Fanmeet #4

4.7K 687 27
                                    

Chapter 4

Kyungsoo baru saja memanggil namaku?

Aku memastikan diriku sendiri bahwa aku sedang tidak berdelusi. Dan sepertinya sekarang aku sedang melotot ke arahnya tanpa sadar. Jujur saja, aku kaget. Sangat kaget. Dia tahu namaku? Yaampun ini gila. Aku mencoba berpikir rasional. Mungkinkah Chanyeol menceritakan tentang aku kepadanya? Kenapa bisa?

Tapi sebentar, aku bahkan baru saja memperkenalkan namaku pada Chanyeol. Semua dugaanku terasa mustahil.

"Y/n? Aku tidak mengingat dengan jelas nama-nama pada name-tag para peserta fanmeet, tapi kuharap aku tidak salah menyebut namamu." ucap Kyungsoo, membuyarkanku dari pemikiranku yang tidak-tidak.

Seketika, ekspresiku berubah seperti orang bodoh yang sedang kecewa. Kenyataan yang ada telah memukulku telak.

.. Aku ingat. Aku ingat aku memang mengisi data peserta fanmeet. Aku bahkan mengenakan name-tag saat itu. Bodohnya. Aku merasa diriku hina karena sempat berpikiran Chanyeol dan Kyungsoo membicarakanku. Aku amat yakin bahwa mereka bahkan takkan sudi menyebut-nyebut namaku dalam pembicaraan mereka. Kurasa aku telah amat berdosa karena berani-beraninya berpikir demikian.

Aku sadar aku belum menjawab pertanyaan Kyungsoo.

"Ya, aku y/n. Aku amat terkesan karena kau mengingat namaku, oppa." jawabku. Aku mencoba untuk bermulut manis di depannya.

Mengingat fanmeet kemarin yang terasa kacau dan sia-sia, mari gunakan kesempatan kali ini untuk berbicara sepuas-puasnya dengan Kyungsoo. Kesempatan tidak datang dua kali, dan jika memang kesempatan itu datang lagi pada kali kedua, mungkin Tuhan sedang mengasihaniku seperti pada saat ini.

"Aku selalu berusaha untuk mengingat nama kalian." jawab Kyungsoo.

"Kalian" yang dimaksudnya mungkin adalah EXO-L.

"Aku terkejut melihat kalian seakan-akan saling kenal, jadi kau menghadiri fanmeet waktu itu demi Kyungsoo?" tanya Chanyeol.

"Berhenti menggodanya" ujar Kyungsoo kepada Chanyeol.

"Memang kenapa kalau aku menggodanya? " ujar Chanyeol. Chanyeol menatap Kyungsoo dan seakan paham,  Kyungsoo tertawa dan menepuk punggung Chanyeol.

Mereka lalu larut dalam pembicaraan mereka dan aku menyimak diam-diam. Tak lama setelahnya,  Kyungsoo menoleh ke arahku.

"Aku senang dapat berjumpa lagi denganmu, tapi sayangnya aku harus meminjam Chanyeol untuk saat ini. Boleh?" Kyungsoo melanjutkan ucapannya.

"Tentu" (tentu tidak boleh,  kecuali kau menggantikannya di sini dan menemaniku) jawabku. Aku agak sedih karena pertemuanku dengan mereka terasa amat singkat. Aku ingin menahan mereka lebih lama lagi di sini, tapi setidaknya aku tahu diri. Aku bukan siapa-siapa mereka.

Chanyeol berdiri dari tempatnya dan berdiri berhadapan dengan Kyungsoo.

Hal pertama yang kuperhatikan begitu Chanyeol berdiri adalah.. perbedaan tinggi mereka berdua. Aku akui, tinggi Kyungsoo memang cukup ideal bagi wanita. Tapi, bila membandingkan tingginya dengan tinggi Chanyeol, aku merasa kasihan. Kyungsoo terlihat begitu kecil.

"Kurasa kami harus pergi sekarang. Kau boleh pesan menu apapun yang ada disini, kau perlu banyak makan. Badanmu terlalu kecil dan kurus." Ucap Chanyeol sambil menengok ke arahku.

"Baik, baik. Aku tidak akan sungkan memesan apapun kalau begitu." Jawabku sambil tertawa.

"Kau juga harus belajar memasak, harus." Chanyeol menambahkan.

Aku mengangguk-anggukan kepala dan tertawa kecil.

Kyungsoo menengok ke arahku dan mengisyaratkan bahwa ia dan Chanyeol akan segera pergi.

Saat mereka keluar dari restoran, pikiranku penuh dengan berbagai hal. Mungkin ini jadi pertemuan terakhir. Yang bisa kulakukan saat ini hanyalah bersyukur kepada segala kesempatan yang datang kepadaku sehingga aku dapat bertemu dengan mereka. Mulai saat ini aku akan kembali menjadi gadis biasa yang hanya bisa memandangi mereka lewat layar ponsel. Aku akan kembali menghabiskan hariku berandai-andai, membayangkan apa yang akan terjadi kalau saja aku terlahir di "dunia" yang sama dengan mereka. Tapi, kurasa begini juga sudah cukup. Aku bahagia dapat mencintai mereka diam-diam.

Mencintai diam-diam adalah suatu bentuk cinta yang paling tulus, bukan?

Mencintai diam-diam sama hal-nya dengan melakukan suatu perbuatan tanpa pamrih. Ketika mencintai seseorang diam-diam, kita tidak meminta balasan apapun dari orang tersebut.

Orang yang mencintai diam-diam hanya bisa berharap.

Untungnya, Tuhan seringkali berbelas kasih kepada mereka yang mencintai diam-diam, seperti disaat Tuhan mengizinkanku mendapatkan tiket fanmeet dihari itu.

***

[Chanyeol POV]

Si gadis kuncir kuda itu benar-benar datang. Aku melirik jam tanganku. Sudah telat hampir 1 jam dari waktu yang dijanjikan. Aku tak langsung menghampirinya. Aku sengaja membiarkannya sendiri. Itu balasan untuknya karena sudah datang terlambat. Pelayan restoran langsung menghampirinya dan mengantarnya ke meja di pojok ruangan. Aku memang sudah memberitahukan pada semua pelayan disini bahwa aku punya janji dengan seseorang untuk makan siang.

Gadis itu duduk. Aku dapat dengan jelas melihatnya sedang mengamati ruangan restoran. Ia tersenyum. Sebentar, daripada tersenyum, itu lebih pantas disebut dengan seringai. Iya, dia menyeringai. Kepalanya mendongak seakan ingin melihat seisi ruangan ini dengan lebih jelas. Tak lama, ia mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya. Apa ia akan mengabariku? Mungkin ia akan memberitahuku lewat e-mail bahwa ia telah tiba di sini dan meminta maaf karena datang terlambat. Aku langsung memutuskan akan menghampirinya setelah mendapatkan e-mail darinya. Tapi kalian tahu apa yang ternyata dilakukannya? Ia menghubungi ibunya.

"Ya, aku sudah sampai. Baik-baik, aku akan menghubungi mama nanti." gadis itu menutup teleponnya.

Aku menahan tawa begitu melihatnya dan langsung menghampirinya.

'Aku rasa akan sulit mendekatinya jika menemui ibunya adalah syarat utamanya.' batinku.

' batinku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tbc.

FanmeetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang