Part 20

70.7K 1.4K 31
                                    

***Henry side***

Yang kuingat hanyalah wajah Anny yang mendongak ke atas & kemudian wajahnya pucat. Lalu ia mendorongku hingga terjatuh. Detik selanjutnya aku mendengar suara jatuh yang keras hingga lantai bergetar. Aku bangun dengan panik & menatap pemandangan yang mengerikan di depanku. Tubuh Anny tertimpa gondola yang jatuh dari atas. Bola matanya sempat melihatku & lalu ia pingsan.

"Anny!!!"teriakku sambil merangkak ke arahnya.

Beberapa perawat keluar dengan panik mengamankan pasien & pengunjung dari tempat itu. Selain Anny, ada juga pengunjung yang tertimpa tapi ia tidak terluka parah. Anny yang paling mengkhawatirkan. Ia mengeluarkan banyak darah.

"Anny....Ann..."panggil Henry panik sambil mengguncang tangannya yang terkulai lemas. Henry menoleh ke arah para perawat yang membantu mengangkat gondola. Ia berdiri & ikut membantu mengangkatnya dengan sekuat tenaga.

Gondola berhasil diangkat sedikit & seorang dokter membantu mengeluarkan Anny. Kondisi kakinya terlihat terluka parah. "Oh astaga...cepat bawa kereta dorong! Dia harus segera ditangani!!"

Anny segera di bawa masuk kembali ke dalam rumah sakit dengan tubuh berlumuran darah. Henry memanggil semua dokter & perawat untuk membantunya.
Henry dilarang masuk saat Anny masuk ruang operasi. Tapi ia yakin temannya bisa membantunya. Dengan gemetar ia berdiri bersandar di tembok. Berharap tidak terjadi apa-apa pada Anny. Rasanya ia masih tidak percaya bagaimana tubuh sekecil Anny bisa mendorongnya. Kenapa Anny malah melindunginya....

Mama Anny datang dengan wajah panik bersama papa & Jonathan setelah mendapat kabar buruk mengenai anaknya.
"oh Henry, apa yang terjadi pada Anny?! Bagaimana ia?"isaknya.

"Anny masih di dalam"sahutku gemetar.

"Apa yang terjadi? Kenapa Anny?!"tanya Jonathan shock.
Dan Henry pun menceritakan semuanya. Mereka sangat sedih & shock mendengarnya.

Tidak lama kemudian Sam keluar dengan wajah muram. Dengan berat hati, ia mengatakan bahwa kaki Anny mengalami luka parah & harus diamputasi agar tidak membahayakan jiwanya.
Henry merasa dunianya runtuh saat mendengar hal itu. Anny. Kakinya harus diamputasi. Ini tidak mungkin.
Dengan sedih & terpaksa papanya menyuruh Sam menyelamatkan Anny. Dan itu berarti ia akan diamputasi.
Operasi berjalan cukup lama & saat selesai Anny dipindahkan ke kamar pasien.

Ia masih tertidur. Henry merasa tidak tega melihat kaki kirinya yang hanya terlihat sampai batas lututnya. Henry memutuskan untuk menjaga Anny. Ia menyuruh orang tua Anny agar pulang istirahat. Pekerjaan sebagai dokter di sana membuatnya mudah untuk menjaga Anny.

Henry terus menjaga di sampingnya. Berharap ia bisa menggantikan penderitaan Anny. Menjelang sore ia merasakan tangan Anny bergerak. Ia melihat pelupuk mata Anny bergerak & membuka perlahan-lahan.
"Anny"panggilnya

Anny menatapku dengan bingung. "Ini di mana?"

"Kau ada di rumah sakit, sayang"kataku mengusap keningnya.

"Aku haus..."

Henry membantu ia bangun sedikit & mengulurkan gelas ke bibir Anny. Dan saat itulah Anny melihat kakinya yang aneh. Matanya menatap kaki kirinya dengan sorot mata shock.

Anny memegang lenganku. "Kenapa dengan kakiku?Kenapa aku tidak bisa merasakannya?!"tanyanya gemetar.

"Ann..."

Anny menyibakkan selimutnya hingga terjatuh & matanya melebar melihat kaki kirinya yang hanya sampai batas lutut. Ia terisak histeris. "Kenapa kakiku? Kenapa bisa begini?! katakan, Henry!"

"Ann, kau harus kuat"ujarku merangkulnya. "Kakimu terluka parah hingga harus diamputasi. Atau kami akan kehilanganmu, Ann..."

"Apa?! Kenapa kau tidak menanyaiku dulu? Kenapa kalian main mengamputasinya? Aku lebih baik mati daripada lumpuh"isaknya histeris.

"Ann, tenanglah" Henry memegang tangan Anny & mencoba menenangkannya.

"Aku tidak mau begini! Kembalikan kakiku, kembalikan..."

Anny yang histeris membuat Sam & perawat datang. Para perawat menahan Anny sementara Sam memberinya obat penenang. Henry merasa putus asa melihat Anny histeris seperti itu. Tidak berapa lama, Anny mulai tenang & tertidur kembali di bawah pengaruh obat penenang.

Sam keluar sambil menepuk bahu Henry. "Tabahlah, Hen... ia masih shock tapi aku yakin ia akan bisa menghadapinya"

"Thanks, Sam"sahutku tersentuh.
Aku mendekati Anny yang terlelap. Wajahnya begitu pucat. Kuusap air mata di pipinya. Kalau saja aku bisa memberi kakiku padanya. Aku siap melakukan apapun untuknya.

"Ann, kenapa kau malah menolongku.."isakku menggenggam tangannya. Aku duduk sambil masih memegang tangannya.

"Bagaimana Anny?"tanya mamanya saat datang kembali bersama Jonathan.

"Ia sempat histeris saat siuman & kami terpaksa memberinya penenang"sahut Henry.

"Oh Anny, ia pasti sangat shock"isak mamanya.

"Ma, tabahlah"kata Jonathan merangkulnya. Ia menatapku.
"Henry, kau beristirahatlah dulu. Biar kami yang ganti menjaganya. Kau sudah menjaganya semalaman"

Aku tersenyum. "Tidak apa-apa, aku sudah biasa"

"Rehatlah dulu, jangan sampai kau sakit"

"Biarkan aku menjaganya sebentar lagi"ujarku.

❤️❤️❤️❤️
To be continue

Unpredictable (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang