Fanmeet #11

3.6K 578 21
                                    

Chapter 11

Kalian tahu kemana Chanyeol membawaku saat ini?

Pasar malam.

Sudah bertahun-tahun lamanya aku tidak pernah datang kesini. Sewaktu keluargaku masih tinggal di Korea, papa seringkali membawaku kesini. Biasanya kami akan bermain tembak-hadiah (walau seumur hidup, papa tak pernah memenangkan satu hadiah pun untukku)

Kami berjalan menyusuri pasar malam. Suasananya ramai dan menyenangkan.

"Dingin?" Tanya Chanyeol.

Aku mengangguk. Chanyeol meraih tangan kananku dan melepas sarung tangan yang kukenakan.

Chanyeol lalu menyelipkan tanganku ke dalam sakunya dan mengenggamnya erat.

"Lebih hangat, kan?" Ujarnya sambil tersenyum.

Aku mulai terbiasa dengan perlakuannya, bahkan aku merasa nyaman.

Aku memberanikan diri menyenderkan kepalaku ke bahunya. Kelihatannya Chanyeol terkejut dengan perilaku manjaku saat ini.

"Gadisku berperilaku manis hari ini." Ujar Chanyeol.

"Akan kuhentikan jika kau keberatan" jawabku.

"Kau tidak akan berkata seperti itu kepada Kyungsoo" ujar Chanyeol.

Ia mulai mengungkit-ungkit kejadian di Vivapolo. Kurasa ia cemburu. Itu membuatku gemas dan semakin ingin menggodanya.

"Menurutmu?" Tanyaku.

"Ahhhh pergilah kencan bersama dengan Kyungsoo kalau begituuu" ujar Chanyeol dengan nada marah yang dibuat-buat.

"Oh lihat siapa yang marahhh" ujarku sambil menyeringai dan menunjuk-nunjuk wajahnya.

"Ya! Aku maraah. Sangat maraaah." Ujar Chanyeol. Ia mencubit pipiku.

"Heiii! Sakit!" Ujarku setengah berteriak.

Orang-orang disekitar langsung menaruh perhatian mereka ke arah kami. Pandangan mereka was-was. Curiga kalau Chanyeol melakukan sesuatu yang buruk kepadaku. Chanyeol langsung melepaskan cubitannya.

"Kau memancing keributan." Bisik Chanyeol.

Aku hanya tertawa.

"Maaf maaf" ujarku sambil tersenyum ke arahnya.

"Ah hentikan senyumanmu itu, kau curang!" Ujar Chanyeol

"Kenapa curang?" Ujarku.

"Aku tak pernah bisa menang melawan senyumanmu itu, y/n" ujarnya.

"Yah, rayuanmu juga tak kalah hebat." Balasku.

Langkah Chanyeol terhenti melihat sebuah stand.

"Mau main tembak hadiah?" Tanya Chanyeol antusias.

"Boleh" jawabku.

"Woahh..Aku ingin itu!" Ujarku sambil menunjuk sebuah boneka beruang berwarna coklat muda yang besarnya hampir seukuran tubuh mungilku.

Chanyeol menoleh ke arahku.

"Yang satu itu mustahil untuk didapatkan, y/n. Boneka itu tidak akan mungkin jatuh dengan 10 kali tembak sekalipun. Ukurannya terlalu besar." Ujar Chanyeol.

Aku cemberut.

"Ah baiklah. Tunggu sebentar." Ujarnya.

Raut wajah Chanyeol berubah serius begitu mencoba permainan tembak-hadiah. Bila kujelaskan betapa tampannya Chanyeol saat ini, kalian hanya akan bisa cemburu mendengarnya.

Ternyata benar, sudah sekitar 7x Chanyeol mengenai boneka tersebut, tapi boneka itu tak juga jatuh. Aku jadi merasa bersalah karena memintanya mendapatkan boneka itu.

"Sudah tidak apa, lagipula kita sudah bersenang-senang hari ini" ujarku.

Chanyeol tidak menjawab. Ia masih terus mencoba permainan tembak-hadiah tersebut.

"YAAA! JATUH!! PAMAN, BONEKANYA JATUH!!" teriak Chanyeol. Si paman penjaga stand langsung mengambilkan boneka yang berhasil dijatuhkan Chanyeol dan memberikannya padaku. Spontan mataku melebar dan aku tersenyum.

"Hebat!" Ucapku.

Chanyeol terlihat puas dan bangga dengan dirinya sendiri.

"Terimakasih, oppa." Ujarku.

"Kau senang?" Tanya Chanyeol.

"Sangat senang." Jawabku sambil tertawa.

"Papa dan aku juga sering kesini, dulu saat keluargaku tinggal di Korea. Tak sekalipun papa memenangkan permainan tembak-hadiah. Ini hadiah pertama yang kudapatkan." Lanjutku.

Chanyeol berjongkok lalu menunjuk-nunjuk pipi kirinya.

Aku maju selangkah, aku menundukkan kepalaku lalu aku mencium pipinya.

Kedua sudut bibir Chanyeol terangkat ke atas memperlihatkan lesung pipinya. Aku bisa diabetes. Itu senyumnya yang paling manis yang pernah kulihat sampai saat ini.

***

Sekarang kami menuju ke parkiran. Sudah pukul 11:00 malam. Kurasa langit malam saat ini tengah mendung karena sesekali aku mendengar bunyi gemuruh.

Hujan.

Aku membuka telapak tanganku, membiarkan hujan mendarat di atasnya. Dingin. Rasanya air hujan menggelitik seluruh badanku. Chanyeol yang tengah berlari menuju mobil menghentikan langkahnya begitu melihatku berdiri dibawah hujan.

Malam itu, kami menari dibawah hujan. Aku melepas heels yang kukenakan. Aku menari dengannya dengan gaun terbaikku. Walau hujan membuat pandanganku menjadi kabur, aku bisa melihatnya tersenyum saat ini.

Ia mendekat.

..and that night, we kissed.

Tbc.








FanmeetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang