Apa kau tau kenapa masa lalu lebih menyeramkan dibandingkan masa depan? Karena kau tak mungkin mengubah apa yang terjadi padamu di masa lalu. Jika kau takut pada masa lalumu maka masa depan mu juga akan hancur bersamamu..
.
.
.
Jimin menggendong Yoongi yang tengah tertidur dengan hati-hati lalu membaringkan namja itu dengan nyaman di tempat tidur. Satu per satu sepatu Yoongi di lepas begitu juga dengan pakaian yoongi yang kotor, semua kini sudah berganti dengan pakaian bersih dan hangat.
Jimin mengompres kaki Yoongi dengan air dingin agar tak terlalu membengkak keesokan harinya, lebam hitam di pergelangan kaki Yoongi sudah memudar walau masih terlihat jelas jika diperhatikan dengan teliti.
Telepon Jimin berdering. Ia berbicara di teras kamar Yoongi agar tak menganggu tidur namja itu.
"Apa yang kau temukan?"
Rahang Jimin mengeras saat mendengar penjelasan dari orang di seberang telepon.
"Aku akan memberinya pelajaran nanti. Kau istirahat saja sekarang"
Telepon tersebut ditutup dan untuk kedua kalinya, Yoongi berada di apartment milik Jimin, berbaring di kasur dengan wajah damai miliknya yang mampu membuat Jimin sedikit melunak.
...
Yoongi terbangun sekali lagi di kamar yang bukan miliknya tapi kali ini ia tahu betul milik siapa kamar ini. Kaki nya masih terasa sedikit sakit saat di gerakkan namun ia memaksa dirinya untuk ke kamar mandi dan menyegarkan diri. Yoongi hanya terlalu gerah.
"Kau sangat seksi dengan rambut basah begitu"
Yoongi sontak memandang ke arah sofa dan menemukan Jimin sedang menonton televisi disana dengan segelas susu vanila di meja.
Sudut mata Yoongi menatap namja itu memukul-mukul pelan tempat kosong di sofa yang dia duduki meminta Yoongi menemaninya di sana.
"Duduklah. Kakimu belum pulih sepenuhnya"
"Aku ingin pulang! Dimana tasku?"
Jimin tersenyum dan berjalan mendekati Yoongi. Yoongi sontak mundur beberapa langkah. Belajar dari pengalaman terakhirnya bersama Jimin, ia berakhir dengan ciuman panas yang -------menggairakan-- ah! coret! maksudnya ciuman panas memalukan!
"Cepat berikan tas ku, brengsek!!!!"
Sudut mata Yoongi melihat Jimin tengah berjalan ke arah dapur dan menyiapkan sesuatu.
"Kau makanlah dulu, dari kemarin kau belum memasukkan apapun ke dalan tubuh kecilmu itu"
Terkutuklah kau Park-Bangsat-Jimin!!!
"Dalam mimpimu!'
Yoongi membutuhkan segala yang ada di tasnya, handphone, baju seragam, dompet semua hal penting ada di dalam tasnya jadi tak mungkin meninggalkan tempat ini tanpa tasnya tapi, hanya berdua bersama Jimin di apartment ini juga bukan pilihan yang baik. Yoongi memutar ke arah pintu keluar dan membuka knop pintu apartment tersebut.
"Kau tak akan kemana-mana Yoongi--
.
.
.
-- sebab aku tak mengijinkanmu"
Wajah datar dan mata tajam Jimin kembali. Yoongi tersentak kaget mendengar suara tenang namun menusuk itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BULLYING
FanfictionYoongi adalah korban pembullyan genk di sekolahnya. Ia dipaksa untuk mati bahkan untuk alasan yang ia sama sekali tidak tahu. Jimin yang awalnya datang sebagai penolong ternyata memiliki alasan lain. Bagaimana Yoongi mampu keluar dari masalahnya? A...