Peringatan!!!
Kawasan 18+ skip saja bagi yg belum cukup umur!!!. Skip bagian ini dan tidak akan mempengaruhi jalan cerita. Bagi yang nekat resiko tanggung penumpang. Eh? Pembaca. :v"Rey! Jangan lepas bajumu!" teriak Vanila menutup matanya.
"Kenapa? Aku biasa tidak memakai baju saat tidur Va." Rey tidak memperdulikannya dan tetap melepas bajunya. Vanila menepuk-nepuk punggung kecil Jian sambil bernyanyi pelan. Beri selamat pada Vanila, dia sudah melepas gelar 'benci anak-anak' nya karena gadis kecil yang sekarang sedang tertidur pulas di pundaknya ini. Faktanya sekarang Vanila sangat menyayangi Jian begitupun Jian yang tidak mau lepas dari Vanila. Dia sudah tidak terlalu menempel pada pada Rey dan terus saja menempel pada Vanila.
"Dia sudah tidur?" Rey menyandarkan tubuhnya di ranjang.
"Diamlah Rey," gertaknya meletakkan Jian di tempat tidur bayi yang dulu miliknya. Vanila mengusap pelan kepala Jian.
"Ahh manisnya." Vanila tersenyum-senyum sendiri melihat wajah damai Jian yang sedang tidur.
Reyhan Pov*
Aku menghampirinya yang masih senantiasa berdiri menatap peri kecilku tertidur di box bayi. Awalnya aku berpikir jika kali ini Jian akan tidur diantara aku dan Vanila lagi. Tapi mama menyuruh pembantu untuk mengambil box bayi milik Vanila dulu.
"Rey, aku besok libur ya... Mau dirumah aja sih sama Jian." rengeknya manja menatapku dengan puppy eyes-nya. Otomatis aku menggeleng karena besok aku akan mengadakan ulangan dan aku tentu tidak mau istriku sediri gagal di ulanganku. Aku tidak akan mengizinkannya. Lihatlah.. Caranya mempoutkan bibirnya itu. Aku mengangkup kedua pipinya yang lumayan tembam itu lalu menekannya hingga bibirnya bertambah maju beberapa centi. Aku tertawa terbahak-bahak melihat wajah bodohnya. Sungguh bodoh. Vanila menatapku marah, aku harus bersiap-siap menerima amukannya lagi.
"Hentikan!!" Vanila mencubit perutku lumayan keras hingga aku berjengit kesakitan.
"Aw sayang hentikan! Itu sakit." bodoh! Dia malah memelintir cubitannya. Aaarrgghh aku mengerang kesakitan. Bagaimana wanita sekecil dia memiliki kekuatan sebesar itu. Rasanya seperti dijepit oleh kunci inggris saja.
"Rasakan!" desisnya mencak-mencak berjalan mendekati tempat tidur. Aku menyeringai pelan. Salah jika kau ingin bermain-main denganku istri kecilku. Baiklah, kita bermain sekarang.
"Vanila Michaelis Orta." panggilku pelan.
"Jangan asal mengganti namaku tuan." dia berbalik menatapku. Aku berjalan selangkah demi selangkah mendekatinya. Dia berjalan mundur tapi aku terus mendekat kearahnya. Hingga tepat dihadapannya terlihat dia sangat gugup. Ahh kau sangat menggoda dengan wajah gugupmu itu sayang. Batinku terus memperlihatkan senyum evil diwajahku.
"A-apa yang ingin kau lakukan Rey? Me-menjauhlah dariku sekarang." ucapnya sedikit terbata-bata.
"Memilikimu? Mungkin." ucapku tepat di depan wajahnya.
"Ap-apa maksudmu?"
"Kau tau apa yang kuinginkan sayang." aku mencium keningnya lumayan lama agar dia sadar betapa aku sangat menyayanginya. Tidak, bahkan aku sudah mulai mencintainya. Aku mencintai gadis kecil yang hidup denganku. Dia yang memasak untukku dan menyiapkan semua kebutuhanku. Dia tidak pernah memanjakanku tapi setidaknya dia tidak melarangku untuk menyentuhnya. Aku mencintainya bahkan sebelum aku tau dia adalah orang yang dijodohkan denganku. Murid nakal yang selalu melawan setiap aku mengajar di kelasnya.
"Kau tau apa yang papa tanyakan tadi?" tanyaku setelah menciumnya.
"Apa sesuatu yang buruk tentangku?" aku terkekeh mendengar jawabannya. Benar-benar gadis polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teacher I Love You
Любовные романы17++ Bagaimana jadinya bila seorang gadis SMA yang baru genap berusia 17 tahun bernama Vanila Laline Alexander harus menikah karena perjodohan. Terlebih lagi orang yang akan menikah dengannya adalah guru PKn-nya yang sangat menyebalkan. Reyhan Micha...