D.e.l.a.p.a.n

4.8K 569 11
                                    

Aku melirik Taehyung diam-diam berkali-kali saat di meja makan pagi ini.

Aku ingin menanyakan tentang perkataan SooShin beberapa hari yang lalu, bahwa ia adalah kekasih Taehyung.

Tapi apa benar? Rasanya aku tidak percaya. Dan sekarang aku ingin memastikannya, tapi aku tidak berani,
karena aku bukan siapa-siapa Taehyung, dan aku tidak mau dia berpikir macam-macam.

Tapi kalau tidak ditanya dan itu benar adanya, kasihan Taehyung.
Aku tahu siapa SooShin, dia hanya akan mendekati lelaki yang kaya raya, dan memanfaatkannya. Dan aku tidak mau Taehyung menjadi korban. Dia terlalu baik.

SooShin sangat berbahaya, dia bagaikan ular yang berbisa, siap untuk menggigit mangsanya kapan saja.

"....Taehyung-ah."

Dan akhirnya sekarang aku berani membuka mulut untuk bicara.
Aku meletakan garpu dan sendokku di atas piring lalu menatapnya.

"Mwo?"

Aku menelan salivaku. Tidak tahu harus berbicara mulai mana.

"Yeoja waktu ity--"

"Park SooShin?"

Aku sempat tergelak, lalu kemudian mengangguk membenarkan.

"Ada apa dengannya?" Taehyung bertanya dengan nada serius.

"Apa benar dia YeojaChingu-mu?"

Tiba-tiba saja Taehyung tersedak, dan itu membuatku panik, segera aku tuangkan air kedalam gelas kaca dan memberikan itu untuknya.

Setelah meminum Air putih itu Taehyung menatapku penuh keheranan.

"Siapa yang bilang? Bahkan aku baru bertemu dengannya seminggu yang lalu. Kau ingat? Saat hari pertama kau bekerja, aku bertemu dengannya di pintu masuk Cafe, karena aku tidak sengaja menabraknya. " jelas Taehyung yang sekarang membuatku paham, kalau SooShin hanya mengada-ngada.

"Tapi kenapa kau menanyakan ini? Kau cemburu?" Taehyung bertanya dengan nada menggoda, membuatku memebalalak dan langsung menggeleng.

Apa-apaan?

"Bagaimana mungkin!" kataku, berusaha untuk tidak salah tingkah.

Dia tertawa renyah, "Aku kira kau cemburu. Jadi kenapa kau menanyakannya?"

Aku terdiam sebentar, memikirkan jawaban yang pas untuk membuat alasan agar dia tidak curiga kalau aku dan SooShin saling kenal.

"Mm...tidak apa. Aku hanya penasaran. Soalnya, dia perempuan pertama yang datang ke rumahmu selama aku disini." ucapku.

Taehyung tersenyum tipis, "Kau salah."

"Hm?" Aku mengernyitkan kening dengan menatapnya heran.

"Perempuan lain yang pertama masuk ke rumah ini adalah dirimu, Cha Hyena."

***

Hari ini cafe ramai seperti biasanya. Aku sekarang tengah membersihkan meja dan kursi yang baru saja ditinggalkan pelanggan. Menyisakan piring dan gelas kotor yang kini aku bawa ke dapur untuk di cuci oleh Sungjae, yang mana hari ini adalah tugasnya untuk mencuci.

Ya begitulah, disini kami membuat jadwal, hari senin dan selasa aku kebagian dalam menyiapkan minuman bersama 3 pelayan lainnya, hari rabu aku bagian menyiapkan kue-kue, dan hari kamis aku akan di dapur di tempat cuci piring, lalu hari ini, hari Jum'at aku bagian membersihkan meja-meja kotor dan mencatat pesanan mereka. Dalan satu bagian ada 4 orang. Jadi kira-kira pelayan disini berjumlah 16 orang.

Saat aku sedang membersihkan meja di meja nomer 19, pandanganku terhenti pada seseorang yang ada di meja nomer 20 itu, tepat di samping meja yang sedang aku bersihkan.

Dia sedang sibuk dengan Laptopnya.
Lalu dengan tiba-tiba pandangan kami bertemu, dia menghentikan aktifitasnya lalu berdiri dari duduknya.

"Hyena?"

***

"Hyena, ceritakan padaku apa yang terjadi padamu?"

Aku tersenyum, mencoba memperlihatkan padanya bahwa aku baik-baik saja.

"Kau tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja, HaEun-ah."

Ya...dia adalah sahabatku Han HaEun.
yang waktu itu aku telpon menggunakan telpon Rumah Taehyung.

Tanpa ku sadari air mata lolos dari pelupuk mataku. Sial, kenapa aku menjadi sangat lemah jika berhadapan dengan HaEun.

"Ck! Apanya yang baik-baik saja? Lihat sekarang kau malah menangis." dia nampak kesal. Kemudian dia menghela dengan kasar.

"Tolong beri tahu aku." pintanya dengan nada memohon.

Aku menatapnya dengan mata berkaca-kaca, lalu dengan satu tarikan napas, aku mengangguk lalu mulai menceritakan semuanya.










"Dasar Nenek sihir!" HaEun mengumpat kasar, setelah aku tuntas menceritakan semuanya.

"Dan....beberapa hari yang lalu aku bertemu dengan SooShin Lagi. "

HaEun langsung menatapku "Dimana? Cafe ini lagi?"

Aku menggeleng "Ani, bukan disini tapi dirumah Taehyung. "

HaEun menggenggam kedua tanganku "Hyena...Mian. "  HaEun Menunduk.

"HaEun-ah, kau tidak salah. "

Dia mendongkak menatapku "Maafkan Aku. Sebenarnya bisa saja kau tinggal dirumahku, tapi...tapi, Argh! Kenapa rumahku dan Rumahmu itu bertentangga sih?!"

Aku meringis pelan melihatnya "Kalau kita tidak bertetangga kita tidak akan berteman Han HaEun. " ucapku lalu tertawa, dia pun juga ikut tertawa.

Seketika aku melupakan semua beban dalam hidupku walau hanya sebentar.
Terimakasih Han HaEun kau memang sahabat terbaikku .

"Hyena? Kau sudah selesai mengobrol?" Aku menoleh kearah suara di belakangku.

Ah, ternyata itu Nayoung dengan nada sarkastiknya.

Belum!. Ingin sekali aku menjawab seperti itu, tapi apalah dayaku.

"Sudah Nayoung-ssi. Baiklah HaEun-ah Aku kembali bekerja dulu. " HaEun mengangguk, lalu aku pun melangkah mengiringi Nayoung di belakang.

"Siapa dia? Sepertinya kalian akrab sekali." tanya Nayoung saat sudah memasuki area dapur.

"Dia Sahabatku."

"Ohh. Jika ingin mengobrol lebih lama jangan saat jam kerja, Ara?"

"Araseo."

Nayoung memang seperti ini.
Ara Eonnie dan Hyura tak terlalu menyukainya dengan sikapnya yang dingin dan mulutnya jika berbicara sangat tajam, selalu terkesan menyindir.

Kata Ara Eonnie, Nayoung sudah lebih dahulu bekerja disini dari pada dia dan Hyura, dengan usia yang masih muda.

Dan ternyata Nayoung lebih muda setahun dariku, jadi itu mengapa aku tak memanggilnya dengan embel-embel Eonnie.

A/n

Hehehe jumpa lg setelah td malam.

Oh iya, aku bikin work ff baku baru, judulnya Thank You, cast nya Jimin.
Siapa tau suka, xiexie^^

My Life ▪Kth▪✔[re-publish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang