14.

12K 915 18
                                    

Author pov

Wonwoo mengerjapkan matanya untuk membiasakan sinar lampu yang menyilaukan matanya. Lalu ia mengarahkan pandangannya kearah jam dinding.

Jam 09.47 a.m.

Ia mengalihkan pandangannya ke tiap sudut kamar inapnya. Ia menemukan Jeonghan dan Seungcheol yang tengah membicarakan sesuatu di depan pintu kamar mandi ruangannya.

"Hyung.." kedua orang itu segera mengalihkan pandangan mereka kearah Wonwoo yang baru saja terbangun dari tidurnya. "Kau sudah bangun? Bagaimana tidurmu semalam?" Tanya Jeonghan tersenyum lembut sambil berjalan kearah Wonwoo.

Wonwoo menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan Jeonghan. "Tidurku nyenyak hyung.. bahkan aku lupa kalau aku harus bangun sebelum Mingyu dan mencegah Mingyu pergi.." Wonwoo memaksakan sebuah senyum kecil saat mengetahui bahwa Mingyu benar-benar meninggalkannya.

Jeonghan dan Seungcheol sempat menegang saat mendengar ucapan Wonwoo. "Kau.. bertemu dengan Mingyu?" Tanya Seungcheol tak percaya. Wonwoo menganggukkan kepalanya.

Seungcheol mengusap wajahnya kasar. Jeonghan yang melihat hal itu mengusap lembut lengan Seungcheol. Ia tahu, saat ini kekasihnya butuh privasi untuk berpikir.

"Wonu-ya.. kami mau pergi ke kantin rumah sakit dulu ya.. bibi Jeon nanti akan datang dan menjagamu.. kau tak apa kan kutinggal sebentar?" Tanya Jeonghan yang dibalas anggukan oleh Wonwoo. Jeonghan segera menggandeng Seungcheol keluar setelah melihat tanggapan Wonwoo.

°°°

"Bagaimana ini, Han-ie?" Tanya Seungcheol pelan. Mereka sebenarnya tidak pergi ke kantin rumah sakit. Mereka berhenti di tengah jalan dan duduk di deretan kursi yang ada didepan resepsionis rumah sakit. Jeonghan menatap Seungcheol sendu.

"Kurasa kau tak perlu terlalu memikirkan hal ini lagi.. mereka telah menentukan jalan mereka sendiri.. Bukankah Mingyu sekarang berani menemui Wonwoo lagi setelah sekian lama? Wonwoo juga berhasil menghilangkan traumanya dengan menerima Mingyu kembali.." Jeonghan memberi jeda pada ucapannya.

"Sebagai sahabat yang baik, memang sudah sewajarnya kita saling mencemaskan dan membantu satu sama lain.. tapi kurasa sudah saatnya kita membiarkan mereka mengatasi masalah mereka sendiri.." lanjutnya sambil tersenyum kecil kearah Seungcheol.

Seungcheol menatap Jeonghan kagum. Ia bangga perjuangannya selama ini untuk mendapatkan hati Jeonghan tak sia-sia. "Aku ga akan pernah menyesal pacaran sama kamu" Seungcheol mengecup pelan kening Jeonghan.

Ketika Jeonghan tersipu malu setelah Seungcheol mengecup keningnya, mata Seungcheol mendapati sosok jangkung berkulit hitam yang amat ia kenal baru saja keluar dari lift yang ada di belakang Jeonghan. "Mingyu!!" Panggil Seungcheol pada sosok itu.

Jeonghan menolehkan kepalanya saat mendengar Seungcheol memanggil nama Mingyu. Mingyu yang merasa terpanggil pun menolehkan kepalanya kearah Seungcheol dan Jeonghan. Setelah mengetahui orang yang memanggilnya, Mingyu melangkahkan kakinya menuju sepasang kekasih itu.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Seungcheol ketika melihat resep dokter di tangan Mingyu. Mingyu duduk disamping Jeonghan sambil mengusap tengkuknya. "Aku hanya melakukan sebuah terapi hyung.." jawab Mingyu pelan. Seungcheol menatap Mingyu bingung.

"Terapi? Terapi apa?"

"Terapi untuk menghilangkan kepribadianku yang buruk"

Jawaban Mingyu membuat Seungcheol dan Jeonghan menatapnya tak percaya. "Kau yakin dengan keputusanmu?" Tanya Jeonghan. Mingyu menganggukkan kepalanya. "Kalau aku tak yakin, saat ini aku pasti masih berada didalam kamar dan membiarkan Junhui merebut Wonwoo hyung kembali.." Seungcheol tersenyum mendengar ucapan Mingyu.

Mingyu menatap Seungcheol dan Jeonghan bergantian. "Aku mungkin akan menghilang lagi dari hadapan Wonwoo hyung untuk menjalani terapi ini.. tolong jaga Wonwoo hyung dari Junhui saat aku mulai menghilang dari hadapannya.. sampaikan padanya kalau aku pasti kembali dan hubungan kami akan baik-baik saja seperti dulu.. aku pamit hyung, sampai jumpa" Mingyu tersenyum lembut diakhir kalimatnya. Ia sudah yakin dengan keputusannya. Ia yakin Wonwoo akan menunggunya. Ia yakin Seungcheol dan Jeonghan akan menjaga Wonwoo untuknya. Dan ia yakin, ia akan kembali lagi dengan Wonwoo seperti dulu. Saat dimana ia percaya dan tulus mencintai Wonwoo apa adanya.

"Kau mau kemana?" Tanya Jeonghan was-was. Ia takut Mingyu benar-benar berniat untuk meninggalkan Wonwoo dalam waktu yang sangat lama dan tak berniat kembali lagi. Mingyu terkekeh mendengar pertanyaan penuh kecemasan yang dilontarkan Jeonghan. "Aku ingin pulang, hyung.. aku ingin mandi.. kau mau menemaniku mandi? Atau kau ikut mandi bersamaku dan memandikanku?" Goda Mingyu.

Seungcheol yang mendengar itu segera menyerang Mingyu dengan tendangan andalannya yang mendarat di pantat Mingyu. "Pergilah ke neraka, brengsek" umpat Seungcheol dingin. Mingyu tergelak mendengar umpatan Seungcheol yang ditujukan untuk dirinya. Ia segera pergi meninggalkan sepasang kekasih itu dengan perasaan sedikit lega. Sambil memegangi pantatnya yang terasa nyeri, tentu saja.

°°°

Jeonghan dan Seungcheol kembali ke kamar inap Wonwoo. Mereka melihat ibu Wonwoo sudah datang dan menemani Wonwoo.

Wonwoo mengalihkan pandangannya kearah Jeonghan dan Seungcheol yang baru saja memasuki kamar inapnya. "Kalian sudah kembali? Cepat sekali" gumam Wonwoo yang masih bisa didengar oleh Jeonghan.

Jeonghan menatap Wonwoo datar. "Ya sudah kalau gitu kami pulang saja" ucap Jeonghan menarik tangan Seungcheol untuk keluar dari kamar Wonwoo. Melihat itu, Wonwoo segera menahan tangan Jeonghan untuk menghentikan langkah namja cantik itu.

"Aku hanya bercanda hyung.."

Jeonghan yang memang dari awal tak benar-benar ingin keluar dari kamar Wonwoo hanya tersenyum kecil. Ia berbalik dan menatap Wonwoo datar. "Dasar kau ini!" Umpat Jeonghan.

Wonwoo meringis melihat Jeonghan hendak menjitak kepalanya. Tapi beruntung ada Seungcheol yang menahan pergerakan Jeonghan. "Ada bibi Jeon disini, Han-ie.." bisik Seungcheol.

Wonwoo menatap kearah dua sahabatnya itu dengan tatapan penuh rasa penasaran.

"Hyung.. aku ingin bertanya.. apa kalian sempat bertemu dengan Mingyu tadi pagi?" 






















TBC

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Maaf updatenya lama.. lagi ga mood nulis:'v maaf kalau ada typo dan sejenisnya.. maaf kalau ceritanya jadi makin ga jelas.. sekali lagi maaf

Don't forget to VoMent:)

30 Shades Of MingyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang