Part 4

119K 2.3K 12
                                    

Aku berjalan keluar dari kantor papaku ketika melihat sosok Henry menunggu di dekat lobby, ia berdiri menyandar pada tembok sambil memasukkan tangan ke dalam kantong celananya & memperhatikan aktivitas di lobby. Beberapa gadis yang lewat atau sedang diam tampak menunjuk ke arahnya sambil cekikikan. Aku langsung diam terpaku. Sedang apa ia di sini?!

"Hei ada cowok ganteng"kata temanku, Hannah sambil menunjuk ke arah Henry.

"Duh jangan menunjuknya!"

"Oh astaga, dia melihat & berjalan menuju kita, Ann!!"serunya heboh.

Aku menoleh. Kulihat Henry memang berjalan mendekat. Duh aku tidak ingin Hannah tahu mengenai Henry. Mengenai perjodohan ini. Bisa habis aku diledeknya. Dan aku merasa wajahku saat Henry tersenyum pada kami.

"Omg, Anny, dia tersenyum pada kita!"kata Hannah memegang erat lenganku.

"Hai Anny"sapa Henry padaku.

"Apa?! Kau kenal dengannya?"bisik Hannah. Aku hanya meringis.

"Hai, kau teman Anny?"

"Ya, aku Hannah"

"Aku Henry, senang berkenalan denganmu!"

"Kau teman Anny?"tanya Hannah penasaran.

"Ya, aku calon tunangannya"sahut Henry nyengir.

"Stop!"sahutku panik.

"Apa?! Kau tunangannya? Anny, kenapa kau tidak pernah bilang kalau kau sudah pacaran?"

"Aduh...."gumamku memegang kepala.

Henry mengangkat alisnya. "Jadi kau belum tahu, Hannah? Kami dijodohkan & akan segera menikah. Kau tamu pertama kami yang akan di undang"katanya tersenyum.

"Oh please stop! Kita kan belum jadian, jangan bilang yang aneh-aneh deh"

Hannah tertawa. Aku bisa merasakan suara tawanya yang jail. "Dengan senang hati aku akan datang ke pernikahan kalian. Well, aku duluan ya. Kalian pasti ingin mempersiapkan pernikahan kalian"kata Hannah nyengir padaku

"Bye Hannah..."kata Henry.

Hannah memelukku. "Kutelepon kau malam ini untuk menjelaskan semuanya"bisiknya.

"Bye...."sahutku sambil nyengir. Lalu aku menoleh pada Henry yang menungguku sambil tersenyum. Aku mengangkat alis.
"Kenapa kau bisa ada di sini?!"

"Aku menjemputmu"

"Seingatku aku tidak minta kau menjemputku deh"

"Wajar kan kalau aku menjemput kekasihku"ujarnya dengan santai.

Aku mendengus. "Aku bukan pacarmu...."sahutku sambil berjalan mendahuluinya.

"Hai tunggu dunk. Jalanmu cepat juga ya untuk cewek sepertimu"kata Henry menyusulku.

"Mana mobilmu?"tanyaku supaya cepat tiba di rumah.

"Hei kenapa cepat sekali kau ingin langsung pulang? Kita makan dulu, aku lapar nih!"

"Kau kan bisa makan setelah mengantarku"

"Aku sudah lapar. Ayo ikut!"ujarnya menarik lenganku ke mobil. Ia mengangkat alisnya & aku terpaksa masuk sambil mendengus.

Ia duduk di sebelahku & mulai mengemudikan mobilnya. Kulihat ia menuju pusat kota.
"Hannah teman kantormu?!"

"Kenapa kau ingin tahu?"tanyaku heran.

"Kau lupa?! Kita kan dijodohkan. Wajar kalau aku ingin tahu kan?!"

Aku mendengus. "Apa tidak bisa dibatalkan saja"

"Kita jalani saja dulu. Siapa tahu nanti kau jadi jatuh cinta padaku"kata Henry nyengir.

Aku melongo & menatapnya dengan tidak percaya. "Pede sekali kau..."

"Bagaimana kalau kita taruhan dalam 6 bulan?"

"Oke! Kalau aku tidak suka, aku minta kita batalkan perjodohan ini"kataku semangat.

"Dan kalau kau menyukaiku, kita lanjutkan perjodohan ini"ujar Henry. "Wah kau semakin menarik!"

Aku mendengus. "Dasar Koplak! Kau mau mengajakku makan apa sih?!"

"Pizza. Kau suka kan?!"

"Ya, asal gratis"sahutku

"Oke, apapun untukmu deh"

Kami sampai di sebuah restoran pizza italia & masuk ke dalam ruangan dengan dekor serba warna merah. Henry mengajakku duduk di meja dekat jendela. Dan kuserahkan pesanan padanya.

"Jadi bagaimana kerjaanmu?"tanya Henry menatapku.

"Kerjaanku? Biasa saja. Hanya menemani papa meeting seharian & lalu aku boleh pulang"

"Papamu?!"

"Masih lanjut meeting dengan kakakku dan gengnya"

"Astaga, geng.... hahaha... kaukira geng mafia?!"kata Henry tergelak.

Aku nyengir. "Yah bagiku mereka sudah seperti geng... hahaha..."kataku. Lalu pelayan membawakan pesanan kami. Aroma kejunya membuatku lapar.

"Ayo kita sikat!"kata Henry seraya mengambil sepotong pizza & langsung memakannya dengan tangan.

"Oke!"sahutku mengikutinya. Aku pun lebih suka makan dengan tangan. Kugigit pizza itu & menikmati kejunya yang lumer di mulutku. Hm nyam enak sekali, batinku.

"Apa memang sudah menjadi kebiasaanmu makan dengan mata tertutup? Atau karena rasanya yang enak?!"

"Hah?!"ujarku membuka mata. Aku baru teringat kalau aku sedang makan bersama makhluk ini. Dan aku malah asyik menikmati sambil tutup mata. Rasanya malu juga.
"Oh astaga, aku lupa!"

"Hahaha....mulutmu berlepotan saos. Nih..." Henry menyodorkan sehelai tisu.

Aku menerimanya sambil nyengir malu & mengelap mulutku yang penuh saos. Duh rasanya malu sekali. Kulihat Orang yang duduk di dekat mejaku melihat sambil cekikikan.

"Baru kali ini aku melihatmu makan. Apa kau selalu seperti itu?"

Wajahku terasa panas. "Yah terkadang"sahutku. Aku makan kembali tapi kali ini lebih pelan. Aku hendak mengambil kembali sisa pizza yang ada di piring ketika Henry pun melakukan hal yang sama. Tanganku bersentuhan dengan tangannya & ia menatapku.
"Ups... buatmu saja, kau habiskan saja"kataku segera menarik tanganku kembali.

"Tidak apa-apa, buat kau saja"

"Tidak, buat kau saja, biasanya kan cowok butuh makan banyak"

"Aku sudah kenyang. Kauhabiskan saja"

"Bagaimana kalau kita bagi dua saja?"tanyaku sambil memotong pizza itu menjadi dua.

"Ah ide yang bagus. Kita romantis banget sih"kata Henry meringis.

Aku mendengus. "Habiskan agar aku bisa pulang!"kataku.
Aku merasa nyaman jalan dengannya tanpa kusadari. Kukira ia akan terus mengajakku berantem.

"Terimakasih kau sudah mengantarkan aku ya"kataku ketika sudah sampai rumah.

"Kau tidak menciumku dulu? Seperti yang biasa dilakukan sepasang kekasih?!"

"Astaga, jangan mimpi deh! Aku belum jadi pacarmu,ingat itu"

"Cobalah dulu. Siapa tahu kau menyukai ciumanku"kata Henry jail.

"Dasar mesum!"ujarku sambil menempeleng kepalanya dengan tanganku.
Dengan gesit Henry memegang tanganku & mengenggamnya dengan tangan besarnya.
"Hei kau mau apa?!Lepaskan ah!"

Aku terkejut ketika ia mencium punggung tanganku & merasa wajahku panas.
"Terimakasih atas malam ini, princess"ujarnya dengan lembut. Ia melepaskan tanganku, refleks aku mengelap tanganku ke bajuku.
"Oh please deh, Ann, aku tidak menderita penyakit serius!"katanya terkekeh.

"Aku masuk....bye..."ujarku tidak berani menatapnya.

"Bye, Ann....."


❤️❤️❤️❤️
To be continue...
Thanks yang sudah baca
Jangan lupa vote & comment nya ya 😁😍
Happy new year 2016...

Unpredictable (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang