[22]

31.6K 1.3K 3
                                    

A/n: No siders

Mereka sekarang sedang bersiap-siap di backstage, Tasya hanya duduk menenangkan dirinya yang tiba-tiba merasa gugup.

"Gugup ya," ujar Aldy.

"Iya.. lo?"

"Sama aja," ujar Aldy.

"Kalian siap-siap ya. Abis ini kalian tampil," ujar salah satu panitia.

"Ta lo siap?" Tanya Aldy.

"Harus," ujar Tasya.

Suara dari MC yang menyebutkan nama mereka menginstrupsi mereka untuk segera menaiki stage.

Aldy kembali menggenggam tangan Tasya saat menaiki stage, tepuk tangan dan suara riuh dari penonton mulai terdengar hingga lampu semuanya redup dan kembali menyala saat Aldy dan teman-temnnya memainkan alat musik yang mereka pegang.

Saat Aldy mulai bernyanyi lampu spotlight mulai menyorot Aldy. Tidak bisa Tasya pungkiri jika Aldy benar-benar tampan hari ini, bukan benar-benar tapi sangat, Aldy sangat tampan malam ini.

I used to wanna be
Living like there's only me
And now I spend my time
Thinking 'bout a way to get you off my mind

(Yeah you!)

I used to be so tough
Never really gave enough
And then you caught my eye
Giving me the feeling of a lightning strike

(Yeah you!)

Look at me now, I'm falling
I can't even talk, still stuttering
This ground of mine, keeps shaking
Oh oh oh, now!

All I wanna be, yeah all I ever wanna be, yeah, yeah
Is somebody to you
All I wanna be, yeah all I ever wanna be, yeah, yeah
Is somebody to you

Semua orang bersorak untuk Aldy. Aldy membawakan lagunya dengan baik. Dan saat Tasya mulai bernyanyi dan lampu spotlight mengarah ke Aldy dan juga Tasya kembali mengundang suara riuh dari para penonton terlebih para wanita yang sangat memuja Aldy.

I used to run around
I didn't wanna settle down
But now I wake each day
Looking for a way that I can see your face

Aldy terus menatap Tasya. Tasya tak mengerti tatapan seperti apa itu. Tasya memalingkan wajahnya dari Aldy dan memandang ke arah penonton.

I've got your photograph
But baby I need more than that
I need to know your lips
Nothing ever mattered to me more than this

Aldy menarik tangan Tasya hingga Tasya berada di sampingnya lalu Aldy merangkul pinggang Tasya di depan semua orang.

Look at me now, I'm falling
I can't even talk, still stuttering
This ground of mine, keeps shaking
Oh oh oh, now!

All I wanna be, yeah all I ever wanna be, yeah, yeah
Is somebody to you
All I wanna be, yeah all I ever wanna be, yeah, yeah
Is somebody to you

Suara Aldy dan Tasya adalah perpaduan yang pas, hingga menghipnotis semua penonton yang sedang menyaksikan penampilan mereka.

Everybody's trying to be a billionaire
But every time I look at you I just don't care
Cause all I wanna be, yeah all I ever wanna be, yeah, yeah
Is somebody to you..

Mereka berhasil. Berhasil menghibur semua penonton yang hadir di sana. Tasya tersenyum lega begitupula dengan Aldy lalu mereka semuanya memberi hormat dan turun dari stage.

"Keren banget Ta," ujar Lana yang sudah menunggu Tasya di belakang Stage.

"Kalian," ujar Nadine sambil menunjuk Aldy dan teman-temannya yang baru turun dari panggung. "Petttccccaaah." tambah Nadine.

"Good Job," ujar salah satu panitia.

"Thanks," ujar Aldy.

"Tasya." Panggil seseorang dari kejauhan.

"Raka," ujar Tasya.

Tasya langsung menghampiri Raka, namun setelah Tasya berada di dekat Raka, pria itu malah menarik tangan Tasya menjauh dari backstage.

Aldy yang melihat itu langsung mengejar Tasya yang di bawa oleh Raka pergi manjauhi backstage.

"Rak apaan sih," ujar Tasya sesampainya di koridor yang jauh dari keramaian.

"Lo apaan kenapa bisa sama Aldy?" Tanya Raka.

"Aldy itu-" perkataan Tasya terputus ketika satu tinjuan mendarat di pipi Raka.

Tasya langsung terkejut membulatkan matanya melihat Raka yang hampir tersungkur ke belakang.

"Brengsek lo!" Ujar Aldy.

"Aldy lo apa-apaan sih," ujar Tasya mencoba melerai.

"Diem Ta." Bentak Aldy.

"Masih berani lo nongolin muka lo depan gue! Brengsek!" ujar Aldy yang hendak memukul Raka lagi namun berhasil di tepis oleh Raka.

"Lo boleh marah sama gue Dy! Tapi enggak dengan nyakitin sepupu gue!" ujar Raka.

"Gue memang salah Dy. Kalo lo mau ngehukum hukum aja gue, gak dengan keluarga gue," ujar Raka.

"Tunggu deh gue gak ngerti. Ini ada apaan sih?" Tanya Tasya.

"Tasya sepupu lo?" Tanya Aldy.

"Ta bener?" Tanya Aldy kepada Tasya.

"Iya. Tapi ini ada apasih, Raka salah apa sama lo?" Tanya Tasya.

Aldy meninju dinding di sampingnya yang mebuat Tasya terlonjak kaget sambil menutup mulutnya.

"Aldy," bisik Tasya.

"Mending lo tanya sama sepupu lo yang brengsek itu!" Ujar Aldy sambil pergi meninggalkan Tasya dengan Raka.

"Rak sumpah gue gak ngerti. Ini apa?"

"Ini hal yang buat gue ragu nerusin pertunangan gue!" Ujar Raka.

Tasya hanya diam.

"Dini. Gue udah tidur sama Dini tapi bahkan gue gak inget kalo gue pernah ngelakuin itu. Dini itu cewek yang selama dua tahun udah Aldy taksir. Dia marah banget sama gue sampe dia mutusin persahabatan kita," ujar Raka sambil menutup wajahnya dan bersandar di tembok.

"Gue udah berkali-kali minta maaf dan ngejelasin semuanya ke Aldy. Tapi sampe sekarang dia belum bisa maafin gue," ujar Raka dengan suara yang sendu.

"Gue gak nyangka punya sepupu kayak lo Rak," ujar Tasya.

"Please Ta, dengerin gue. Gue sama sekali gak inget gimana kejadiannya kenapa gue bisa ada di kamarnya Dini. Gue udah nyoba nyari tau tapi nihil Ta," ujar Raka.

"Lo yakin gak ngelakuin apa-apa ke Dini?" Tanya Tasya.

"Gue yakin Ta," ujar Raka mantap.

Tasya berjalan mendekat ke Raka.

"Gue bakal bantu lo nyari tau yang sebenarnya. Sekarang kita pulang aja ya," ujar Tasya.

Raka hanya mengangguk, lalu pergi duluan ke parkiran sedangkan Tasya mencari Putri di dalam Pesta lalu mengajaknya pulang dengan alasan Raka kurang enak badan.

***

Tasya duduk di balkonnya memikirkan apa yang harus dia lakukan. Apakah dia harus mencari Dini ke Pelita lagi, itu sama saja dia menyerahkan dirinya kepada anak-anak yang menganggunya dulu. Apa mungkin dia harus menanyakannya kepada teman-teman Aldy. Ya. Mungkin itu satu-satunya cara mencari informasi tentang Dini.

***

Wisdom Of The Fallen (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang