01- Kesalahan Aleya

774 29 5
                                    


"BUSET! ANJIRR, GUE KALAHH..."

"AAA GANTENGNYA OPPAKU!!!"

"HUAAAA, JERAWAT GUE NGAMUK..."

"IIIIHHHH APAAN SI, GILA!"

"WOII BERISIK!!!"

"PENSIL GUE MANA!!!"

"WOYYYY BISA DIAM GAK SIHHH???!"

"BALIKIN PENSIL GUEEEEEEE!!!!!!!"

"HAHAHAHA, ANJING!"

"PENSIL WOY PENSIL SIAPA YANG NEMU????"

Baru 5 menit ketua kelas memberikan info bahwa kelas tersebut mendapat jam kosong, hiruh piruh suasana kelas terasa ingin memecahkan gendang telinga bagi siapa yang berada di dalamnya. Bahkan ada sebagian murid yang keluar dan berpindah untuk menenangkan diri ke perpustakaan dan UKS karena sudah mabuk akan banyaknya frekuensi suara gemuruh yang memekakkan telinganya.

"WOI ADA YANG LIAT PENSIL GUE GAK NIH WOOOOYYYY!!!!!"

Hadeuhh-___-"

Seorang laki laki yang sejak tadi duduk di sebuah bangku paling belakang masih saja bertahan dengan keributan teman temannya. Ia masih duduk dengan bersandar sepenuhnya ke punggung kursi sambil menatap seluruh isi kelas tanpa reaksi maupun ekspresi.
Namun pandangannya berhenti ketika melihat seorang perempuan berdiri dari duduknya sambil memegang sebuah komik tebal. Dan dapat dilihatnya punggung perempuan tersebut perlahan lahan menghilang di balik pintu keluar.

"Zidan, kantin yuk.." Obos memukul pelan bahu Zidan sehingga pemilik bahu tersebut langsung menoleh kepada seorang laki laki gendut yang berdiri di sampingnya.

Zidan menggelengkan kepalanya untuk menjawab ajakkan Obos.

"Ayolah Dan emang lo ga budeg lama lama di dalam nih kelas setan? Gue aja udah mual." kata Obos sambil sesekali menatap ngeri isi kelas.

"Lo bunting, Boss???" Sandi refleks langsung memegang perut Obos yang besar.

"Anjing!" Obos menoyor kepala Sandi yang sejajar dengan perutnya dengan sekali hentakan.

Zidan yang memperhatikan gurauan temannya hanya menggeleng gelengkan kepalanya.

"Ayo." Zidan berdiri dari pertahanan duduknya kemudian berlalu meninggalkan kedua temannya.

"Kemana Dan??" tanya Obos sambil berlari mengejar Zidan yang sudah sampai di depan pintu kelas.

Zidan menghentikan langkahnya kemudian menatap datar Obos dan Sandi secara bergantian. "Kantin?"

"Gue gak laper." kata Obos dengan polos.

"Ah elah, bukannya tadi lo yang ngajak ke kantin Obbbbooooosss??" Kata Sandi dengan geram sambil mengelus elus perut gendut Obos dengan kasar.

"Kan tadi, sekarang nggak. Apaansiiii tangan lo udah mulai nakal ya San!"

"Iwhhh jijik gue." refleks Sandi memukul sekali perut Obos sehingga menyisakan guncangan diperut cowok gendut itu.

Zidan tidak memperdulikan kedua teman temannya, dia langsung meninggalkan kedua temannya yang masih saja bergurau satu sama lain. Zidan bukanlah seorang yang terlalu banyak bacot, dan kurang menyukai hal hal yang berbau komedi, dia adalah seseorang yang bisa saja membuat orang lain ingin membunuhnya, karena selain dia adalah tipe orang yang irit bicara, dia juga dijuluki dengan nama Raja kutub karena sifatnya yang begitu dingin. Namun hal itu tidak menjadi masalah karena ia memiliki wajah yang tampan, dan dia juga merupakan cucu dari seorang pengusaha terkenal.

"Woi Zidan tadi mana?" tanya Obos sesaat setelah bergurau dengan Sandi. Dia benar benar tidak tahu bahwa Zidan sudah pergi meninggalkannya sejak tadi.

ZIDAN (ON-GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang