Kakak(?)

55 12 1
                                    

06:53. Bibah sudah duduk manis dikursi singgasananya--baris keempat dari arah pintu, di meja keempat dari depan. Menatap kearah pintu dengan tatapan kosong. Kepalanya dipenuhi oleh berbagai fikiran.

PR pelajaran Sosiologi yang belum selesai. Pelajaran yang gak masuk-masuk ke ingatan. Belum lagi hubungan Lana dengan Firly yang semakin lengket. Sekarang pikirannya semakin kacau.

"Iiiiih...."

Bibah menggeleng-gelengkan kepalanya. Menatap lagi kearah pintu. Entah warna pintunya, atau bentuk kayunya yang ia amati. Ia terus memandang kearah pintu berwarna hijau yang tetap berdiri diujung sana.

Seorang laki-laki berambut lurus dengan potongan yang rapih dan tas gendong enteng yang menempel dipunggungnya. Sosok tersebut masuk kedalam kelas.

"Pagi kak."

Suara seorang perempuan yang duduk didekat pintu menyapa pria tersebut. Tak lupa senyum lebar yang menampakkan deretan giginya.

"Pagi dek." Pria tersebut membalas sapaan  si perempuan. Juga dengan senyum.

Deg!

"Adegan apa yang baru saja kulihat tadi?" Bibah bertanya dalam hatinya. Ada yang salah dengan bagian tubuh dalam perutnya.

"Kakak?" Sangat pelan Bibah mengucapkannya. Hanya dirinya yang dapat mendengarnya. Mungkin.

DEG!

Terasa sakit.

Melihat dan mendengarnya secara langsung. Kenapa semuanya harus seperti ini? Ada hubungan apa diantara mereka? Segitu dekatkah hubungan mereka? Segitu dekatkah?

"Tolong!"

"Siapapun tolong aku!"

"Sakit! Sangat sakit!"

"Hatiku sangat sakit!"

"Tolong aku! Tolooong!"

Hati Bibah menjerit. Mengungkapkan betapa sakitnya yang ia rasakan. Hal yang ia percayai kini gugur sudah. Mereka telah mengkhianati kepercayaannya. Mereka telah merusaknya.

Pelupuk mata Bibah rasanya sudah tak bisa membendung. Tapi ini di sekolah, pikirnya. Cepat-cepat Bibah menghapus bekas air matanya yang telah jatuh dengan ujung kerudungnya.

Kemudian ia menelungkupkan kepalanya disela-sela tangannya yang terlipat. Meneruskan tangisan yang tidak bisa berhenti.

Yah siapa lagi jika bukan mereka yang Bibah lihat. Yes, that's right! Mereka adalah Lana dan Firly.

DIA-KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang