5

809 26 0
                                    

Pagi hari Yeji masih termenung diatas kasurnya. Dari tadi malam hingga  sekarang jantungnya masih berdetak tak karuan. Tidurnya pun tidak nyaman, sesekali yeji bangun karena merasa gelisah. Apalagi ketika mengingat wajah Seokjin. Jantungnya langsung berdetak lebih cepat tak karuan. Dia kebingungan. Baru kali ini ia merasakan perasaan aneh ini. Ia terus-terusan memukul dadanya, berharap jantungnya dapat kembali bekerja normal. Yeji mengira mungkin dia sedang sakit. Apa yeji harus menceritakan kepada ibunya? Menceritakan bahwa kemarin malam tangannya dicium oleh seokjin? Yaampun mengingat hal tersebut pipinya kembali memerah dan jantungnya makin berdetak tak karuan. Kenapa orang yang paling yeji benci karena terus-terusan mengganggunya membuatnya jadi seperti ini? Sepertinya yeji harus bolos sekolah hari ini.

    Namun bukan park yeji namanya jika ia harus membolos hanya karena hal sepele seperti ini. Ia tentu saja tetap masuk sekolah seperti biasa meskipun harus datang sedikit terlambat.

     Sesampainya dikelas setelah berlari-lari karena bel sudah berbunyi dari tadi, yeji melihat suasana kelas yang hampir saja mau memulai pelajaran. Kedatangan yeji menjadikannya sebagai pusat perhatian. Bahkan seokjin dan kedua teman dekatnya sudah mengisi tempat duduk masing-masing, membuat yeji harus jalan menunduk agar tatapannya tidak bertabrakan dengan mata seokjin. Ia masih bingung bagaimana harus bersikap dengan seokjin setelah kejadian tadi malam. 'Ah abaikan saja dia' lagipula memang yeji sudah biasa mengabaikan seokjin, kan?

"Park yeji" panggil seokjin dari belakang, setelah yeji berhasil duduk tanpa bertatapan dengan seokjin.

Yeji tak bergeming, masih takut untuk berhadapan dengan seokjin.

    'Duk' seokjin menendang bangku yeji dari belakang.

"Yya, park yeji" panggil seokjin lagi dan kali ini seokjin mendorong kedepan bangku yeji. Seokjin masih saja terus mengganggu yeji dengan mendorong-dorong bangkunya hingga hampir saja tubuhnya terhimpit dengan meja. Kesal, akhirnya yeji sudah tak tahan lagi dan segera menoleh bersiap-siap untuk marah.

"Apa siiihhh?!!"

"Good morning"

Yeji diam.
Jadi hanya itu yang ingin dikatakannya, hingga harus mendorong-dorong bangkunya hingga dirinya terhimpit meja? Kenapa wajah Seokjin terlihat begitu santai seolah-olah perlakuannya kemarin malam tidak pernah terjadi?

Rasa takutnya untuk berhadapan dengan seokjin akhirnya berubah menjadi amarah. Tak tahan, yeji benar-benar kesal. Seperti biasa yeji menarik tangan seokjin dan mecubitnya. Kali ini lebih keras karena yeji benar benar marah. Seokjin hanya bisa memekik tertahan supaya suaranya tidak mengganggu murid lain di kelas.

"Ampun park yeji aw! kenapa kamu selalu mencubit ku sih?"

"Kalau tidak mau dicubit jangan pernah ganggu aku."

"Siapa yang mengganggu? Aku hanya ingin menyapa saja"

"Lebih baik jangan pernah mengajakku bicara kalau kamu tidak mau terus-terusan menderita."

Perkataan yeji kali ini menyunggingkan senyuman di wajah seokjin. Menderita? Justru seokjin sangat bahagia dapat berbicara dan menjahili yeji.

***


Bel istirahat berbunyi. Semua murid segera menghambur keluar kelas untuk mengisi ulang perutnya yang sudah kehabisan bahan bakar. Tak terkecuali seokjin karena pasti dimana ada kesempatan makan, ia tidak akan menyia-nyiakan waktunya. Ia cinta sekali makan.

Namun sepertinya berbeda dengan yeji yang memilih diam di kelas. Ia sepertinya tidak memiliki nafsu makan sama sekali.

"Yeji, nggak ke kantin?" Tanya serim.

You Are Mine (BTS Jin FF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang