"If you're going to make me a piece in your game. Don't be surprised if i decide to fucking play."
***
"Nanti mau di jemput apa bareng temen Non?" tanya pak Deni.
"Bareng temen aja pak," jawab Tasya sambil menutup pintu mobil nya dan berlari memasuki cafe.
Ia menyisir ke dalam cafe mencari sosok yang tadi mengirim LINE kepadanya.
"Tasya!" panggil seseorang dari sudut cafe yang ia sudah hafal siapa pemilik suara itu.
Tasya menghampiri sahabatnya yang hampir 5 tahun ia kenal.
"Tasya please dengerin gue," ucap Lana.
Tasya yang baru saja datang dan merasa bingung dengan sikap Lana tentu merasa penasaran. "Apaan sih?" Tasya sambil memperhatikan wajah Lana yang terlihat panik.
"Duduk Ta."
"Apaan lo nge-line gue cuma nyuruh duduk doang?"
"Ta, turutin omongan gue!"
"Apaan sih?" Tanya Tasya sekali lagi dengan perasaan yang sudah kelewat penasaran dengan maksud Lana menyuruhnya kemari.
"Sekarang lo telpon Daniel, tanya dia dimana."
"Lah emang kenapa?"
"Lakuin aja apa yang gue pinta Ta," dari raut wajah Lana dia terlihat serius.
"O-oke."
Tasya mengambil ponselnya yang ada di saku jaketnya, tangannya sibuk men scroll nama yang ia cari. Setelah sambungan ke tiga, orang yang sedang di hubungi oleh Tasya mengangkat telponnya.
"Halo?"
"Halo, kamu dimana?" Tanya tasya menanyakan apa yang Lana suruh tadi.
"Di rumah, kenapa?"
Lana yang memperhatikan Tasya yang sedang menelpon memberi isyarat agar Tasya memberi tahu apa jawaban Daniel.
"Di rumah," ucap Tasya sedikit berbisik dan menutup speaker ponselnya agar suaranya tidak terdengar oleh pria di sebrang sana yang sudah dua bulan terakhir mengisi ruang di hatinya.
"Halo," ucap Daniel saat pertanyaannya tidak di jawab oleh Tasya.
"Iya halo, gakpapa kok."
"Yaudah kalau gitu aku mau istirahat dulu ya, abis begadang semalem."
"Yaudah, bye." Tasya yang menutup telpon nya.
Setelahnya Tasya menatap Lana meminta penjelasan.
Lana membenarkan posisi duduknya sebelum menjawab pertanyaan yang secara tidak langsung telah diberikan oleh Tasya.
"Ta."
"Iya? Apaan?"
"Daniel bukan cowok yang baik buat lo," Lana menatap sahabatnya itu dengan tatapan iba.
"Maksudnya?"
"Maaf Ta tapi gue gak bisa ngeliat sahabat gue di mainin kaya gini" Lana memegang tangan Tasya seakan memberi support untuk gadis itu.
"Maksud lo apa sih? Gak ngerti gue."
Lana menunjuk ke suatu arah melalui pandangan matanya, Tasya mengikuti arah pandangan Lana dan menemukan seseorang yang ia kenal sedang berbincang kepada seorang wanita di sebelahnya. Dan mereka terlihat sangat dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wisdom Of The Fallen (TERBIT)
Teen FictionPemesanan novel dapat melalui: Ig: @Perfectopublisher Ig: @nandaanisa124 Lo gak akan pernah tau kapan cinta itu datang dan kepada siapa lo akan jatuh cinta. Yang harus lo tau adalah ketika lo berani untuk jatuh cinta berarti lo juga harus siap untuk...