Aku sedang berjalan di sekitar pusat perbelanjaan sepulang sekolah dengan Kiki. Tentu saja setelah melewati perdebatan panjang dengan Rey, dia terlalu banyak bertanya ini itu. Tapi syukurlah Rey mengizinkanku. Sumpah aku tidak habis pikir, sepertinya setelah aku menikah dengan Rey semua kebebasanku hilang sudah dan apapun yang akan kulakukan aku harus lapor padanya 24 jam. Dikira dia pak RW?! Menyebalkan!
"Lo kenapa sih Nil? Ribet banget dari tadi gue liatin."
"Au ahh Ki... Gue sebel aja sama Rey. Yakali gue kemana-mana harus izin ke dia dulu kan nggak asik banget."
"Wajar lah dia laki lo. Gue mah enjoy aja jomblo bebas kemana-mana."
"Iyalah bebas lagi siapa yang mau ngelarang lo orang cowok aja nggak punya." ledekku sepertinya tepat mengenai ulu hatinya :v suruh siapa dia meledekku duluan. Rasakan!
"Bodo ah! Makan tuh laki posesif!" ucapnya marah meninggalkanku lalu masuk ke toko sepatu. Aku terkekeh pelan, jomblo memang kelemahannya. Yah meski dia cantik dan menawan tapi dia sama sekali tidak punya pacar. Entah apa alasannya. Jangankan pacar, bahkan aku tidak pernah melihatnya dekat dengan lelaki lain selain Abby.
"Yakin lo masih sanggup belanja Ki?" tanyaku menepuk pundaknya pelan, secara dia daritadi sudah membeli banyak sekali barang-barang hingga kami harus ke mobil dulu untuk meletakkan barang-barang itu dan sekarang Kiki akan belanja lagi?! Oh My God! Dia tergila-gila dengan belanja. Bahkan aku saja hanya membeli eskrim dan sepotong atasan saja. Syukurlah dia sudah bisa menghasilkan uang sendiri. Jika tidak kupastikan orang tuanya akan kena serangan jantung mendadak setelah melihat tagihan ATM miliknya.
"Serah lo lah, gue ke toko buku disana dulu. Lo samperin gue kalo udah selesai belanja oke? Jantungam gue liat tagihan lo di kasir." lanjutku akhirnya. Kiki mengangguk. Terserahlah... Aku lelah mengingatkannya untuk tidak boros tapi apalah dayaku, mamanya saja tidak sanggup mengingatkannya. Hanya Abby yang bisa menghentikan obsesi belanjanya itu. Aku berjalan santai ke toko buku sambil mengingat-ingat saat aku, Kiki, dan Abby iseng jalan-jalan ke mall yang selanjutnya terjadi adalah Abby mengambil semua ATM di dompet Kiki dan hanya memberinya uang cash. Itupun hanya beberapa lembar ratusan ribu saja. Karena Abby tidak tahan dengan obsesi gilanya Kiki saat belanja. Abby memberikan semua ATM itu setelah 5 hari berlalu. Selama itu Kiki uring-uringan setengah mati dan aku pula yang menjadi sasaran kekesalannya.
Tepat saat kakiku melangkah masuk ke toko buku, aroma kertas yang khas menusuk indra penciumanku. Hanya disini aku suka dengan yang namanya buku. Jika di sekolah, jangan harap aku suka. Melihatnya saja aku sudah muak. Karena apa? Di sekolah hanya ada buku yang masuk akal saja, tidak ada buku yang menceritakan sesuatu yang tidak normal seperti vampire, manusia srigala, atau kisah percintaan seperti pangeran dan putri ataupun seorang penyihir dan peri. Hanya ada buku tentang sejarah, kumpulan rumus dan semacamnya. Aku mempercepat langkahku menuju rak dimana novel-novel yang kusuka berjajar dengan rapi. Saat aku sedang membaca sinopsis novel yang kuambil, aku merasakan seseorang tengah menatapku."Vanila ya?" sapanya saat aku menoleh. Tepat! Arya.
"Hai, ngapain lo disini?" tanyaku. Arya mengambil duduk di lantai tepat di sampingku. Keadaan yang sama saat aku pertama mengenalnya di depan kelas.
"Beli sayuran." ucapnya memutar matanya malas. Aku nyengir lebar mendengarnya.
"Ngehehe, seriusan kampret... Lo sendirian?" aku celingak-celingkuk melihat apakah ada seseorang bersamanya tapi Arya menggeleng. Ah ternyata dia sendirian. He? Tunggu, apa yang kupikirkan? Sendiri atau tidak kan bukan urusanku. Itu sama sekali tidak ada hubungannya denganku.
"Lo sendiri?" aku menunjukkan novel yang sedang kupegang padanya. Arya hanya ber-ohh ria. Dia cukup pintar. Ah iya, aku hampir lupa! Aku harus mengembalikan pita biru keberuntungan miliknya. Itu mungkin saja barang yang berharga baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teacher I Love You
Storie d'amore17++ Bagaimana jadinya bila seorang gadis SMA yang baru genap berusia 17 tahun bernama Vanila Laline Alexander harus menikah karena perjodohan. Terlebih lagi orang yang akan menikah dengannya adalah guru PKn-nya yang sangat menyebalkan. Reyhan Micha...