TWO

136 19 14
                                    

Orang-orang memanggilku Ami. Aku terlahir dari seorang ibu bernama Ati. Aku dua bersaudara. Aku lahir pada hari Jum'at 23 Oktober 1998. Tinggi badanku 148 dengan berat 37kg. Kalian bisa bayangin betapa kecilnya aku. Haha.

Aku tidak cantik. Manis juga tidak. Aku terkesan seperti seorang kutu buku. Memakai kacamata tebal berukuran 3,75 dioptri.

Aku mudah emosi, tapi aku mudah meredam emosiku ketika ada orang yang bisa membuatku tersenyum ataupun bicara. Mood-ku akan kembali membaik. Percaya deh.

Hobiku memperhatikan orang. Tatapanku seram, begitulah teman-temanku berkata. Karena itulah aku suka memperhatikan orang dengan sangat tajam. Itu menyenangkan.

__

"Selamat pagi Ami." Seseorang yang tengah dusuk diatas meja didepan kelas menyapaku ketika aku akan memasuki kelas. Iya, kelas XI IPS 1.

"Pagi Via!" Jawabku sambil menarik sedikit ujung bibir keatas. Membentuk senyum yang tak terlihat.

Bagi kami, anak IPS. Duduk diatas meja adalah hal biasa meskipun kami perempuan. Begitulah kami bertindak sesuka hati.

Aku berjalan memasuki kelas. Menaruh tas seberat 5kg dibangku. Lalu berjalan keluar menyusul teman-temanku. Aku tidak terlalu suka berada didalam kelas.

"Eh, Pak Pandi belum dateng nih?" Aku bertanya pada mereka. Teman-temanku.

"Iya. Gak masuk kali." Alhi menjawab.

"Udah jam 7:13 gak bakal masuk kali." Aida disampingku ikut menjawab.

"Yaelah, gak masuk juga gapapa kali. Surga namanya, hahaha." Itu jawaban Fristhy, yang tawanya sangat khas.

"Eh, kalian tuh jangan kayak gitu. Pelajaran akuntansi tuh sayang kalo Pak Pandi gak masuk. Pelajaran kebanggaan anak IPS coy inituh!" Firly yang paling semangat belajar akuntansi nimbrung ngomong.

"Iyadeuh percaya yang mau jadi akuntan." Kata Via sambil menoel pundak Firly yang duduk didepannya.

Tidak terasa hampir satu jam pelajaran kita habiskan untuk mengobrol yang tidak jelas. Pak Pandi sungguhan tidak masuk hari ini. Tumben banget. Padahal dia adalah guru paling rajin dikelas kami.

Dari kantor guru, terlihat Ibu Yanti yang sedang piket hari itu berjalan mendekati kami.

"Pelajaran siapa?" Tanyanya pada kami.

"Pak Pandi, Bu." Kami serempak menjawab.

"Hari ini Pak Pandi gak masuk. Anaknya lagi dirawat dirumah sakit. Jadi, dia nitipin tugas." Beliau mengulurkan secarik kertas yang berisi daftar tugas. "Nanti tugasnya dikumpulkan sebagai absen. Taroh diatas meja yah? Nanti yang gak masuk dikasih keterangan."

"Iya Bu."

"Yaudah sana masuk! Kerjakan tugasnya dan jangan ada yang keluar kelas! Bilang ke ketua kelas jika ada yang keluar kelas keterangannya dibolos saja. Ibu tidak suka jika ada siswa yang berkeliaran saat KBM."

"Siap Bu!" Tapi kami tidak bergeming dari tempat kami.

"Cepet masuk!" Ibu Yanti meninggikan suaranya.

Kami segera masuk ke kelas sebelum diomeli oleh Ibu Yanti. Dalam pelajaran akuntansi, kami serius dalam belajar. Karena akuntansi adalah pelajaran kebanggaan jurusan kami. Kami tidak main-main dengan pelajaran ini. Kami juga bisa serius dalam belajar. Toh, anak IPS juga datang kesekolah untuk belajar. Yah, meskipun kelihatannya seperti main-main.

KRIIIINNNGGG!!
KRIIIINNNGGG!

Bel istirahat yang membebaskan kami dari kelaparan akhirnya berbunyi. Kami telah selesai mengerjakan tugas dari Pak Pandi. Setelah disusul pelajaran lain.

"Jajan yuk!" Bibah yang duduk disampingku berdiri sambil melihat kearah anggota orto book.

"Yuuuuuk!" Yang ditanya serempak menjawab.

Begitulah kebiasaan kami setiap istirahat. Kami makan jajan bersama di taman depan sekolah di dekat parkiran. Duduk melingkar disana.

Meski jajanan yang kami beli sudah tandas, kami tetap duduk disana sampai bel masuk berbunyi. Kami menghabiskan waktu tersebut untuk mengobrol berbagai hal.

Sekejap, aku melihat seorang lewat melintasi kami. Dia. Dia-ku.

DIA-KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang