Part 14

63.9K 1.7K 16
                                    

Aku memikirkan perkataan Henry. Rasanya masih tidak bisa percaya. Bagaimana bisa dia menyukai aku?! Rasanya semua jadi rumit & memusingkan. Aku berharap bisa membatalkan perjodohan ini tapi sekarang semuanya jadi rumit.

Paginya aku terbangun dengan kepala berat & pusing. Tapi kupaksakan masuk kerja karena kerjaan yang menumpuk. Kepalaku semakin terasa berat menjelang makan siang. Siang ini terpaksa aku pergi makan sendiri. Mark tidak masuk karena sakit. Hannah sedang banyak kerjaan.

Kuputuskan untuk membeli roti saja & makan di mejaku. Aku merasa tidak nafsu makan. Kakiku berjalan dengan lemas saat menuju kantor. Benar apa yang dikatakan Henry & Mark, aku harus segera mengganti sepatu flat. Beberapa kali aku jalan sempoyongan hingga hampir jatuh. Sinar matahari yang terik & panas membuat kepalaku makin berat. Dan aku merasa gemetaran. Kutepuk-tepuk keningku sambil menutup mata. Auw keningku panas. Apa aku demam?!

Aku membuka mata & diam terpaku. Henry?! Dia berdiri di depanku? Apa aku bermimpi? Atau berimajinasi saking panasnya matahari? Bukankah ia sedang marah padaku?

"Mukamu pucat"ujarnya dengan cemas

Apa?! Imajinasiku bisa berbicara seperti manusia aslinya! Dan ia menyentuh lenganku, terasa hangat. Bagaimana bisa khayalanku bisa menyentuh beneran?! Ini mimpi atau bukan?!

"Kau demam"kata Henry

Aku nyengir lalu kakiku terasa lemas, mataku berkunang-kunang & semua menjadi gelap....

~~~~

***Henry side***
"Ann..."ujarku menangkap tubuhnya yang limbung & segera mengendongnya. Bagaimana bisa ia memaksa kerja dalam keadaan demam tinggi begini?!

Aku segera membawanya ke apartemenku. Siang ini aku sudah selesai praktek & memutuskan ingin menemui Anny. Kulihat ia berjalan sempoyongan dengan wajah pucat. Untunglah aku menemukannya...

Sampai di apartemen, langsung kubaringkan ia di kamarku. Ia masih belum sadar. Wajahnya pucat & badannya panas. Kuambil lap hangat untuk mengompresnya. Lalu aku mengambil obat penurun panas & menyuntiknya.

Kutatap wajahnya yang tertidur. Jariku mengusap rambut di dahinya. Lalu jariku menelusuri alis, hidung peseknya & berhenti di bibir mungilnya. Ia tertidur dengan mulut sedikit terbuka. Aku tersenyum melihatnya tidur seperti bayi. Kuelus bibirnya yang halus. Aku mendekat & menundukkan kepala, mengusap bibirnya dengan milikku. Terasa hangat di bibirku karena demam yang dideritanya.
"Cepat sembuh, gadis penggerutu"bisiknya.

❤️❤️❤️❤️
To be continue
Jangan lupa vote & commentnya
Thanks all

Unpredictable (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang