Prolog

16.6K 924 27
                                    

Malam itu bak neraka dunia.

Malam paling aku benci, disaksikan oleh bintang dan rembulan aku mengutuk sang Ibu tiri.

Masih ingin tetap membaca ceritaku yang dipenuhi pilu?

Namaku Cha Hyena, jika didalam cerita dongeng puteri disney, aku lah Sang Cinderella.

♡♡♡


Tiba-tiba air tumpah dari atas kepalaku, yang membuat basah seluruh tubuhku.

Aku hanya diam, menunduk dan menangis seperti orang bodoh.
Membiarkan mereka melakukan hal yang semena-mena.

"Kenapa kau mengadu pada Ayahmu hah? Jawab aku!"

Yang berkata barusan adalah Ibu Tiriku, namanya Jung Haesoo, dia adalah penampakan iblis nyata dunia.

Lalu tiba-tiba sebuah tangan menjambak rambutku keatas. Aku meringis dan berdiri karena rambutku ditarik dengan paksa.

"Akh- ibu! Tolong lepas- akh-!"

Kemudian dia melepaskan jambakannya dengan kasar, mendorongku sampai jatuh.

Aku meringis di sela-sela tangis, karena sungguh ini sangat sakit.

Dia mendekat. Lalu menangkup daguku dengan tangannya, membuat aku mau tidak mau harus menatapnya.

"Sekali lagi kau mengadu pada Ayahmu, Aku tak akan segan-segan memberimu pelajaran! Bahkan lebih dari ini!" katanya dengan beringas sambil mendorong kepalaku.

"SooShinie, Kajja," ucapnya kepada anaknya yang memang sedari tadi berdiri tak jauh dariku, menyaksikan perlakuan ibunya seperti tontonan yang menyenangkan.

Anaknya- Park SooShin, tersenyum mengejek sambil terus berjalan keluar dari kamarku mengikuti Ibunya.

"Rasakan itu sialan," ucapnya sebelum benar-benar keluar dari kamar.

***

Hari sudah malam, dan aku berjalan tak tentu arah, dengan sakit di sekujur tubuhku.

Setelah kejadian tadi aku langsung meninggalkan rumah, tak peduli bajuku yang basah.

Ibu tiri itu ternyata memang kejam.
Cerita dongeng itu memang nyata, karena itulah yang kurasakan sekarang.

Ibuku telah meninggal, dan Ayahku menikah lagi dengan Ibunya SooShin yang kejam itu.

Bahkan sepertinya dia lebih kejam dari Ibu Cinderella.

Aku sangat tersiksa, sungguh.
Hampir setiap hari aku merasakan kejadian tadi, dimana aku selalu dibentak, dijadikan babu, dan jika aku menolak atau membantah dan mengadu pada ayahku aku akan mengalami kejadian seperti tadi.

Itu sangat menyakitkan. Kadang aku berpikir untuk menyusul ibuku saja.

Mengingat Ibu, aku punya kebiasaan untuk menatap bintang di langit.

Mitosnya, orang yang sudah meninggal mereka akan menjadi salah satu dari bagian partikel cantik itu.

"Bogoshipda Eomma," ucapku sambil terus menengadah dan menatap bintang yang paling terang.

Tiba-tiba handphoneku bergetar disertai lagu Redvelvet-Dumb Dumb- yang merupakan lagu favoriteku.

Ayahku menelpon.

Mungkin dia khawatir karena aku tidak ada dirumah.

Dengan cepat aku mengangkatnya .

My Life ▪Kth▪✔[re-publish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang