11. SENJA BERSAMAMU

80.1K 5.9K 296
                                    

"Biarlah waktu yang akan menjawabnya, tentang perasaan yang masih mereka ragukan bersama."

---

Sabtu pagi yang begitu cerah disambut dengan pemandangan manis yang disugukan oleh Arllen dimeja makan. Bagaimana tidak manis, ketika ia bangun kesiangan tapi Arllen ada di sana untuk menunggunya sarapan. Terlebih lagi yang membuat pagi ini terasa manis adalah sebuah kotak berwarna pink tengah tersaji cantik di atas meja. Entah mengapa tingkat ketampanan Arllen hari ini berlipat-lipat ganda. Seolah tak ada henti-hentinya membuat kejutan.

Natcha pun duduk di hadapaan Arllen, ada perasaan senang bercampur grogi. Entah sejak kapan tatapan mereka memiliki makna yang begitu dalam. Tanpa sadar senyum gadis itu pun merekah dan Arllen membalas senyumannya. Seketika atmosfer di meja makan pagi itu begitu romantis. Atau hanya Natcha yang merasa seperti itu?

"Selamat pagi, Arllen."

"Pagi juga, Nat."

Canggung kemudian, keduanya saling memutar bola matanya, mencari peralihan. "Emm-ini apa?" tanya Natcha akhirnya.

"Itu buat kamu. Kamu janji mau nerima aku-Eh, maksudnya, kamu janji mau nerima permintaan maaf aku," ralat Arllen cepat.

Kegugupan Arllen membuat Natcha menahan tawanya. Pasalnya cowok dengan wajah yang biasa cool itu menjadi begitu lucu jika sedang gugup atau salah tingkah. Rasanya, mereka semakin hari menjadi semakin bertambah dekat. Dan semenjak kemarin Natcha tahu selain sifatnya yang kasar dan temperamental, Arllen mempunyai sisi yang sangat hangat dan perhatian. Mana ada cowok yang mau repot-repot cari ini-itu hanya untuk cewek yang sedang menstruasi? Kecuali cowok itu...

"Kok, bengong?" Pertanyaan Arllen membuyarkan pikiran sepintasnya.

"He-enggak kok."

"Dibuka buruan..."

"Iya..."

"Iya apa?"

"Iya mau buka-

"Buka apa?"

"Bu-buka kotaknya."

Arllen tertawa menikmati ekspresi gadis di hadapannya. Cepat-cepat Natcha membuka kotak itu, kelamaan menatap Arllen tidak baik untuk kenormalan jantungnya. Dibukalah kotak berwarna pink itu dan ditemukannya sebuah ponsel berwarna gold di dalamnya. Natcha tertegun, mengingat kejadian saat di mall waktu itu. Perasaan bersalahnya tiba-tiba muncul. Ini bukan ponsel yang bisa dibeli oleh anak sekolah. Harganya sangat mahal. Sudah gitu Arllen membayar dua ponsel karena perbuatan kekanak-kanakannya.

"Sekali lagi aku minta maaf atas kesalahan yang aku buat ke kamu, Nat. Tolong maafin aku."

Natcha menelan ludahnya susah payah. Posisinya sekarang berbalik, ialah yang seharusnya meminta maaf. Ponsel yang belum sempat diambilnya itu ia serahkan kembali kepada Arllen bersama kotaknya.

"Makasih, Len, tapi aku gak bisa menerima barang semahal ini."

"Loh, kenapa?" geger Arllen.

"Ini terlalu mahal. Udah gitu aku ngebuat kamu membayar double untuk ini. Aku jadi berhutang ke kamu," tutur Natcha tak enak hati.

"Kamu udah janji mau menerima permintaan maaf aku, Nat. Dan itu adalah simbol kalau kamu sudah memaafkan aku. Tolong terima, kalau gak aku akan terus merasa bersalah!" tegas Arllen meyakinkan.

"Tapi-

"Aku enggak nerima penolakan kamu.." potong Arllen begitu serius.

Sorot mata tajam itu lagi, seakan hapal dengan sifat Arllen, akhirnya Natcha pun menerimanya. Ia tidak ingin Arllen yang emosional kembali lagi.

MY POSSESSIVE PRINCE √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang