Vanila membiarkan Rey masih terlelap dengan Jian di sampingnya. Sekarang masih jam setengah 5. Vanila sudah mengatur semuanya. Sekarang ditambah lagi dengan JJ di rumahnya. Jane bilang Jian tidak terlalu sulit untuk soal makanan. Hanya di waktu sarapan saja dia rewel. Well karena Vanila sendiri tidak memiliki adik jadi dia mencari cara agar anak-anak mau sarapan dengan mudah di pagi hari tanpa merepotkan. Vanila mengeluarkan beberapa bahan makanan dari dalam kulkas dan mulai mencari resepnya dari google.Gotcha!! Tidak terlalu sulit. Dia mengikuti semua panduan dari resep itu. Setengah jam kemudian Vanila selesai memasak dan menata semuanya diatas meja makan. Selanjutnya seragam Rey, seperti biasa dia akan meletakkannya diatas ranjang. Tentu saja ranjang Rey kosong karena semalam Jian tidak mau tidur disana. Jian lebih memilih tidur di kamar Vanila itupun Vanila dan Rey harus menemaninya.
Sekarang apa? Oh iya.. Pakaian Jian, Vanila memilih pakaian yang pas untuk Jian pakai hari ini. Dia tidak mau repot harus membongkar isi tas Jian nanti. Mumpung waktunya masih panjang. Vanila mengguncangkan lengan Rey pelan untuk membangunkannya. Hening, tidak ada jawaban. Vanila mengguncangkan lagi kali ini sedikit lebih keras.
"Rey... Bangun! Udah siang." Vanila gemas karena Rey sama sekali tidak bergeming. Menyerah.. Itu yang bisa Vanila lakukan. Dia melangkahkan kakinya menjauh tapi Rey menariknya hingga Vanila terjatuh tepat diatas tubuh kekar Rey dan cepat menguncinya agar tidak pakai acara kabur.
"Reyhan... Lepas nggak! Itu ntar Jian bangun." ronta Vanila.
"Jangan berisik sayang. Jian bisa bangun." Vanila memutar bola matanya malas. Itu yang Vanila maksud. Dasar Rey bodoh!
"Kau sudah mandi sayang?" tanya Rey masih memejamkan matanya. Vanila menggeleng menyandarkan kepalanya diatas dada bidang Rey. Tanpa aba-aba Rey langsung membuka matanya dan menggendong Vanila menuju kamar mandi.
"Yak!!! Mau apa kau?!" teriak Vanila gelisah.
"Mandi lah. Kau pikir apa? Tenanglah. Aku sudah melihat setiap inchi tubuhmu itu." Rey terkekeh melihat pelototan sangar dari Vanila.
"Kapan kau melihatnya?" Vanila menyipitkan matanya.
"Kau pikir siapa yang mengganti piyamamu kemarin hmm?" Rey mengedip-ngedipkan sebelah matanya.
"Bodoh! Dasar guru cabul. keluar aku mau mandi." perintahnya menutup pintu kamarmandi. Dia terlalu kesal dengan Rey. Ahh entahlah apa yang ada di pikiran Rey. Sekarang Vanila ragu jika Rey yang sekarang adalah Rey yang dulu. Dimana Rey yang selalu menatapnya penuh permusuhan. Rey yang selalu berucap pedas padanya. Seolah sekarang sudah berubah 180°.
Vanila selesai memakai seragamnya. Begitu pun dengan Rey. Dia sudah siap demgan seragam mengajarnya.
"Jian belum bangun?" tanya Vanila memakai dasinya."Dia masih tidur. Sekarang masih jam 6 Va." Rey membaringkan tubuhnya diatas ranjang dengan malas.
"Aku akan membangunkannya. Bersiaplah di meja makan Rey. Tasmu ada di sofa. Jangan coba untuk tidur lagi atau aku akan memukulmu seribu kali." perintah Vanila sadis hingga membuat Rey tak berkutik dan langsung menuruti apa yang Vanila katakan.
"Hai princess... Kau tak mau bangun hmm?" Vanila menggendong Jian dan mengusap punggungnya pelan.
"Anti... Jian ngantuk." rengeknya dengan suara kecilnya yang sangat menggemaskan. Vanila sengaja membawanya ke meja makan untuk menunjukkan hasil karyanya pada Jian berharap Jian akan segera bangun.
"Om Rey, Jian nggak mau bangun nih. Om bisa makan sarapannya Jian deh." Vanila mengedip-ngedipkan matanya pada Rey isyarat agar Rey mau membantunya.
"Waaahh anti masaknya enak banget. Yakin nih Jian nggak mau bangun." perlahan Jian membuka matanya.
"Antiii... Om Rey nakal... Masa maka nan Jian mau dimakan." Rengeknya memeluk leher Vanila erat. Rey dan Vanila tertawa bahagia usaha mereka bersambut baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teacher I Love You
Romance17++ Bagaimana jadinya bila seorang gadis SMA yang baru genap berusia 17 tahun bernama Vanila Laline Alexander harus menikah karena perjodohan. Terlebih lagi orang yang akan menikah dengannya adalah guru PKn-nya yang sangat menyebalkan. Reyhan Micha...