Rey menamparku. Tamparan yang dengan telak menohok semua perasaanku. Reyhan brengsek bajingan keterlaluan. Sumpah demi apapun aku membencinya. Bagaimana dia bisa menamparku demi Laura?! Sebegitunya kah dia mencintai wanita itu? Sudahlah aku tidak peduli. Aku mengemasi semua barang-barangku dan memasukkannya kedalam koper. Aku berencana keluar dari apartemen ini sepulang sekolah kuharap aku tidak salah mengambil keputusan. Aku segera mengunci kamarku dan membawa kuncinya bersamaku. Aku mengabaikan Rey yang sedari tadi memanggilku di meja makan. Persetanlah! Aku tidak peduli.
Aku turun dari taksi dan melenggang masuk ke gedung sekolah, biasanya jam segini Arya sudah akan berkeliaran disini mengingat jam berangkatnya yang begitu pagi.
Itu dia! Sedang duduk di lantai, ah bodoh dia suka sekali duduk di lantai. Aku menghampirinya, dia tertidur dengan novel tebal di tangannya. Kalau diperhatikan lagi Arya sangat manis saat tidur. Kenapa aku tidak menyadarinya.
"Apa gue ganggu?" tanyaku pelan karena Arya mengedip-ngedipkan matanya terbangun.
"Lo kok udah dateng?" kebiasaan banget kalau ditanya malah balik tanya. "Nggak ganggu kok, gue cuma ketiduran bentar. Gue malah syukur lo bangunin. Kalo nggak gue nggak bisa bayangin muka gue masuk mading dengan judul 'pangeran tampan tertidur di lantai karena kelamaan nunggu belahan jiwanya' kan nggak lucu tuh." lanjutnya lagi. Aku tertawa pelan menyipitkan mataku yang memang sudah sipit karena bengkak kelelahan menangis semalam. Tanpa kuduga Arya mengusap pipiku pelan dan menyentuh kelopak mataku. Jarinya terasa dingin dan lembut sekaligus. Memberikan sensasi nyaman saat bersentuhan dengan kelopak mataku.
"Gue tau lo nangis semaleman. Apapun penyebabnya, jangan buang airmata lo percuma. Sayang wajah cantik lo jadi kayak panda gini." Arya menutup mataku sepenuhnya dengan tangannya. Kumohon jangan lepaskan, aku ingin menangis lagi.
Aku menahan bibirku agar tidak bergetar. Dan memegang telapak tangan Arya yang menutup mataku agar tidak berpindah dari sana. Aku memang menyedihkan.
"Menangislah." Arya menarikku kedalam pelukannya. Arya bodoh! Disaat aku mati-matian menahan airmataku tapi dia malah menyuruhku menangis.
"Ar, gue benci sama Tuhan, gue benci takdir gue. Gue benci diri gue yang selalu jadi mainan takdir. Salah ya gue pengen bahagia? Salah ya gue punya mimpi?" cecarku di sela isakanku yang semakin menjadi. Arya membawaku semakin dalam di pelukannya.
"Bermimpilah karena lo sendiri yang bilang ke gue kalau mimpi bisa buat kita kuat. Nah sekarang lihat keadaan lo? Inikah mimpi? Jangan salahin mimpi atas ketidak mampuan lo ngadepin masalah Va." ucapnya sarkastik. Meskipun tajam tapi yang Arya katakan tidak sepenuhnya salah. Aku memang tidak bisa menghadapi masalahku. Bagaimana bisa aku menghadapi masalahku jika yang menjadi sumber utama adalah Reyhan, dia adalah kekuatan sekaligus kelemahanku. Aku benar-benar tidak tau harus berbuat apa. Aku ingin bertahan dengan ego-ku tapi Rey tidak mencintaiku. Dia mencintai Laura. Aku ingin menyerah tapi sisi hatiku terus meneriakiku untuk mempertahankan apa yang menjadi milikku. Sedangkan yang kupertahankan tidak ingin kupertahankan.
"Sudahlah... Sudah cukup acara nangis bombaynya... Lo harus hadepin masalah lo." Arya mengusap sisa airmataku yang masih mengalir. Aku mengangguk, Arya benar. Aku harus melawannya.
"Yuk masuk." Arya berjongkok didepanku membuatku menautkan alis bingung. Apa yang dia inginkan? "Naiklah. Aku akan menggendongmu." lanjutnya jengah karena aku masih tidak juga paham.
"Ya Tuhan Arya, tinggal beberapa langkah lagi aku sampai di kelasku." elakku menjitak kepalanya pelan.
"Naik saja. Dasar cerewet." desisnya. Apa?! Cerewet? Dia bergurau? Aku bahkan sangat pemalu :v
Akhirnya dengan terpaksa aku menurut untuk digendongnya.
"Apa berat?" tanyaku menggoyang-goyangkan kakiku yang bebas."Astaga berat banget Va... Sumpah kayak ngangkut sekarung gandum." ucapnya mendramatisir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teacher I Love You
Romance17++ Bagaimana jadinya bila seorang gadis SMA yang baru genap berusia 17 tahun bernama Vanila Laline Alexander harus menikah karena perjodohan. Terlebih lagi orang yang akan menikah dengannya adalah guru PKn-nya yang sangat menyebalkan. Reyhan Micha...