PART VIII

6K 836 83
                                    

Yang kau miliki dan tak aku miliki, kenangan. Yang aku miliki dan tak kau miliki, ingatan. Rasa sakitmu, masa lalu mu, kau tak lagi bisa memenangkannya.
.
.
.

"Park Jimin?"

Yoongi mendongak melihat asal pandangan semua orang. Rasa lega entah kenapa menyelimuti hatinya melihat manusia yang berdiri angkuh dengan tatapan tajam itu. Hati kecilnya mulai berharap Jimin menyelamatkannya dari Namjoon.

"Enyahlah bangsat! Sebelum aku juga menghabisimu!"

Namjoon menggeram, ia benar-benar membenci party yang mendadak rusak akibat kedatangan tamu tak diundang.

"Tiga menit--"

Jimin membakar sebatang rokok saat menggantungkan kalimatnya, menghisap dalam aroma rokok itu lalu menghembuskan kepulan asapnya ke udara.

"Bunuh dia dalam waktu tiga menit dan aku akan melepaskanmu"

Deg!

Telinga Yoongi tak salah menangkap kata demi kata yang terlontar dari mulut Jimin. Namjoon bahkan menyeringai kasar. Hanya kepalanya yang sakit sekarang bukan telinganya.

Jimin meminta apa tadi?

"Maksudmu?"

"Min Yoongi. Bunuh dia."

Hoseok melebarkan matanya memandang ke arah Jimin. Benar-benar manusia yang mengerikan. Jimin menantang Namjoon untuk membunuh Yoongi dalam waktu tiga menit.

Iblis!

Namjoon melepaskan tangannya dari Yoongi dan berdiri, langkah Namjoon mendekat ke arah Jimin, beberapa anak buah Jimin bergerak siaga di dekat Jimin untuk menjaganya.

Tak tinggal diam, anggota yang lain juga mulai bergerak melindungi Namjoon dengan cepat. Aura gelap dari Namjoon dan Jimin membuncah di gudang tersebut.

"Kau ... memintaku membunuhnya?"

Jimin menyeringai, lebih mirip seperti merendahkan Namjoon. Jimin membuang puntung rokok yang sedari tadi dihisapnya ke lantai lalu menginjaknya kasar.

"Hmm. Kau takut?"

"Brengsek!" 

Tangan Namjoon bergerak cepat memukul Jimin di pipi sebelah kanannya membuat Jimin terhuyung akibat pukulan mendadak Namjoon. Suasana memanas, anak buah Jimin dan beberapa anggotanya membuat jarak antara Jimin dan Namjoon, berusaha melindungi masing-masing pemimpinnya.

Jimin meludahkan darah segar yang mengalir di sudut bibirnya sambil menyeringai, mengelap sisa luka dengan punggung tangannya.

"Hentikan."

Suara datar Jimin menggema, membuat semua orang disana menghentikan semua gerakan di gudang itu. Anak buahnya mundur memberikan jalan pada Jimin.

"Kau menyia-nyiakan kesempatan yang aku berikan Namjon-sshi."

"Kau tak berhak memerintahku sialan!"

"Kalau begitu...negosiasi ini selesai"

Tap

Tap

Tap

Langkah kaki Jimin perlahan terdengar ingin meninggalkan gudang itu.

"Na ... Namjoon-ah

Hoseok memanggil lirih Namjoon. Hoseok bersimpuh dengan rambut yang tengah ditarik kasar, memaksanya untuk mendongak ke atas dan sebilah pisau sudah berada di lehernya sekarang. Siap memutus urat kehidupannya dalam sekali tebas.

BULLYINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang