Sudah seminggu ini Natcha rutin berkirim pesan di line dengan Zaki. Tanpa terasa mereka kian dekat secara alami. Bahkan sangkin seringnya berkirim pesan Natcha sampai tak bisa lepas dari benda pipih tersebut. Seperti pagi ini, sedari bangun tidur notif line tak berhenti berbunyi dan senantiasa membuat bibirnya mengukir senyuman.
Aby Zaki : Selamat sarapan, Nat. Makan yang kenyang
Natasya Affrani : Iya, Kak, makasih. Kakak juga jangan lupa sarapan ^^
Aby Zaki : Pasti.
Aby Zaki : Pulang sekolah nonton ya pertandingan basketku..
Natasya Affrani : Iya, Kak. Aku pasti nonton.
Aby Zaki : Yaudah sarapan dulu Nat
Natasya Affrani : Oke Kak...
"Duh...yang senyum-senyum mulu liatin hape dari tadi..." ujar Fani membuat Natcha mengangkat dagunya. Menyengir lebar mendapati Farhan, Fani dan Arllen yang telah berkumpul di meja makan.
"Pagi, Tante, Om..."
"Arllen...kamu jangan sampai keduluan sama cowok lain dong...Mamah gak rela kalau Natcha direbut cowok lain..." rengek Fani heboh. Arllen hanya memasang wajah datar dan tak pedulinya.
"Mamah mulai deh godain mereka lagi," sahut Farhan.
"Nat, kamu sama Arllen aja ya, jangan sama cowok lain..." Fani memasang wajah merajuknya. Memohon dengan mata berbinarnya.
"Ah, Tante bisa aja," jawab Natcha sekenanya. Sekilas melirik Arllen yang duduk di seberangnya. Dingin. Tatapan Arllen lagi-lagi membuatnya merinding.
"Udah-udah ayo sarapan. Nanti malah kesiangan..." ujar Farhan menyudahi drama yang dibuat sang istri.
***
Natcha belum juga berhenti dengan keasyikannya bermain gadget. Sepanjang perjalanan menuju sekolah, tepatnya di dalam mobil Arllen gadis itu tenggelam dengan keseruannya sendiri. Mengabaikan keberadaan Arllen yang berada di sebelahnya.
"Korban teknologi," celetuk Arllen.
Natcha mengerutkan kening mendengar cibiran yang ditujukan kepadanya. Tapi ia diam tak berniat membalas. Membuat Arllen semakin merasakan ketidaksukaannya diabaikan oleh gadis itu. "Ada apa sih di hape, liat sini!" Dengan satu gerakan benda pipih itu sudah berganti tangan.
Air muka Arllen langsung berubah sangat datar ketika matanya dengan jeli melihat chat room Natcha dengan Zaki. Saling melontarkan pertanyaan dan emoticon lucu. Membuatnya seketika meradang, seolah bom siap meledak dalam hitungan cepat.
"Apaan sih, Len. Siniin hapeku...!" Natcha berusaha meraih namun kesigapan Arllen menggagalkannya. Ia pun menelan ludahnya susah payah. Merasakan sesuatu yang buruk akan segera terjadi.
Dengan lincah jari Arllen menyapu layar sentuh di tangannya. Semakin banyak ia membaca obrolan keduanya semakin ia dirasuki rasa ketidakrelaan. Dihempaskannya kasar gadget milik Natcha kearah pemiliknya. Natcha hampir keteteran menangkap benda pipih tersebut, takut jatuh namun mendarat mulus ke pelukannya.
"Gak sopan liat hape orang seenaknya!"
Tak ada balasan dari Arllen, cowok itu fokus dengan kemudianya. Menahan kesal yang kian menjalar.
Sampai di sekolah. Arllen tak mengatakan sepatah kata pun. Terdiam dengan begitu dingin. Natcha mempercepat langkahnya agar jauh dari manusia dingin itu. Wajah horornya membuat ia bergidik ngeri. Tapi cengkeraman di pergelangan tangannya membuat ia dengan terpaksa berjalan sejajar dengan manusia itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSSESSIVE PRINCE √
Teen FictionHanya fiksi semata, ambil baiknya buang buruknya. Natasya Affrani (Natcha) tak pernah mengira takdir mempertemukannya dengan Arllen Atthala Naufal si cowok famous di sekolahnya. Ia tak tahu apa pun mengenai cowok yang terkenal karena ketampanan waj...