12 - my youth is yours

473 22 6
                                    

Yeji dengan gelisah terus melirik jam tangan pink pastel miliknya. Terkadang ia juga mengecek notifikasi handphone nya. Pesan yang ia kirim ke Seokjin masih tak kunjung dibalas. Tak ada tanda bahwa Seokjin telah membaca pesannya. Yeji menggigit-gigit kukunya karena gelisah. Yaampun ini sudah siang hari! Sedangkan Seokjin tak kunjung datang! Kalau mereka telat sampai di tempat konser bagaimana??

Akhirnya dengan terpaksa Yeji menelepon Seokjin. Panggilan pertama hanya dibalas oleh suara operator telepon. Dan ketika Yeji hendak menelepon untuk kedua kalinya, mobil sport yang sudah sangat ia kenal, beserta plat nomor yang jelas ia hafal datang dari sisi kanan jalanan rumahnya. Itu mobil Seokjin. Akhirnya ia datang juga.

Dengan wajah gelisah Seokjin segera keluar dari mobil dan menghampiri Yeji yang tampak terlihat kesal.

Seokjin membungkukan badannya kearah Yeji dan meminta maaf.

"Maafkan aku Yeji.. tadi ada urusan mendadak, tolong maafkan aku."

Yeji tak menyahut dan tak melirik sedikitpun ke arah Seokjin. Ia sangat kesal dengannya. Seokjin telat hingga berjam-jam dan Yeji harus menunggunya sampai muak.

Dengan langkah yang dihentak-hentakkan, Yeji memasuki mobil dan duduk dikursi penumpang. Yeji menutup pintu mobil dengan sedikit keras.

Seokjin membuang napas dengan berat dan segera menyusul untuk menaiki kursi kemudi. Setelah Seokjin memasang seat beltnya dan hendak memasangkan seat belt Yeji, Yeji menepis tangan Seokjin dan memasangkan seatbeltnya sendiri. Seokjin yang ketakutan dengan Yeji yang sedang marah segera menjauhi tangannya dari Yeji dan mulai menyalakan mesin mobil.

Seokjin tahu bahwa Yeji orang yang sangat sensitif. Apalagi ketika sedang marah. Gadis itu akan terlihat sangat menyeramkan. Alhasil Seokjin harus terima nasib kalau didiamkan seperti ini.

***

Mobil telah melaju selama 20 menit. Dan suasana mobil masih terasa hening. Yeji yang enggan berbicara dan Seokjin yang tak berani memulai percakapan tak membuat suasana semakin membaik.

Jalanan terlihat macet parah. Wajar, ini memang akhir pekan, semua orang pergi keluar rumah. Tapi keadaan ini malah membuat situasi semakin canggung. Hingga akhirnya Seokjin tak tahan dan  memutuskan untuk bersuara terlebih dahulu.

"Yeji.." ucap Seokjin agak ketakutan.

"Kenapa lama sekali datangnya? Kenapa pesan ku tak dibaca?" Tanya Yeji sinis.

"Dengarkan aku dulu Yeji ya.." ucap Seokjin serius sambil menghadap ke arah Yeji.

"Kau merasa terpaksa? Aku tak memaksamu pergi denganku jika kau memang keberatan!"

"Tidak, Aku memang benar-benar ingin menonton denganmu dan aku sama sekali tidak terpaksa!" Ucap Seokjin dengan nada yang tak kalah tinggi dengan Yeji.

"Dan soal kenapa aku terlambat tadi, karena aku ada sedikit urusan dengan Ayah. aku tidak bisa menundanya karena hal ini sangat penting, aku harap kau memaklumi yang satu itu."

"Dan aku minta maaf karena aku tak sempat membalas atau membaca pesanmu, karena setelah urusanku dengan Ayah selesai, aku segera berangkat ke rumah mu tanpa sempat mengecek handphone." Seokjin menjawab dengan intonasi yang tinggi dan cepat, seperti orang marah.

Yeji terdiam dengan apa yang baru saja Seokjin jelaskan kepadanya. Ia pikir sepertinya dia sudah mulai keterlaluan dalam berprasangka buruk terhadap Seokjin.

"Maaf kalau begitu..." ucap Yeji pelan dan menunduk. Yeji malu karena sudah berpikir aneh-aneh. Tidak seharusnya Yeji menuduh Seokjin sembarangan. Matanya berair dan Ia hampir saja menitikkan air mata. Namun Yeji segera menepisnya.

You Are Mine (BTS Jin FF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang