Kring ...
Kring ...
Bel pulang berbunyi.
Aku mendengus lega, ketika mendengar bel pertanda pulang itu menggema disetiap sudut ruangan kelas. Mata pelajaran terakhir ini, Ibu Anit yang hanya memberi kami semua tugas, yang sangat membosankan.
"Baik! Ada hari apa lagi pelajaran Ibu?" Tanya Bu Anit membenarkan letak kacamatanya, melihat semua murid yang tengah berkemas.
"Sabtu Bu ..."
"Iya sudah, hari sabtu dikumpulkan tugasnya ya!" Bu Anit mengambil bukunya, lalu dibawanya buku itu.
"Selamat siang ..." lanjut Bu Anit melangkah keluar, dari dalam kelas.
"Siang, Bu ..."
Aku langsung mengambil buku yang ada dihadapanku dan memasukkannya segera ke dalam tas.
"Keluar bareng yuk!" ajak Talitha bangkit dari kursinya.
Aku membasahi bibir bawahku, hendak berpikir, "Hm, gue kayaknya bareng Yudha. Jadi, ya ke kelas dia dulu ..."
"Ya! males gue," dengus Talitha melihatku dengan tatapan malas.
Aku memanyunkan bibir, "Ya udah!"
Saat Aku dan Talitha hendak melangkah, aku melihat Stefany yang masih duduk di kursinya, dan ia sedang menatap layar ponselnya. Wajahnya terlihat begitu pucat dan menegang. Lalu aku mengurungkan niatku untuk keluar dan menghampirinya, "Woy, Stef. Kenapa lo enggak pulang?" Tanyaku.
Stefany diam.
"Stef?" Talitha memegang pundak Stefany, lalu ia mendekatkan wajahnya ke handphone milik Stefany itu, hendak melihat apa yang sedang dilihatnya itu.
Sebelum Talitha melihat layar ponsel Stefany dengan jelas, Stefany sadar, jika Talitha hendak melihat benda yang sedang dipegangnya, dan kemudian ia langsung mematikan layar handphonenya.
Talitha menjauhkan wajahnya dari Stefany, "Aish, dasar gue belum liat!"
"Lagian lo ngeliatin apaan sih?" lanjut Talitha melirik Stefany, sebal.
"Eng--nggak," sahut Stefany gugup.
Aku mengerjap ke arah Stefany dan Talitha, bergantian.
"Kenapa sih lo, Stef. Ada masalah? Cerita dong!" ungkapku memegang pundaknya.
Stefany hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, dan kemudian aku melihat raut wajahnya seketika berubah, ia meringis, sepertinya sedang menahan suaranya agar tidak keluar.
"Udah, kalian berdua pulang aja duluan, tadi Aksal sms gue, katanya dia bakal ngejemput gue," ungkap Stefany, sebelum mengatakannya, ia menghembuskan napas kasar, dan hendak mengontrol tekanan disetiap kalimatnya.
"Oh, Aksal toh?" tanyaku, hendak meyakinkan.
Aksal adalah pacar Stefany, ia bersekolah di SMA 1 Sindang, juga bersebelahan dengan sekolah kita, SMA 1 Sliyeg. Yang aku ketahui, Stefany dengan Aksal sudah hampir satu tahun menjalin hubungan yang berstatus pacaran, dan sampai saat ini mereka masih berstatus sebagai pacar.
"Iya," balas Stefany singkat.
"Terus, kenapa muka lo kaya tegang gitu?"
"Tegang? Ah, biasa aja kali!" seru Stefany, memegang pipi kanan dan kirinya dengan kedua tangan.
Aku tidak percaya dengan apa yang barusan dia katakan. Aku masih menatapnya penasaran, dari tatapan matanya, ia seperti berbohong, tapi ah, sudahlah.
"Oh, ya udah deh kalo gitu. Gue sama Talitha duluan ya!" Aku mulai berdiri dan hendak berjalan.
"Iya, hati-hati."
"Tha! Jadi bareng enggak?" tanyaku mengalihkan pandangan dari Stefany ke arah Talitha berdiri.
"Iya ..." Balas Talitha dengan dengusan kecil.
Lalu aku dan Talitha berjalan keluar dari dalam kelas. Kemudian, setelah keluar, aku berjalan santai menuju kelas Yudha, sembari melihat-lihat keadaan lingkungan sekolah saat kini.
Aku mengalihkan perhatianku dari lingkungan sekitar, berganti menengok ke kanan, hendak untuk melihat Talitha, "Tha ..." Panggilku.
"Hm, apa?" Talitha tidak menoleh kepadaku, penglihatannya masih fokus terarah ke depan.
"Ck! Eh, lo ngerasa Stefany aneh enggak sih tadi?" Aku mulai menghentikan langkahku, diikuti dengan Talitha, ia pun berhenti melangkahkan kakinya. Dan kami pun saling menatap.
Aku melihat Talitha lama, dan kulihat dia sedang berpikir.
"Hm, mungkin kalo aneh, enggak sih. Cuman kayak ada yang ganjil aja," jawab Talitha spontan, melihatku. Sedangkan aku, aku tercengang mendengar kalimat yang barusan ia lontarkan.
Aku berdecak sebal, "Sama aja bego!"
Setelah aku mengatakan itu, ia terkekeh lalu mulai meluncurkan tangannya hendak menyerang kepalaku. Dan aku berhasil menghindari serangannya. Lalu Talitha langsung menyerang lengan kananku, ia pun berhasil mencubit lenganku, aku pun tidak sempat untuk menghindarinya.
"Ah, dasar! Sakit bego!?" keluhku lagi, aku memegang lengan yang tadi dicubit Talitha. Dan ia pun hanya tertawa melihatku.
"SHIELLA!"
Suara itu terdengar sangat keras dan bising, kulihat suara itu bersumber dari seorang cowok yang berada agak jauh dari tempatku berdiri. Dan aku hanya mendengus sebal, ketika melihat siapa cowok itu.
"Eh, gue cabut duluan ya!" kata Talitha menepuk pundakku, ia segera berlari kecil meninggalkanku sendirian, nada suaranya terdengar risih.
"Lah, kenapa?"
"Oh, hahaha ... iya-iya!" Aku mengangguk paham, aku mulai mengerti kenapa Talitha langsung pergi."EH, TALITHA! TUNGGU, GUE PENGEN NGOMONG!" teriak Yudha, sambil mengangkat tangan kanannya.
"MAAF KAK! LAGI BURU-BURU!" balas Talitha, aku melihat dia semakin mempercepat langkahnya menuju ke tempat parkir.
"Hahaha ... Kasian deh," Aku tertawa kecil melihat bagaimana ekspresi Yudha saat Talitha, mempercepat langkahnya.
"Apaan sih, lo!" Ia langsung memberikan tatapan tajamnya ke arahku. Aku pun terkekeh melihatnya.
Aku masih tertawa melihat ekspresi Yudha saat ini.
Kemudian Yudha sepertinya merasa kesal, karena aku terus menertawainya, ia pun langsung berjalan pergi menjauh, menuju tempat parkir.
"Eh, kok gue ditinggalin sih!?" Aku langsung berlari kecil, hendak mengejarnya dari belakang.
"Eh, Shiella! Hati-hati!"
Aku menghentikan lari kecilku, ketika suara bariton milik seorang cowok memanggilku. Ya, aku sudah tidak asing lagi dengan nada suara itu, lalu aku memutar tubuhku, hendak untuk melihatnya. Setelah melihatnya, aku langsung menelan ludah, cowok yang berada dihadapanku kini tengah tersenyum kepadaku, dengan raut muka sedikit khawatir.
"Lo hati-hati, disitu banyak batu kecil, nanti kalo jatuh gimana?" ucapnya, dengan raut muka yang susah ditebak.
* * *a/n : Bagaimana gerangan?
Apa yang sedang anda pikirkan setelah membaca chapter ini *apaanseh:4Yang bentar lagi mau praktek, USBN, UNBK SEMANJGAT SAY💪 YANG BENTAR LAGI MAU SMA TJIEEEE:*
KAMU SEDANG MEMBACA
SHIELLA
Teen FictionCinta tak semanis yang dibayangkan. Terkadang datang keburukan dan perkara yang tidak diinginkan. Meski segala ragu mengenai cinta tengah berkali-kali merajai pikiranku. Namun aku selalu percaya bahwa jodoh tak tertukar, dan takdir tuhan tak pernah...