"Anny, cepat turun dari atas sebelum kau jatuh!"seru mama melihat anak gadisnya naik ke atas pohon."Tunggu ma, aku membantu mengambilkan layangan milik Evan"sahutku merangkak pelan di dahan pohon mencoba meraih layangan itu.
Evan adalah anak tetanggaku. Ia baru berusia 5 tahun & kami sering bermain bersama."Hati-hati kakak...."ujar Evan takut.
Aku menjulurkan jariku jauh ke depan & berhasil memegangnya. "Horeeee!!!!!"teriakku.
"Oh Anny please deh tidak usah teriak. Tingkahmu sudah seperti masih bocah saja!"kata mama tertawa.
Aku turun perlahan-lahan & memberikan pada Evan dari sela pagar.
"Hati-hati mainnya ya, Evan!""Hore, terimakasih kakak!"sahutnya sambil tertawa senang & berlari kembali.
"Kau benar-benar seperti anak kecil"
"Makanya mama punya adik lagi dunk"sahutku nyengir.
"Aduh, Anny, mama sudah tua. Lebih baik kau saja yang mulai menikah & memberikan cucu untuk mama. Sama saja kan?!"kata mama menarikku masuk ke dalam.
"Astaga, ma. Aku masih muda! Masih 20 tahun & belum selesai kuliah"
"20 tahun usia yang sudah matang untuk menikah, sayang. Tidak ada salahnya kau mulai berkenalan dengan jodohmu"
"Hahaha mama ada-ada saja"sahutku tertawa.
"Ayo kita kumpul di ruang tamu. Ada yang ingin dibicarakan papamu"kata mama menarik tanganku ke arah ruang tamu.
Kulihat di ruang tamu papaku sedang duduk sambil membaca koran. Papaku yang ganteng dengan rambut hitam & mata coklatnya. Mamaku seorang wanita tinggi dengan rambut panjang & bermata hijau. Sama dengan warna mataku. Lalu aku melihat kakakku yang duduk sambil mendengarkan mp3nya. Ia pria putih tinggi & tentu saja tampan. Sedangkan aku, kulitku coklat karena aku sering bermain di luar. Tinggiku sedang-sedang saja dengan rambut panjang sebahu.
Mereka mendongak ketika melihatku datang.
Papa langsung melipat & menaruh korannya di meja.
"Hei akhirnya kau muncul juga"kata Jonathan, kakakku. "Darimana saja kau? Panjat pohon lagi?!""Ya, mengambilkan layangan Evan"sahutku nyengir sambil duduk sebelah papa. Mama duduk di samping papa. Papaku langsung merangkul & mencium pipinya dengan mesra. Mereka memang selalu mesra. Hanya saja kadang aku risih melihatnya.
"Aduh papa, please deh....""Hahaha kenapa? Papa kan sayang sama mama. Dan kalian juga sudah dewasa toh"
"Aku jadi pengen cari pacar lagi"kata Jonathan tertawa
"Ah kau sih memang playboy, kak. Ganti-ganti mulu!"protesku.
"Dasar anak kecil!"ujar Jonathan mengacak-acak rambutku. Lalu kubalas dengan mencubit lengannya sambil tertawa.
"Hei sudah sudah. Kalian ini sudah besar tapi kaya anak kecil"kata mama tertawa.
Aku duduk sambil menjulurkan lidahku pada kakak & ia membalasku hingga kami cekikikan kembali.
"Oke, tadi mama bilang ada yang mau dibicarakan. Papa & mama mau bicarakan apa dengan kami?"tanya Jonathan.Papa menarik napas. Ia melirik mama yang menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.
Jujur aku penasaran apa yang hendak mereka bicarakan.
"Oke.... Kalian tentu tahu keluarga Cavill?""Tentu saja tahu,pa. Kan kita dekat dengan mereka. Bakal lebih dekat dengan mereka daripada dengan sepupu kita sendiri"kata Jonathan nyengir.
Ya kami memang dekat dengan mereka. Mereka merupakan sahabat papa&mama dari masa remaja mereka. Kuakui aku senang melihat persahabatan mereka. Aku sendiri juga memiliki sahabat masa kecilku bernama Amy.
"Oke, saat kami masih muda dulu, kami memiliki rencana untuk bisa menjadi keluarga. Dan cara itu hanya bisa dijalankan dengan cara menjodohkan anak-anak kami"kata papa.
Aku & kakakku menahan napas sambil melotot.
"Apa?!"bisikku."Tahan, cerita papa belum beres. Ketika mereka melahirkan anak pertama mereka, papa berharap bisa dapatkan anak perempuan. Tapi ternyata kami mendapatkan Jonathan"
Kulirik kakakku menghela napas lega & aku merasa tegang.
"Yah singkat kata kami sepakat menjodohkan Anny dengan Henry. Karena usia kalian pas, tidak beda jauh"kata papa
"Apa?! Yang benar saja? Kenapa aku? Kenapa bukan kakak?!!!"kataku kaget.
"Karena kalian berdua yang cocok usianya, Ann"kata mama.
"Aduh kenapa harus pakai perjodohan segala sih? Untuk jadi keluarga kan tidak perlu pakai perjodohan, mama?"rengekku.
"Kami ingin cara yang sah, sayang"
"Aku tidak suka Henry. Kalian tahu sendiri kami selalu bertengkar dari kecil"kataku gemas & cemberut.
"Cobalah dulu. Siapa tahu kalian jadi saling jatuh cinta & menjadi pasangan serasi & happily ever after"goda Jonathan tertawa.
"Oh please deh kak, jangan mulai Koplak! Aku tidak mau dijodohkan dengan dia!"kataku berdiri & berlari masuk ke kamarku di lantai atas. Aku benci dengan Henry yang selalu meledekku pesek & tomboy.
Tidak lama kemudian mama masuk kamarku & duduk di sebelahku. Ia mengelus kepalaku.
"Mama tahu kau pasti kaget""Apakah hal itu harus aku ikuti? Aku tidak suka Henry"gerutuku.
"Itu impian kami berempat dari dulu. Minimal cobalah kau berhubungan dulu dengannya & lihat bagaimana hubungan kalian nanti. Demi papamu & orang tua Henry. Kasihan papamu. Ia sudah lama menantikan hal ini. Oke?!"
"Oh ya ampun ma... Hidupku tidak akan nyaman dengannya.... "Keluhku.
"Hei jangan begitu. Henry anak yang baik & sopan. Ia lembut terhadap siapapun... Apapun pilihanmu, mama akan mendukungmu, oke?!"
"Jadi kalau nanti aku tidak bisa menyukainya, mama bisa bantu aku membatalkannya kan?!"tanyaku dengan penuh harap.
"Oh...ng... Iya. Tapi kau cobalah dulu, Anny"
Aku nyengir. Oke, akan kubuat dia tidak nyaman denganku nanti. Akan kubuat dia membatalkan perjodohan ini.
❤❤❤❤
To be continue....
Thanks yang sudah baca & ditunggu saran kritiknya ya
Ma kasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable (Tamat)
Romance21++ Jaman modern seperti sekarang ini pasti sudah jarang terjadi perjodohan. Tapi itu salah. Aku salah satu contoh dari perjodohan yang dilakukan orang tuaku. Bisakah aku menyukainya?