Flashback
Sebulan setelah Zahra kembali bekerja, Zahra kembali disibukkan oleh rutinitasnya sebagai dokter. Dan hari ini Zahra terpaksa pulang ke rumah sehabis maghrib karena ada operasi mendadak di rumah sakit tempat ia bekerja. Biasanya dokter Fauzan yang menangani pasien tersebut, namun dokter Fauzan izin karena ada urusan penting. Tapi Alhamdulillah, operasi yang Zahra lakukan berjalan lancar dan kondisi pasien pun perlahan membaik.
Kini, sesampainya ia di rumah ia langsung mandi dan bersiap-siap untuk mengerjakan sholat isya. Setelah selesai mengerjakan sholat isya, Zahra pun memutuskan berbaring di ranjangnya untuk melepaskan lelahnya dihari itu.
Tiba-tiba Zahra mendengar pintu kamarnya di ketuk dan masuklah Umminya ke kamar Zahra.
“Zahra, kamu sudah sholat isya nak?”
“Udah ummi.”
“Turun yuk, di bawah lagi ada tamu.”
“Siapa ummi?”
“Udah turun aja yuk. Nanti kamu juga tahu.” Umminya tersenyum penuh arti membuat Zahra mengernyitkan dahinya bingung.
Zahra pun memakai gamisnya yang berwarna ungu muda lalu mengenakan kerudungnya yang berbahan motif bunga-buunga dengan warna senada.
Kini Zahra pun turun bersama umminya untuk menemui tamu yang dimaksud umminya di ruang tamu. Dan zahta terkejut ternyata yang datang adalah Fauzan bersama dengan ibunya dan juga kakaknya dan juga suaminya serta abangnya dan juga istrinya.
“Ada apa ini?” Bathin Zahra
Dan yang semakin membuat Zahra membelalakkan matanya ialah Azwar yang dengan riangnya duduk di pangkuan Fauzan. Dan apakah Zahra tidak salah dengar, Azwar memanggil Fauzan dengan sebutan abi. Hah?
“Azwar, sini nak sama ummi.” Pinta Zahra sambil mengulurkan kedua tangannya layaknya seseorang yang ingin menggendong anak kecil
“Ga mau mi. Azwal mau dipangku sama abi saja.” Ucap Azwar yang membuat Zahra terpelongo namun membuat seluruh orang yang ada di ruang tamunya tertawa.
“Hehehe, tidak apa-apa Zahra. Saya senang kok bisa memangku Azwar.” Ucap Fauzan dengan senyum yang terkembang di bibirnya.
“Hitung-hitung belajar jadi ayah ya Fauzan.” Celetuk Fadlan abang kandung Fauzan
Semua orang di ruangan tersebut pun kembali tertawa, namun tidak dengan Zahra. Ia masih bingung dengan kedatangan dokter Fauzan ke rumahnya.
“Jadi, ada apa?’ Tanya Zahra to the point
Fauzan menghela nafas.
“Jadi Zahra, kedatangan saya beserta dengan keluarga saya malam ini adalah untuk mengkhitbah kamu menjadi istri saya? Apakah kamu bersedia.”Zahra kembali terpelongo. Lalu pandangannya beralih kepada abinya.
“Bi?”“Abbi serahkan keputusan di tangan kamu Zahra.”
“Ummi?”
“Ummi juga sependapat dengan abbi nak.”
“Jadi ini alasan kamu membatalkan jadwal operasi kamu di rumah sakit?”
Fauzan mengangguk mantap dengan senyum yang tak lekang dari bibirnya.
Zahra terdiam sejenak. Ia menarik nafas panjang.
“Dok…”
“Panggil Fauzan saja Zahra.” Pinta Fauzan
“Atau mungkin bisa panggil mas, nak?” Pinta umminya
YOU ARE READING
istri kedua
RomanceZahra seorang muslimah yang terpaksa harus menjalani kehidupan sebagai istri kedua. Walaupun awalnya Ia mencintai Arya, suaminya. Tapi semakin intens kedekatannya dengan Arya semakin membuatnya menyadari bahwa Ia telah merebut Arya dari Lucy, istri...