Fanmeet #12

3.6K 553 12
                                    

Chapter 12.

Aku membuka mataku. Pria di depanku ini sekarang tengah tersenyum dan menatapku dalam.

Aku baru saja mendapat ciuman pertamaku. Ini gila. Dalam 17 tahun hidupku, aku tak pernah berpikir kalau aku akan mendapatkan ciuman pertamaku dari seorang Park Chanyeol.

Aku menutupi wajahku dengan kedua telapak tanganku.

Chanyeol juga ikut-ikutan menutup wajahnya. Pura-pura malu. Menyebalkan. Aku memukuli dada bidang Chanyeol.

"Kenapa kau marahhh. Hei-sudahh.." ujar Chanyeol sambil tertawa keras sekali. Ia memegangi kedua tanganku guna menghentikan pukulanku.

"Apa mama akan marah kalau tahu apa yang baru saja kita lakukan?" Tanyaku polos.

"Jadi yang tadi itu pertama kalinya?" Tanya Chanyeol. Nada bicaranya terdengar seperti orang yang tidak percaya.

Mendengar ucapannya entah mengapa membuatku panas. Aku menarik tanganku dari genggamannya.

"Jadi yang tadi sudah yang keberapa kali bagimu?" Tanyaku sarkas. Entah kenapa aku malah sakit hati mendengar pertanyaannya barusan. Lagipula, pertanyaannya itu seperti ia sudah sangat sering mencium banyak gadis.

Chanyeol diam dan sepertinya ia menyadari kata-katanya tadi membuatku marah.

"Kita tidak usah membahasnya lagi." Ujar Chanyeol.

Aku diam.

Ia lalu memegang pergelangan tanganku dan menariknya pelan.

"Ayo pulang" ujarnya lembut.

***

"Kau masih marah?" Tanyanya begitu kami dalam perjalanan pulang.

Aku tak menjawabnya. Aku tahu perbuatanku egois, tapi bagaimanapun aku ingin melampiaskan kemarahanku padanya. Jujur saja kuakui, aku cemburu.

"Masih mau makan?" Tanya Chanyeol lagi, berusaha mengambil hati.

Aku masih diam. Kepalaku kusenderkan ke kaca jendela mobilnya. Aku sibuk memperhatikan pemandangan di luar jendela mobil.

"Kalau kau masih marah seperti itu, aku akan mengadukannya pada ibumu." Ujar Chanyeol.

Aku menoleh ke arahnya dan menatapnya dengan tatapan datar, pura-pura tak peduli. Sebenarnya aku bingung dengan apa yang baru saja dikatakannya. Aku tak bisa mencerna kata-katanya.

"Aku akan mengadukan pada ibumu kalau tadi kita berciuman." Ujarnya memperjelas perkataannya sebelumnya.

"Jangan" balasku singkat. Aku berusaha terlihat acuh tak acuh, namun sejujurnya sepercik rasa panik membuatku cukup gentar untuk berlama-lama marah kepadanya.

"Aku tidak peduli, akan kuadukan padanya." Jawab Chanyeol. Ia tersenyum jahil.

Aku diam beberapa saat.

Kurasa ia telah menghancurkan baju zirah yang kujadikan tameng untuk mengacuhkannya. Dia sudah berhasil membuatku meredam rasa kesalku dengan balik mengerjaiku.

"Jangan. Kumohon." Ujarku. Aku rasa sekarang ia telah berhasil mengambil hatiku.

"Kau lanjutkan saja acara marah-marahmu tadi. Sepertinya kau sedang asik marah. Aku tak ingin menganggu acaramu." Jawab Chanyeol.

"Tapi kan sekarang aku tidak marah. Jangan beritahu mama. Yaa? Ya? Kumohonn.. oppaaaa" ujarku sambil menarik-narik lengannya pelan.

"Aku juga akan memberitahunya kalau kau mengangguku saat mengemudi." Ujarnya lagi.

FanmeetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang