2

1.1K 39 1
                                    

"Yejiiii... ke kantin nggak?"
Teriak Serim salah satu dari 4 sahabat terdekatnya dikelas.

"Ayo, aku lapar. Pelajaran matematika menguras seluruh tenaga dan isi perutku.."

"Haha yang ada menguras otak, yeji.."

tiba-tiba seokjin ikut nimbrung dengan percakapan yeji dan serim. Yeji segera menoleh kearah seokjin sembari memasang wajah sinisnya.

"Apa peduli mu, tuan?"

"Waah aku dipanggil tuan. Lalu apa kau mau jadi nyonya nya?"
Seokjin mendekati yeji perlahan dengan tangan yang dimasukkan ke saku celananya.

"Bermimpi saja kim seokjin"

Yeji mendorong seokjin yang menghalanginya untuk keluar dari bangkunya dan segera merangkul serim. Mengajaknya pergi ke kantin.
Seokjin tersenyum. Tidak mau ketinggalan oleh yeji, ia segera membangunkan Juno yang tertidur karena pelajaran matematika.
"Bangun bodoh, kita ke kantin. Susul aku." Seokjin segera pergi berniat menyusul yeji dan serim.

     Sesampainya di kantin, yeji dan serim memilih duduk di bangku dekat dengan lapangan basket. Disana sudah ada ketiga teman terdekatnya, yaitu yuna, haewon dan jina. Mereka bertiga sedang mengamati anak-anak yang sedang bermain basket.

"Serius banget lihat yang main basketnya.." tanya yeji pada ketiga temannya.
"Bagaimana tidak, ada min yoongi disana. Aku tidak bisa berpaling darinya. Dia sungguh keren.. aku makin jatuh cinta saja." Jawab haewon dengan tetap memandang min yoongi yang tengah bermain basket.
"Mudah sekali kau jatuh cinta hanya dengan memandangnya dari jauh."
Yeji sedikit cemburu dengan haewon yang mudah sekali jatuh cinta dengan orang yang bahkan baru pertama kali ia liat.
"Yaa kalau orang itu ganteng mudah lah untuk dicintai, apa susahnya suka sama seseorang?" Timpal yuna yang sedari tadi sibuk mengaduk-aduk mie nya yang masih panas.

"Entahlah.. susah sekali rasanya untuk menyimpan perasaan untuk laki-laki. Aku hanya takut sakit hati nantinya." Seumur-umur yeji belum pernah benar-benar mengagumi seorang laki-laki seperti teman-temannya itu. Entahlah yeji hanya masih belum bisa percaya kepada laki-laki.
"Jangan terlalu berlebihan, Cobalah sekali-kali kamu lirik seseorang ji, kamu terlalu dingin dengan laki-laki. Sehingga sulit bagimu mengenal seseorang." Timpal serim.
Yeji hanya tersenyum mendengar saran dari serim. Ia bangkit dari duduknya berniat untuk memesan makanan. Namun ketika hendak berbalik, seokjin berdiri tepat didepannya dengan jarak yang dekat sekali.
"Astaga!"
yeji hampir saja terjungkal kebelakang. Untungnya tangan kekar seokjin dengan cekatan segera menahan tubuh yeji.
"Hati-hati cantik, kau hampir saja terjatuh"
Tangan seokjin masih melingkar di pinggang yeji bahkan seokjin makin merapatkan badannya, mengikis jarak antara mereka.
Terlihat wajah yeji yang memerah menahan malu. Teman-temannya menyoraki keduanya. Yeji segera mendorong tubuh seokjin dan mencubit keras tangannya.
"AW!! Sakit"
"Itu balasan yang setimpal untuk orang yang tidak sopan mengagetkanku!"
Yeji segera pergi meninggalkan mereka dan memesan makanan. Sepertinya ia tidak akan duduk disana lagi karena ada seokjin yang baru saja datang.
Seokjin duduk menggantikan tempat yeji. Sahabat-sahabat yeji menatap seokjin dengan wajah yang siap mengintropeksi seokjin. Mereka menyeringai seakan meminta sebuah pengakuan dari seokjin.
"Kenapa kalian menatapku seperti itu? Apa aku terlalu tampan?"
Mereka tak membalas dan masih menatap tajam dirinya. Seokjin mengambil mangkuk mie milik yuna dan melahapnya dengan rakus. Yuna segera menarik kembali mangkuknya.
"Jelaskan dulu apa maksud yang kau lakukan tadi" akhirnya yuna membuka mulut.
"Yang mana? Oh yang memeluk? Aku hanya takut dia jatuh. Kenapa? Ada yang aneh?"
"Kau suka kan dengan yeji?" Terka serim. Seokjin tersedak mie yang sedang ia kunyah dan segera merampas es teh milik jina. "Sejak kapan kau suka dengannya?" Tambah jina.
"Kalian cerdas sekali. Bisakah aku minta bantuan kalian agar aku bisa melunakkan hatinya? Aku ingin dia jadi pacarku."
Serim tertawa mendengar pengakuan seokjin. Ia tak habis pikir seorang seokjin yang terkenal dimana-mana tertarik dengan yuji yang berpenampilan sederhana dan bersikap sedingin freezer.
"Kau tau kan sikapnya yang selalu cuek dan dingin itu? Kau yakin masih tetap menginginkannya?"
"Justru itu yang membuatku semakin tertarik dengannya. Aku penasaran dengan dirinya." Jawab seokjin dengan mantab sambil tersenyum bak pangeran di dongeng dongeng.
"Aku bisa nyomblangin kalian asal dengan satu syarat. Kenalkan aku dengan min yoongi yang ganteng itu dari kelas 11-5" teriak haewoon dengan semangat.
"Haha deal. Soal min yoongi itu urusan mudah. Serahkan saja padaku." Seokjin dan haewoon berjabat tangan. Melakukan persetujuan. Tiga temannya yang lain tidak mau kalah. Mereka berebutan meminta kesepakatan yang sama seperti haewoon. Akhirnya dari kesepakatan tersebut mereka berjanji untuk membantu seokjin melakukan pdkt dengan yeji.
Yeji yang baru saja memesan makanannya menyolek pundak seokjin.
"Minggir. Ini tempatku. Cari tempat lain. Meja ini sudah penuh." Usir yeji kepada seokjin.
"Sepertinya tempat lain sudah penuh juga. Bagaimana dong? Kau mau aku pangku saja?" Goda seokjin. Lagi, seokjin membuat yeji murka. Dengan geram yeji menjewer kuping seokjin hingga seokjin harus berdiri agar kupingnya tak lepas karena tertarik oleh yeji.
"AW Ahh ampun yeji, iya iya aku pindah"
"Pergi sana, jangan pernah muncul dihadapanku lagi kalau bisa."
Yeji mendorong seokjin keluar dan segera duduk kembali di tempat duduknya semula.
"Iya aku pergi, tapi sepertinya aku akan terus muncul di hadapanmu bahkan muncul dimimpimu."
Seokjin mengelus elus kepala yeji dengan sayang, dan langsung dihadiahi kepalan tangan yeji yang siap memukulnya detik itu juga. Seokjin segera berlari takut takut wajah tampannya hancur karena pukulan yeji. "Dadah cantik, mwuaah" seokjin memberi yeji blowkiss setelah dirasa jaraknya aman dari pukulan yeji.
Sahabat-sahabat yeji yang melihat yeji marah begitu ketakutan. Mereka pun mengakui kalau yeji benar-benar menakutkan ketika marah apalagi ketika sedang memarahi seokjin, yang sering kali menjaili yeji.

"Sepertinya misi kita kali ini cukup sulit dan butuh proses yang panjang ya.." bisik haewoon pada serim yang dihadiahi anggukan oleh serim. Keempat temannya begitu pasrah dan berharap tuhan memudahkan misi mereka demi mendapatkan kesempatan dekat dengan min yoongi.

You Are Mine (BTS Jin FF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang