WARNING!!
Sebelumnya aku mau jelasin sebentar.. Di part ini aku mau balik ke versi asli ceritanya (yang udah aku tulis dulu di kertas) jadi ini bakal sedikit ga nyambung dari part sebelumnya.. dan untuk Junhui.. dia bakal ngilang sementara dan ga tau mau balik kapan:'v
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Author pov
Mingyu menatap namja yang terbaring lemah dihadapannya dengan tatapan kosong. Ia kacau. Yang ada dipikirannya hanyalah keadaan Wonwoo-nya dan kesalahan yang telah ia lakukan pada Wonwoo. Ia bahkan tak peduli dengan penampilannya saat ini.
Seungcheol, sahabatnya dan Wonwoo, hanya bisa menghela nafasnya saat melihat penampilan Mingyu. Matanya merah dengan kantung mata besar yang terlihat mengerikan akibat kurang tidur. Pipinya yang tirus kini makin tirus karena nafsu makannya menurun drastis. "Cheol hyung" Dengar? Bahkan suaranya yang manly itu hilang entah kemana. Seungcheol menjawab panggilan Mingyu dengan gumaman.
"Kenapa Wonwoo hyung masih tertidur? Ini sudah terlalu lama hyung.." Ya, memang sudah terlalu lama bagi Mingyu. Sudah satu minggu Wonwoo-nya tertidur diatas ranjang rumah sakit. Seungcheol meringis saat mengingat sikap Mingyu sehari setelah Wonwoo dirawat di rumah sakit.
Sudah enam hari Mingyu enggan melakukan aktivitas seperti biasanya. Ia tidak mau tidur jika tidak ketiduran dan ia tetap memaksa matanya tetap terbuka walaupun ia sudah sangat mengantuk, tidak mau makan bila tidak dipaksa makan oleh Jeonghan, kekasih Seungcheol, dan bahkan ia tak mau beranjak dari kursi yang berada di sebelah ranjang Wonwoo.
Seungcheol sudah terlalu lelah mengingatkan Mingyu untuk tetap menjalani hidupnya seperti dulu. Tapi yang ada Mingyu malah mengoceh dihadapan Seungcheol. "Hyung.. kenapa Wonwoo hyung ga bangun-bangun.. kenapa? sampai saat dimana Wonwoo hyung bangun, saat itulah aku baru mau menjalani kehidupanku seperti biasanya.."
°°°
Wonwoo pov
Ugh.. sepertinya aku tidur terlalu lama. Kepalaku pusing. Semakin lama aku memaksa untuk membuka mataku, semakin terasa pula rasa sakit yang menyerang tubuhku. Aku reflek menggerakkan jari telunjukku saat rasa sakit yang menyerangku semakin terasa. Ya tuhan.. memangnya apa yang terjadi sebelumnya? Kenapa tubuhku terasa sakit saat ini?
Samar-samar aku mendengar seseorang memanggil namaku dengan cemas. Lalu aku merasa goncangan pelan pada tubuhku. Astaga! Meskipun goncangan itu pelan, tapi tetap saja tubuhku masih sakit!
Perlahan aku membuka mataku. Aku akan memukul orang yang dengan santainya menggoncang tubuhku yang masih sakit. Aku memicingkan mataku saat sinar lampu langsung menyerang retinaku.
"Hyung.."
Deg!
Aku tahu siapa pemilik suara ini.
Kim Mingyu.
Memori di otakku kembali memutar kejadian-kejadian mengerikan yang pernah Mingyu lakukan padaku. Kejadia dimana Mingyu memborgol tanganku, mencambuk seluruh tubuhku tanpa ampun, dan menutup penisku menggunakan tetesan lilin yang kemudian mengeras.
Aku menutup mataku berusaha mengenyahkan bayangan dari kejadian-kejadian itu dari pikiranku. Saat aku membuka mata, aku segera meringsut mundur saat melihat Mingyu yang akan mendekatiku. "Hyung.." panggilnya pelan. Matanya menyiratkan penyesalan yang mendalam. Ia berusaha mendekatiku lagi.
Aku menggelengkan kepalaku cepat. "Jangan! Jangan mendekat! Jangan mendekat!" Teriakku panik saat ia masih mencoba mendekatiku. Aku semakin panik saat punggungku menempel di kepala ranjang. Aku masih menggelengkan kepalaku.
Pintu ruangan ini terbuka dan beberapa orang masuk ke dalam ruangan saat aku hampir menangis karena Mingyu yang masih berusaha mendekat kearahku.
"Wonwoo-ya.. kau tak apa?" Aku mengalihkan pandanganku dari Mingyu kearah Seungcheol hyung. "Hyung!!" Seruku lega saat aku menemukan malaikat penolongku.
Wonwoo pov end
°°°
Author pov
Mingyu mengusap lembut rambut hitam Wonwoo yang tertidur disampingnya. Hanya ini yang bisa ia lakukan saat ia merindukan Wonwoo. Mengusap lembut rambutnya dan mendekatinya saat Wonwoo tertidur. Wonwoo benar-benar membencinya. Wonwoo benar-benar tak ingin menemuinya lagi.
Ini memang salahnya. Sudah sepantasnya ia menerima ini semua. Ini semua salahnya karena ia tak dapat mengontrol kepribadiannya yang lain saat melihat Wonwoo bersama namja lain.
Ya, ini bukan salahnya. Ini salah kepribadiannya yang lain. Dasar kepribadian tak berguna.
•••
"ASTAGA MINGYU!!" Teriak Seungcheol saat ia melihat Mingyu tengah melakukan percobaan bunuh diri. Beruntung hari ini Jeonghan, kekasihnya, bisa membantunya menjaga Wonwoo.
Kalau saja ia tak datang ke apartemen Mingyu, sudah pasti saat ini Mingyu tinggal nama. "Apa yang kau lakukan, idiot?!" Tanya Seungcheol kasar karena Mingyu tak merespon kata-katanya.
Mingyu menangis mendengar suara Seungcheol. Perasaan bersalahnya makin besar saat ia kembali mengingat keadaan Wonwoo karena dirinya. "Hyung... hiks" isak Mingyu. Seungcheol mengusap lembut punggung Mingyu, berusaha memberi Mingyu ketenangan.
"Apa yang kau pikirkan, hm?" Tanya Seungcheol lembut. Jiwa kebapakannya muncul karena ia sudah menganggap Mingyu sebagai adiknya sendiri. Mingyu melempar kasar pisau yang ia bawa. Ia memang berniat untuk mengiris nadinya dan membiarkannya hingga ia mati kehabisan darah.
"Aku ingin membunuh kepribadianku yang lain" ucap Mingyu dingin. Seungcheol masih tetap mengusap punggung Mingyu, dan membiarkan Mingyu menyelesaikan ucapannya.
"Ini semua gara-gara kepribadian bodoh itu selalu muncul disaat yang tidak tepat dan berimbas pada hubunganku dan Wonwoo hyung.. Ini semua salah kepribadian idiot itu.. bunuh aku hyung. Aku mohon."
TBC
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Maaf yaa kalo banyak typo dan ga nyambung.. udah di warning diatas.. maaf juga kalo cuma dikit:'v ini no edit:'v
Don't forget to VoMent:)

KAMU SEDANG MEMBACA
30 Shades Of Mingyu
FanfictionKim Mingyu x Jeon Wonwoo Mingyu hanya takut kehilangan Wonwoo. Wonwoo miliknya. Hanya miliknya, Kim Mingyu. Seventeen Story. ©kimsae17