SPECIAL CHAPTER.

5.2K 591 89
                                    

Aku melilitkan syal merahku hingga menutupi separuh wajahku, mencegah udara dingin bulan Desember membekukan hidungku. Kini aku berdiri di depan pintu apartemenku. Aku menempelkan keningku ke muka pintu dan merasakan hawa dingin yang tersimpan pada permukaan pintu menjamah keningku.

"Selamat tinggal, aku akan pulang ke rumahku kali ini.." ujarku lirih.

Berat juga ternyata meninggalkan tempat yang sudah kutinggali kurang lebih 10 tahun lamanya. Lebih dari separuh hidupku kuhabiskan di apartemen ini. Apartemen ini juga pernah kedatangan seorang tamu istimewa yang kurasa tak perlu kusebut siapa namanya karena kuyakin kalian tahu siapa orangnya.

Dia orang yang berhasil membuatku merasakan sesuatu yang seribu kali lebih buruk dari yang disebut patah hati.

Aku segera keluar dari gedung apartemenku.

2 koper besar sudah tersimpan rapih dalam bagasi, siap menemani perjalananku. Sebuah tas jinjing warna biru berukuran besar kuletakkan diatas pangkuanku. Aku memandangi seluruh isi kota Seoul lekat-lekat dari dalam taksi yang kutumpangi.

Pemandangan Seoul pagi ini membuat hatiku semakin gundah. Kelabu mewarnai langit Seoul dan udara dingin menyelimuti seisi kotanya.

Selamat tinggal, Seoul.

***

Aku melangkahkan kakiku berat. Hari ini aku akan pulang ke Indonesia. Aku sudah tiba di bandara dan sedang menunggu jadwal keberangkatan saat ini.

Bandara adalah tempat bertemunya mereka yang sudah lama berpisah, bandara adalah tempat bagi mereka yang ingin memulai pengalaman baru untuk mengunjungi tempat-tempat jauh di luar sana. Bandara adalah tempat terakhir untuk melihat orang-orang yang kau sayangi, tempat paling tepat untuk mengucapkan selamat tinggal.

Sejak hubunganku dan Chanyeol berakhir, aku melupakan dan menghapus segala hal yang berkaitan dengannya. Chanyeol hadir dalam hidupku bagai lamunan yang tidak kusadari dan hilang dalam sekejap bagaikan mimpi buruk.

Aku bahkan menonaktifkan akun instagramku. Aku ingin memulai sesuatu yang baru mulai saat ini.

Jujur saja sampai saat ini aku tidak pernah menyangka segala hal yang kualami bersamanya akan berakhir seperti ini. Setelah berpisah dengannya, setiap harinya kujalani dengan setengah mati.

Aku menangis setiap harinya, memanggil namanya ribuan kali, memikirkannya hingga terbawa mimpi, tapi segala yang dia berikan sampai saat ini hanyalah perasaan sakit dan kehilangan.

Tidak ada yang lebih menyedihkan dibanding duduk seorang diri dilantai apartemenmu yang dingin dan terus-terusan memutar-balik kenangan dengan seseorang yang "pernah" kau cintai setengah mati. Tapi, itulah yang kulakukan selama satu minggu terakhir. Setiap harinya, selalu begitu.

Ini akhir-akhir yang sering terjadi seperti di film sedih. Padahal yang kuharapkan sejak awal bukanlah akhir seperti ini. Apa kalian juga begitu?

Chanyeol adalah seseorang yang paling kuharapkan lebih dari kehadiran siapapun di dunia saat ini.

Aku lebih memilih menyesali pertemuanku dengannya daripada harus berpisah dengannya seperti ini.

Aku duduk dikursi tunggu bandara dan mulai merasakan nafasku menjadi sesak. Tenggorokanku terasa menyempit dan mataku terasa panas. Aku pun menangis.

Aku merasakan kehilangan yang amat dalam. Memulai sesuatu yang baru terasa begitu berat bagiku karena aku harus meninggalkan segala yang pernah kumiliki dan melupakan segala hal yang pernah kuingat.

Mungkin benar memang tidak pernah ada yang namanya putus dengan baik-baik.

Dalam hidup kita bersentuhan dengan banyak orang, lalu berpisah. Berulang-ulang terus seperti itu.

FanmeetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang