. Sesampainya dikamar dia mengangkat teleponnya.

"Hal... Hallo?"

"KAMU DIMANA?! CEPAT PULANG!" ya ampun suara Ramzan membuat telinga Nadira ingin meledak.

"A... Aku... Aku ada urusan sebentar, kak."

"SAYA NGGA MAU TAU ALASANNYA! SEKARANG KAMU PULANG!"

" Tapi..."

"PULANG, NADIRA!!!"

Tutt. Tutt. Tutt

Belum sempat Nadira bicara sambungan telepon sudah terputus duluan.

Bagaimana ini? Tidak mungkinkan kalo dia mengusir temannya? Terus bagaimana caranya mengucapkan sesuatu pada temannya?

Dengan perasaan campur aduk Nadira keluar dari kamarnya, saat sudah sampai diruang tengah dia bernafas lega ternyata teman-temannya sudah tertidur. Tanpa banyak bicara dia meraih tasnya, memasukkan ponselnya kedalam tas, sebelum keluar dari apartement-nya Nadira menulis kan notice singkat untuk teman-temannya.

Because I'm... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang