Jam 11.58 a.m.
Sudah siang.
Tapi Wonwoo belum bangun.
Yang Mingyu tahu, sekasar apapun perilakunya saat ia menghukum Wonwoo di malam hari, Wonwoo terbangun dari tidurnya paling lambat jam 9.00 a.m.
Mingyu khawatir. Ia takut terjadi apa-apa pada Wonwoo-nya.
Seketika ia ingat.
Penis Wonwoo masih tertutupi oleh lilin.
Mingyu segera berlari ke kamar mandi dan mengisi bathup dengan air hangat hingga penuh. Ia kemudian kembali kekamarnya dan menggendong Wonwoo ke kamar mandi.
Diletakkannya Wonwoo ke dalam bathup dengan perlahan. Ia tak peduli bajunya basah oleh air yang keluar dari bathup. Tangannya meraih penis Wonwoo yang bengkak dan sedikit membiru.
Ia meringis sakit dan merutuki dirinya sendiri. Dengan lembut ia mengelupas lilin yang menyelimuti kepala penis Wonwoo.
Tangannya bergerak naik turun dengan lembut diatas penis Wonwoo. Tanpa ia sadari airmatanya keluar dan membasahi pipinya.
Ia tak menyangka ia melakukan hal ini pada Wonwoonya. Hanya karena ia cemburu buta pada Wonwoo, ia tega menyiksa Wonwoo seperti ini.
Perlahan, sperma Wonwoo yang tertahan didalam penisnya mulai mengalir keluar. Mingyu masih terus menaik-turunkan tangannya, memberi rangsangan pada penis Wonwoo.
Tapi meskipun seluruh spermanya yang tertahan berhasil keluar, Wonwoo tetap tak sadarkan diri. Mingyu mengecek denyut nadi Wonwoo. Jemarinya mencari denyut nadi di leher Wonwoo. Tak ada.
Jemarinya beralih menuju pergelangan tangan Wonwoo, mencari denyut nadi Wonwoo yang lain. Ada! Tapi sangat lemah.
Mingyu segera mengangkat tubuh Wonwoo keluar dari bathup dan membawanya ke kamar mereka. Memakaikan pakaian ke tubuh Wonwoo yang polos. Dan segera pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan keadaan Wonwoo.
Dijalan, Mingyu hanya bisa menggenggam erat tangan Wonwoo dan sesekali melepasnya untuk mengganti gigi mobil. "Hyung.. kumohon maafkan aku... bertahanlah sebentar lagi hyung..." lirihnya.
Ia segera memarkirkan mobilnya asal di parkiran rumah sakit kemudian menggendong tubuh lemah Wonwoo ke dalam rumah sakit.
"Kumohon bertahanlah hyung.. maafkan aku.. aku mencintaimu" gumam Mingyu sebelum Wonwoo memasuki ruang pemeriksaan.
°°°
Seseorang menarik kerah baju Mingyu dengan kasar lalu memukul keras rahang Mingyu hingga Mingyu terhuyung kebelakang.
"BRENGSEK!! JIKA SAJA DARI AWAL AKU TAHU SIFAT BRENGSEKMU INI, AKU TAK AKAN PERNAH MERELAKAN WONWOO UNTUK BAJINGAN SEPERTIMU!!!" Bentak Junhui dengan penuh amarah pada Mingyu yang masih mencoba bangkit dari atas lantai rumah sakit.
Mingyu menatap Junhui yang sedang diliputi oleh amarah. Dalam hati ia tertawa hambar. Ia memang pantas mendapat perlakuan seperti ini dari Junhui. Bahkan rasa sakit yang ia terima tak sebanding dengan rasa sakit yang selama ini ia berikan pada Wonwoo.
Brengsek? Memang. Ia memang orang paling brengsek di dunia ini.
Junhui kembali meraih kerah baju Mingyu. Dan kembali memukulinya tanpa ampun.
"Aku tak akan pernah memaafkan apa yang telah kau lakukan pada Wonwoo. Mulai sekarang jauhi Wonwoo atau kau akan mati ditanganku." Gertak Junhui sebelum ia meninggalkan Mingyu yang terkapar tak sadarkan diri di depan pintu ruang pemeriksaan Wonwoo.
°°°
Mingyu pov
Menjauh? Apa aku benar-benar harus menjauh dari Wonwoo hyung?
Tapi.. kuharap Wonwoo hyung dapat menjalani hidupnya dengan lebih baik lagi saat aku tak ada disampingnya. Aku memang brengsek. Aku tahu itu.
Mungkin benar, ini saatnya aku menjauh dari Wonwoo hyung. Sudah terlalu lama ia tersiksa berada disampingku.
Tapi kurasa tidak untuk saat ini. Seorang Kim Mingyu tak akan pernah menyerah begitu saja. Persetan dengan Wen Junhui.
Masalah yang menjadi tanggung jawabku saat ini adalah Wonwoo hyung.
Aku akan bertanggung jawab atas semua yang telah kulakukan padanya.
TBC
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Maaf ini no edit yaa.. maaf kalo kependekan dan banyak typo.. Rabu besok udah mulai UAS jadi aku paksa biar bisa update hari ini:')
Don't forget to VoMent:)

KAMU SEDANG MEMBACA
30 Shades Of Mingyu
FanfictionKim Mingyu x Jeon Wonwoo Mingyu hanya takut kehilangan Wonwoo. Wonwoo miliknya. Hanya miliknya, Kim Mingyu. Seventeen Story. ©kimsae17