"Cinta itu bagaikan koin yang memiliki dua sisi. Ada saat dimana lo akan sedih dan ada saatnya juga lo akan bahagia."
***
"Itu karena lo udah kasar narik tangan dia," ujar Aldy.
Entahlah Aldy merasa tidak suka melihat perlakuan mereka ke Tasya tadi. Seharusnya Aldy bisa bersikap biasa saja karena dia pun biasanya menjahili Tasya atau apapun itu, tapi melihat sorot ketakutan dari gadis itu Aldy jadi tidak terima. Persetan dengan perasaan yang Aldy hadapi sekarang mungkin dia akan menemukan jawabannya nanti.
Setelahnya Aldy dan teman-temannya langsung membiarkan anak-anak itu pergi dari situ. Aldy menghampiri Tasya di dalam mobilnya.
Tasya yang masih terlihat pucat dengan tangan yang gemetar menatap kedatangan Aldy yang membuka pintu di sebelahnya.
"Tenang lo udah aman," ujar Aldy memegang tangan Tasya yang masih gemetaran.
"Gue takut," ujar Tasya jujur.
Aldy menyenderkan kepala Tasya ke bahunya lalu merangkul bahu Tasya. Entah bisikan setan dari mana yang membuatnya bersikap seperti itu. Suara dari klakson mobil di samping mobil Aldy mengintrupsi Aldy untuk membuka kaca mobilnya.
"Lo yakin mau bawa mobil sendiri?" Tanya Rafi.
"Iya. Duluan aja," ujar Aldy.
"Kalo ada apa-apa telpon gue aja," ujar Rafi.
"Sip." lalu Aldy kembali menaikkan kaca mobilnya lagi.
Suara dering telpon dari ponsel Aldy membuat Aldy menghentikan kegiatannya.
"Hallo."
"Iya sabar."
"Lagi sama temen."
"Sabar."
"Iya," ujar Aldy yang langsung memutuskan panggilan.
"Gue pindah ke depan, lo kalo mau duduk di belakang gakpapa," ujar Aldy sambil beranjak keluar dari kursi penumpang.
Tasya juga ikut keluar dan duduk di kursi depan dia tidak enak dengan Aldy.
Aldy melajukan mobilnya meninggalkan tempat tadi. Di perjalanan tak ada satupun dari mereka yang ingin memulai percakapan.
Hingga Aldy memecah keheningan "Gue balik bentar ya baru gue anter lo pulang," ujar Aldy.
Tasya hanya mengangguk "Sekali lagi makasih ya Dy."
"Santai aja."
"Sorry udah buat lo babak belur kayak gitu," ujar Tasya.
"Selo aja Ta," ujar Aldy.
Tasya seperti menemukan sosok lain dari diri Aldy. Dia tidak semenyebalkan saat di sekolah, menganggu Tasya? Bahkan dia yang menyelamatkannya.
"Biasa aja ngeliatin guenya. Gue paham gue ganteng," ujar Aldy.
"Luka lo gakpapa?" Tanya Tasya yang tidak menghiraukan omongan Aldy sebelumnya.
"Biasa laki mah kayak gini," ujar Aldy.
Lalu Tasya kembali terdiam. Dia lupa mengabari orang tuanya. Dia mengambil tas yang berada di bangku belakang dan mengambil benda persegi empat yang tadi dia taruh ke dalam tasnya.
Tangan Tasya sibuk mengetik sesuatu di sana. Dan tanpa terasa mobil Aldy telah berhenti di plataran rumah mewah.
"Lo mau ikut turun apa mau nunggu di mobil? Eh lo ikut turun aja nanti lo nangis lagi kalo di gangguin satpam gue nanti," ujar Aldy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wisdom Of The Fallen (TERBIT)
Teen FictionPemesanan novel dapat melalui: Ig: @Perfectopublisher Ig: @nandaanisa124 Lo gak akan pernah tau kapan cinta itu datang dan kepada siapa lo akan jatuh cinta. Yang harus lo tau adalah ketika lo berani untuk jatuh cinta berarti lo juga harus siap untuk...