3. The Wedding

54.4K 1.7K 41
                                    

Nila's Pov*

Aku menatap pantulan diriku di cermin. Inilah akhirnya? (Harus kuakhiri... Sebelum cintamu semakin dalaaam~ #ehh salah -___-)
Batinku. Hari ini aku menikah dengan pak Rey. Apa jadinya jika Kiki tau aku akan menikah dengan orang itu?! Aish... Memikirkannya saja sudah membuat otakku hampir meletus.

"Nil, udah selesai? Suami lo udah nunggu lo tuh. Kasian nyambut tamu sendirian." kak Seven datang menegokku ke kamar.

"Biar dikata dia sendirian toh nggak masalah buat gue kan? Gue terpaksa nikah nih! Harusnya kan lo yang nikah..." aku mempoutkan bibirku padanya.

"Aish... Benarkah bocah nakal ini sudah menikah?! Lo bahkan lebih buruk dari anak SMP yang baru putus dari pacarnya. Dan tadi lo bilang apa?! Gue yang harus nikah sama dia?! Hellowww... Lo pikir gue maho?" tanya kak Seven sama sekali tidak woles.

"Yaaa kali aja kalian bisa main pedang-pedangan?" aku mengendikkan bahuku terserah.

"Heh? Belajar dari siapa lo?! Gue masih nafsu sama cewek! Bukan sama cowok!" protesnya tidak terima. Hey ayolah, apa yang dia pikirkan?!

"Kenapa lo marah gitu? Wajar dong cowok main pedang-pedangan. Ntar kalo gue bilang kalian main rumah-rumahan barbie ntar lo tambah meledak. Mikir apaan lo ih?! Dokter cabul..."

Aku berjalan keluar kamar dan melihat ke lantai bawah dimana pernikahanku sedang dilangsungkan. Hell, kenapa orang itu mengundang guru?! Aaaarrrggghhh dasar om-om sialan!! Aku menepuk jidatku pelan. Mampus, gue nggak bisa turun! Kalo gue turun gue bakal dihina abis-abisan oleh para guru.

"Nil ayo turun itu Rey nungguin loh." tepukan pelan di pundakku menyadarkanku dari lamunan panjang nan mengerikan. Aku menatap ke bawah dan ternyata Arfa sedang menatapku untuk turun juga. Aku menghela nafas pasrah saat mama menggiringku turun. Terserahlah apa yang akan terjadi.... Aku tidak peduli. Ini bukan salahku.

"Saya tidak menyangka sama sekali jika istri pak Rey itu murid kita sendiri. Dan juga dia adalah murid paling bandel di sekolahan." celetuk guru bahasa Indonesia.

"Dia sebenarnya anak yang manis, tapi saya mohon... Rahasiakan ini dari guru yang lain." Rey sengaja memeluk pinggangku possessive.

Aarrgghhh memalukan... Rasanya ingin menenggelamkan diri saja ke laut.

3 jam sudah aku dan Rey berdiri disini. Hanya Rey yang menyambut tamu karena semua tamu yang ada disini adalah rekan bisnis Rey. Ternyata dia bukan hanya guru yang menyebalkan. Tapi dia juga arsitek terkenal dan itu malah membuatnya semakin menyebalkan!

"Om, gue capek." keluhku merangkul lengannya.

"Bentar lagi selesai." jawabnya dingin. Aku mengernyit bingung. Tch! Dasar manusia es

"Sayang, acaranya udah selesai, kalian bisa tidur sekarang. Nila, jangan lupa kamu juga harus berangkat sekolah besok pagi." perintah mama.

Aku memasuki kamarku dan melepas semua riasanku. Mama itu berlebihan. Ini hanya pernikahan, kenapa aku harus memakai bedak setebal ini sih?! Ini sangat melelahkan. Terlebih lagi sulit sekali membuka gaun pernikahan ini. Tiba-tiba aku merasakan resleting gaunku turun dengan sendirinya. He?! Aku menengok ke belakang dan Rey sedang berdiri di belakangku dengan jubah mandi dan rambut yang masih basah. Oh shit...

"Gue nggak minta tolong, jadi gue nggak akan bilang makasih." ketusku berlalu begitu saja masuk kamar mandi. Tubuhku sudah sangat lengket karena acara tadi siang. Aku berbaring di bathub.

"Hoi, kamu tidak mati kan didalam sana?!" Rey menggedor-gedor pintu kamar mandi. Aku mendengus frustasi. ish.. Apa orang itu tidak bisa membiarkanku menikmati waktuku sebentar saja?!

Teacher I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang