16.

11.2K 850 48
                                        

Sudah satu minggu lebih Wonwoo dirawat dirumah sakit dan kata dokter yang merawatnya, ia masih belum diperbolehkan pulang. Astaga.. Wonwoo bosan dengan suasana rumah sakit. Bahkan penyebab dia berakhir di kamar inap rumah sakit ini hanya karena ia pingsan. Benarkan?

Wonwoo tahu, ini hanya siasat para dokter itu agar keluarganya terus membayar biaya perawatan rumah sakit yang mahal ini, sehingga pemilik rumah sakit beserta dokter dan perawatnya menjadi kaya. Dasar penjilat!

Kata dokter yang merawatnya, ia memang harus ditahan di rumah sakit ini sedikit lebih lama atas perintah seseorang. Mereka juga berkata bahwa orang itu sangat mencemaskan keadaan Wonwoo. Wonwoo tak tahu siapa orang itu. Menurutnya, orang itu pasti sangat berpengaruh di rumah sakit ini. Entahlah, itu hanya kemungkinan yang muncul di pikiran Wonwoo. Ia juga tak memiliki bayangan untuk memikirkan orang-orang yang 'sangat mencemaskan' keadaannya.

Wonwoo kan jadi kangen Mingyu. Tapi setiap Wonwoo tanya ke Jeonghan dan Seungcheol tentang kabar Mingyu, mereka malah mengalihkan pembicaraan. Tanya ke eommanya juga Wonwoo yakin eommanya pasti disuap sama Jeonghan dan Seungcheol buat tutup mulut soal kabar Mingyu. Pasti ada yang mereka sembunyiin, pikir Wonwoo.

Seorang dokter dan dua orang perawat masuk kedalam kamar Wonwoo. Check up harian. Wonwoo sudah bosan. Benar-benar bosan akan hal-hal seperti ini. Dengan bibir yang mengerucut sebal Wonwoo menjalani check up hariannya itu.

"Uisa-nim.. kapan aku boleh pulang?" Tanya Wonwoo manja. Ia memang sudah menganggap dokter yang merawatnya kali ini sebagai hyungnya sendiri.

Dokter Hong dan perawatnya tersenyum melihat tingkah manja Wonwoo. "Tunggulah beberapa saat lagi.. seseorang akan menjemputmu.. mungkin hari ini adalah hari terakhirmu disini, Wonwoo-ah" jawab Dokter Hong tenang, membuat Wonwoo membulatkan matanya senang.

"Jinjjayo? Sebenarnya siapa yang melakukan ini semua, Uisa-nim?" Tanya Wonwoo lagi. Ia penasaran. Beruntunglah hari ini yang mengecek kesehatannya adalah Dokter Hong. Bukan Dokter Lee yang galak itu, sehingga ia dapat menanyakan hal yang mengusik pikirannya itu dengan tenang.

"Aku tidak boleh memberitahukannya padamu, Wonwoo-ah.." jawab Dokter Hong sedikit menyesal. Ia kemudian menyuruh kedua perawatnya untuk keluar dan memberi mereka waktu untuk berbicara. Berbicara tentang 'orang itu' tentu saja.

Wonwoo menghela nafas pasrah. Tak ada gunanya menanyakan hal ini pada Dokter Hong. Ia lupa kalau Dokter Hong itu tak akan pernah mau membocorkan rahasia seseorang pada orang lain. Ia tahu, hampir semua orang di rumah sakit ini akan selalu diam saat ia menanyakan 'orang itu'. Ya, hampir semua. Masih ada satu orang lagi yang Wonwoo yakin akan menjawab semua pertanyaannya tentang 'orang itu'. Perawat Boo.

Wonwoo meminta tolong pada Dokter Hong untuk memanggilkan Perawat Boo untuknya. Beberapa saat setelah Dokter Hong keluar dari kamarnya, kini gantian Perawat Boo yang masuk kedalam kamarnya.

"Seungkwan-ah.. kau pasti tahu kan orang yang menyuruhku tetap dirawat dirumah sakit? pilihannya hanya jawaban 'aku tahu' dan 'tentu saja'."

Perawat Boo yang merasa tak diberi pilihan jawaban lain hanya bisa pasrah menjawab pertanyaan Wonwoo.

"Aku memang tahu tentang orang yang kau maksud.. tapi aku juga tidak boleh memberitahukannya padamu.. aku hanya akan memberitahumu tentang marganya.. marganya Kim" jawab Perawat Boo segera meninggalkan kamar Wonwoo setelah menjawab pertanyaan Wonwoo.

"Yak! Kau pikir ada berapa Kim didunia ini?!!" Teriak Wonwoo frustasi.

°°°

Ditempat lain, Mingyu masih menjalankan terapi untuk menghilangkan kepribadian buruknya. Ia merasa sangat bersemangat untuk menjalani terapi kali ini karena ia mendapat kabar dari dokter yang menanganinya, bahwa Wonwoo sangat penasaran pada sosok yang menyuruhnya tetap tinggal dirumah sakit.

Memang Mingyu pelakunya. Ia masih merasa bersalah pada Wonwoo. Ia hanya takut bagaimana jika nanti Wonwoo tak bisa mengeluarkan spermanya dengan baik dan benar? Maka dar itu Mingyu menyuruh orang-orang disekitar Wonwoo untuk menahan Wonwoo tetap tinggal dirumah sakit tanpa memberitahu pelaku dibalik semua ini.

"Kau sudah berhasil, Mingyu-ya.. kembalilah pada Wonwoo dengan kepribadianmu yang lama.. Congratulations!" Ucap Dokter Chwe, dokter yang menangani Mingyu.

"Apa sekarang aku hanya memiliki satu kepribadian? Apa terapimu berhasil?" Tanya Mingyu.

Dokter Chwe mendecak sebal. "Kau meragukan terapiku tapi kau menjalaninya sejak 12 hari yang lalu" Mingyu terkekeh pelan mendengar kata Dokter Chwe. "Gomawo, Hansol-ah.." Ucap Mingyu senang.

Dokter Chwe hanya menganggukkan kepalanya menanggapi ucapan Mingyu. "Kabari aku jika kau merasakan gejala-gejala kepribadianmu kambuh.." pesan Dokter berwajah bule itu.

Mingyu menganggukkan kepalanya sambil berjalan keluar ruangan Dokter Chwe. "Gomawo, Hansol-ah" ucap Mingyu sekali lagi sebelum benar-bensr keluar dari ruangan Dokter Chwe.












"Penantianmu akan terbayarkan sebentar lagi, Won-ie"



















TBC

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Annyeong.. btw maaf ya kalo ada readers yang lbih paham sama dunia psikologi tentang kepribadian ganda.. aku bikin ff ini tanpa memperdalam ilmu itu.. sekali lagi maaf kalo ada yang ga masuk akal atau gimana.. maaf kalo dikit:'v

Next chap is THE END! chapter depan panjang kok:)

Don't forget to VoMent:)


Next chap aku mau coba narget 65 vote baru di up:)

30 Shades Of MingyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang