Part 13

9.4K 363 22
                                    

Selepas makan malam, Arya pun masuk ke ruang kerjanya. Dan tak lama kemudian Lucy pun masuk ke ruang kerjanya.

"Kamu lagi sibuk?" Kata Lucy sembari duduk di sofa ruang kerja Arya

"Ga, kenapa?"

"Ada yang pengen aku omongin."

"Kok ga nunggu di kamar aja?"

"Aku khawatir kamu ga ke kamar aku malam ini."

"Hem?"

Lucy tersenyum samar.

"Besok aku mau ikut mama ke Bogor."

"Ngapain?"

"Ke rumah tante Mily."

"Ya udah, besok biar aku anter."

Lucy menggelengkan kepala.
"Ga usah. Aku pergi sama mama aja."

"Kok gitu?"

"Kalo kamu anterin aku, Zahra gimana?"

"Ya, dia bisa ikut juga."

Lucy menggelengkan kepalanya lagi lalu mengambil nafas dalam-dalam.

"Dia masih hamil muda Ar, ga baik untuk pergi jauh-jauh."

"Ya aku juga ga bisa biarin kamu pergi tanpa aku Luc."

"Aku ga papa Ar, ada mama juga."

Arya ingin melontarkan pendapatnya lagi namun Lucy terlebih dahulu melontarkan keinginannya.

"Lagi pula Ar, Zahra lagi butuh perhatian intens dari kamu. Udah saatnya kamu kasih perhatian yang selayaknya buat dia Ar. Aku udah berkali-kali ngomong sama kamu kan, kalo Zahra itu istri kamu juga? Apa yang kamu kasih ke aku, harusnya kamu kasih juga ke dia." Jelas Lucy dengan tenang

"Selama aku di Bogor, kamu bisa manfaatin itu sebagai masa pacaran antara kamu dan Zahra. Kalian kan belum saling mengenal lebih dekat. Dia sudah rela mengorbankan segalanya untuk mu Ar. Untuk kita."

Arya tak tahu harus berkata apa lagi. Fikirannya langsung mengarah pada Zahra, mengingatkannya lagi pada banyaknya kesalahan yang telah ia lakukan kepada Zahra.

"Ar, aku merasa bersalah sekali pada Zahra Ar. Aku yakin banyak orang-orang yang beranggapan kalau Zahra adalah penganggu di rumah tangga kita. Aku tahu semua fikiran mama Ar. Aku tahu gimana perasaannya sama Zahra Ar, makanya aku ga mau kamu anter aku dan ajak Zahra juga." Lucy menghela nafas panjang

"Padahal kan Ar, aku yang udah ngerusak kebahagiaan dia Ar. Udah ngerusak karirnya hanya demi nolongin aku. Hanya demi ngerawat aku dan kamu. Aku hutang banyak hal buat dia Ar."

"Lucy..." Ucap Arya lirih

"Aku tahu kamu lakuin semua ini karena permintaan aku Ar. Aku tahu sekarang hati kamu juga sudah mencintainya kan Ar." Satu tetes air mata lolos dari mata Lucy

"Tapi Ar, aku belum siap dengan semua ini. Apa lagi kenyataan kalau... Zahra hamil."

"Lucy, maafin aku." Kali ini Arya sudah duduk di samping Lucy sembari menggenggam tangan Lucy

"Kita udah ngerebut kebahagiaan dia Ar. Dia gadis baik Ar. Dia tidak pernah menganggap aku sebagai saingannya dalam mendapatkan perhatian mu. Tapi aku tahu dari matanya Ar, dia terluka Ar. Terluka dengan sikap kamu."

Hening sesaat.

"Terus aku harus gimana Luc?"

"Perlakukanlah dia sebagaimana kamu memperlakukan seorang istri Ar. Seperti halnya mama yang ga pengen aku tersakiti, begitu juga orang tua Zahra Ar. Mereka pasti juga akan sangat kecewa telah melepaskan anaknya untuk mu Ar."

istri keduaWhere stories live. Discover now