8 - confess?

689 24 1
                                    

Seminggu sudah setelah mereka pergi kencan. Seminggu ini Seokjin selalu berusaha untuk mencurahkan seluruh perhatiannya kepada Yeji. Seperti mengantarnya pulang sekolah, menanyakan keadaannya ketika di rumah, chatting hingga larut malam, mengobrol berdua ketika istirahat, atau makan bareng di kantin. Seokjin selalu memperlakukan Yeji dengan begitu spesial. Seperti menaruh coklat di lokernya, mentraktir Yeji makan, membantunya piket, dan lain sebagainya. Tapi entah kenapa Yeji sama sekali tidak peka. Ekspresi wajahnya selalu datar. Meskipun Seokjin tahu Yeji terkadang berusaha menutupi rona pipinya ketika malu saat digoda olehnya, tetapi tetap saja Yeji masih sering bersikap sinis terhadapnya. Seokjin yakin bahwa Yeji juga tertarik pada dirinya. Seokjin sudah 100% yakin bahwa wajahnya bisa menjadi daya tarik bagi wanita manapun yang melihatnya. Mungkin sudah saatnya Seokjin mengungkapkan perasaannya terhadap Yeji. Ia tidak mau menunggu lebih lama lagi, Yeji harus segera menjadi miliknya.

"Sudah sejauh mana pendekatanmu dengan Yeji, Kim Seokjin?" Tanya haewoon ketika mereka dan teman-temannya sedang dikantin, kecuali Park Yeji, yang sedang menghafal pelajaran dikelas.

"Hmm? Yyaa.. begitulah.. aku melakukan hal-hal yang wajar. Minggu kemarin aku nonton bareng Yeji." Ucap Seokjin yang sibuk memperhatikan layar ponselnya.

"Sungguh? Yeji mau meluangkan hari minggunya untuk jalan-jalan?" Teriak Yuna hampir tersedak jus jeruk.

"Iya, memang kenapa?" Seokjin mematikan layar handphonenya karena penasaran.

"Woahh hebat sekali. Asal kau tau, Park Yeji itu benar-benar benci jika ada yang mengajaknya keluar rumah. Dia bilang hari minggu itu harinya dia tidur seharian. Kalau sampai ada yang berani mengajaknya keluar lagi, akan ia hajar sampai wajahnya tak berbentuk."

Mendengar penjelasan Yuna, Seokjin merasa sangat senang dan bangga. Ternyata Yeji mau meluangkan hari minggu berharganya untuk kencan dengannya. Apakah ini pertanda bahwa Yeji telah menyisakan 'ruang khusus' dihatinya untuk Seokjin?

"Iya, kemarin saja waktu kau menyuruh kita mengajak lari pagi, aku sampai harus menjanjikannya nonton konser troye sivan. Padahal aku sama sekali tidak punya uang untuk pergi ke konser." Desah Serim pasrah.

"Konser? Kapan?" Tanya Seokjin makin penasaran.

" 2 bulan lagi."

"Biar aku saja yang menggantikanmu menemani Yeji."

"Sungguh?? Terimakasih Kim Seokjin.. kau selalu mengerti keadaanku." Ucap Serim bahagia sambil memeluk Seokjin manja.

"Nanti setelah pulang sekolah, aku ingin mengungkapkan perasaanku padanya, doakan ya teman-teman." Ucap Seokjin optimis.

"Serius? Okaayy semangat yaa!" Ucap haewoon menyemangati.

"Kabari kami segera kalau dia menerima atau menolak." Ucap Jina yang sedari tadi sibuk main hp.

"Jangan menyerah kalau dia menolak okay? Butuh perjuangan untuk mendapatkan hati Yeji." Ucap Serim menasehati sambil menepuk pundak lebar Seokjin.

***

Sore itu Yeji sedang merapihkan lokernya. Ia akan berganti pelajaran, sekalian mengambil buku. Tak sengaja Yeji mendengar 2 orang anak perempuan yang tengah berbisik.

"Yaah, itu orangnya, yang suka dekat-dekat dengan Seokjin."

"Wah, berani-beraninya dia berdekatan dengan Kim Seokjin."

"Sepertinya dia tidak tahu akan berurusan dengan siapa."

"Ayo pergi, sebelum kita ketahuan membicarakannya."

Yeji yang sedari tadi menyimak percakapan dua orang tersebut menahan marah. Bisa-bisanya mereka membicarakan dirinya dengan begitu jelas. Yeji membanting pintu lokernya tersebut. Membuat semua orang yang berada disekitarnya menoleh kearahnya. Ia hendak melabrak orang yang membicarakannya tapi nyatanya mereka sudah pergi. Lagipula sebenarnya ia tidak berani berbicara dengan orang yang tidak ia kenal. Namun sepertinya jika sudah menyangkut pautkan dirinya, ia tidak segan-segan untuk mencekiknya saat itu juga. Untuk saat ini Yeji melepaskan orang yang membicarakannya tadi. Namun kedepannya sepertinya Yeji tak akan menahan lagi dirinya.

You Are Mine (BTS Jin FF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang