Nyatanya aku ada karena masa laluku. Aku melewatinya dengan baik sebelum kau datang. kau menghancurkan aku dan diriku, kau menghancurkannya dengan baik, masa laluku dan masa depanku.
.
.
.
Sekolah Yoongi terlihat kembali hidup setelah liburan singkat ujian tengah semester kemarin. Tak banyak yang berubah. Kelas 3-2, milik Yoongi masih berisik seperti biasa terlebih di jam hampir pulang sekolah seperti ini.
Beberapa murid di kelasnya bahkan seperti monyet-monyet lepas kandang yang melompat dari satu meja ke meja lainnya. Yoongi tak perduli, ia memasang headset di telinga kanan dan kirinya lalu mulai tertidur. Sungguh bakat luar biasa yang bahkan membuat Yoongi memuja dirinya sendiri.
"Yaa! Kau dipanggil oleh Yesung saem"
Seorang anak mencoba membangunkan Yoongi hati-hati dengan mengetuk-ngetuk meja Yoongi pelan namun tak ada jawaban.
"Aissh!! Menyusahkan!"
Anak itu menggerutu kesal. Ia tak mau berlama-lama terlihat berbicara dengan Yoongi. Terlalu beresiko untuknya terlihat akrab dengan Yoongi. Ia pun menendang kaki meja tempat Yoongi tidur dengan kasar dan sukses membuat Yoongi menggeliat tak nyaman.
"Hmm?"
Yoongi melepas headsetnya sebelah dan melihat ke arah asal suara dengan wajah datar.
"Kau, dipanggil Yesung saem"
Yoongi melihat anak itu keluar kelas dengan cepat. Dengan malas akhirnya ia berjalan menuju ruang konseling di lantai dua. Sesekali ia melewati beberapa kumpulan anak yang memandangnya dengan berbagai tatapan aneh atau bahkan jijik tapi Yoongi tak peduli, toh--Yoongi bahkan tak mengenal mereka jadi buat apa diambil pusing.
Sebuah tangan melingkar di bahu Yoongi dengan kuat dan menyeret Yoongi menjauh dari ruang konseling yang tadi jadi tujuan Yoongi.
Salah satu anak buah Namjoon menyeretnya ke tengah lapangan basket. Dari kejauhan Yoongi dapat melihat Namjoon dan Hoseok sedang bermain.
'Sialan!'
Yoongi mengumpat dalam hati memahami situasi apa yang tengah terjadi sekarang. Tangan yang melingkar di bahunya sudah terlepas. Namjoon tersenyum menyambut kedatangan Yoongi dan melemparkan bola basket ke arahnya. Walaupun kaget namun Yoongi langsung menangkap operan bola Namjoon.
"Kenapa kau diam saja! Cepat bermain!"
Yoongi masih tidak sepenuhnya paham. Mengapa Namjoon tiba-tiba mengajaknya bermain basket? Lamunanya terhenti saat tangan Namjoon memukul kepala belakangnya dengan kasar.
"Kubilang bermain, brengsek!"
Teeeeeeeeeeet, bel pulang sekolah berbunyi.
Beberapa murid yang baru keluar kelas mulai berdatangan dan memenuhi sisi sisi lapangan untuk melihat Namjoon dan Yoongi. Beberapa murid terlihat meremehkan Yoongi dan beberapa lainnya melihat yoongi kasihan.
"Ya!! Kau tak mau bermain?"
Namjoon berteriak keras dan membuat Yoongi mulai mendrible bola. Bola basket itu memantul beberapa kali hingga akhirnya dibawa Yoongi ke tengah lapangan. Yoongi melawan 3 orang, Namjoon, Hoseok dan Bambam.
KAMU SEDANG MEMBACA
BULLYING
FanfictionYoongi adalah korban pembullyan genk di sekolahnya. Ia dipaksa untuk mati bahkan untuk alasan yang ia sama sekali tidak tahu. Jimin yang awalnya datang sebagai penolong ternyata memiliki alasan lain. Bagaimana Yoongi mampu keluar dari masalahnya? A...