13 - cita-cita

463 21 5
                                    

Saat ini mereka berdua sedang berada di perpustakaan. Ya, siapa lagi kalau bukan Seokjin dan Yeji.

Setelah akhirnya memutuskan untuk berpacaran, keduanya selalu terlihat bersama kemanapun mereka pergi. Dimana ada Seokjin, pasti disitu ada Yeji. Dan hal tersebut sepertinya sudah diketahui oleh semua murid di sekolahannya.

Padahal Yeji tak suka bila banyak yang mengenalinya. Tapi bagaimana lagi, ia tertular menjadi terkenal berkat Seokjin.

"Yeji.." panggil Seokjin yang sudah merasa bosan berada di perpustakaan.

"Hmm?" Sahut Yeji yang masih fokus membaca buku matematika dan sesekali menulis beberapa catatan kecil.

"Kapan kita pergi dari sini?" Tanya Seokjin dengan kepalanya yang bertumpu di meja sambil memain-mainkan penggaris karena bosan.

Alih-alih menjawab, Yeji hanya balik bertanya.

"Kau sudah paham dengan semua materi yang akan diuji besok?" Tanya Yeji sinis.

"Mmm aku rasa aku sudah membaca semuanya." Ujar Seokjin setengah berbohong.

"Ini harus dilatih bukan hanya dibaca!" Ucap Yeji dengan sedikit berbisik supaya tidak mengganggu orang lain.

Yeji menunjukkan halaman soal-soal latihan pada buku pelajarannya dan menyodorkannya kepada Seokjin.

"Uhh bawel.." keluh Seokjin lalu mulai berusaha menjawab soal-soal yang ditunjukkan Yeji.

"Berusahalah sedikit, ini untuk masa depanmu." Ujar Yeji yang sedang fokus menyelesaikan soal matematika yang butuh berbagai macam rumus yang tak mudah.

Seokjin berusaha memahami isi soal tetapi yang ada Seokjin hanya bisa mengkerutkan alisnya bingung. Merasa tidak tertarik karena materinya begitu sulit, Seokjin malah memikirkan sesuatu yang kira-kira bisa mereka diskusikan.

"Apa masa depanmu Yeji?" Tanya Seokjin tiba-tiba sambil mengamati wajah serius Yeji.

"Hmm?" Yeji mendongak bingung dan bertatapan dengan wajah Seokjin.

"Apa cita-citamu?" Ucap Seokjin mempertegas pertanyaannya.

"Hmm... entahlah.. aku ingin menjadi arsitek.. atau mungkin.. guru matematika?" Ucap Yeji sambil menerawang langit.

"Kenapa?" Tanya Seokjin penasaran.

"Kupikir arsitek itu keren, bisa merancang bangunan kokoh yang bisa bermanfaat bagi banyak orang. Dan sepertinya menjadi arsitek menyenangkan." Ucap Yeji antusias.

"Tapi dari dulu aku juga ingin jadi guru matematika, karena matematika sangat menyenangkan." Tambah Yeji tak kalah antusias.

Seokjin tersenyum mengamati wajah antusias Yeji. Ia merasa bangga memiliki pacar yang pintar dan cerdas seperti Yeji. Seokjin mungkin tak sepintar Yeji dalam bidang akademis, tapi bukan berarti ia yang paling bodoh di kelas. Seokjin hanya malas. Tak serajin Yeji.

Yeji beralih menatap wajah Seokjin yang menatap dirinya kagum.

"Kalau kamu?" Tanya Yeji pada Seokjin.

"Masa depanku.. Aku ingin menjadi karyawan yang berseragam yang bekerja hingga malam. Lalu pulang kerja aku akan disambut oleh Park Yeji karena aku akan menikahi Park Yeji lalu membangun keluarga dengan memiliki banyak anak dari Park Yeji.... AW!"

Seokjin berhenti berbicara karena Yeji mencubit tangannya.

"Cubit terus! Sakit tahu!!" Keluh Seokjin sambil mengelus tangannya yang kesakitan.

"Berhenti berkhayal yang aneh-aneh Kim Seokjin! Rencanakan masa depanmu dengan serius!" Ucap Yeji berusaha untuk tak terlihat merona karena ucapan Seokjin.

You Are Mine (BTS Jin FF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang