Part 10

8.4K 331 9
                                    


"Mas tidak bisa berjanji untuk hanya mencintai mu Zahra. Karena Lucylahyang membuat kita menjadi suami istri ya tentu dengan kehendak Allooh."Arya menghentikan ucapannya. Menarik nafas panjang.
"Tapi hatiku kini condong pada mu Zahra..." Kini Arya mulaimeneteskan air mata seakan merasa bersalah terhadap Lucy dengan apa yang telahia lakukan bersama Zahra.

Zahra membalikkan badannya menghadap ke Arya. Ia seka air mata yang menetesdi pipi Arya.

Arya pun  menatap Zahra dengan penuhcinta.

"Aku mencintai mu Zahra."

Arya pun lantas memeluk erat Zahra seakan tak ingin melepaskannya.

Arya dan Zahra terpaksa menghentikan pelukanmereka ketika HP Arya berdering. Dilihatnya nama yang tertera di layarHandphonenya, lalu dengan cepat ia pun langsung mengangkat panggilan tersebut.Arya pun menjauh dari Zahra ketika menjawab telepon tersebut.

"Mas pergi dulu ya. Lucy barusan telepon mintajemput."

Zahra hanya mengangguk.

Arya pun mengecup kening Zahra lalu pergimeninggalkan Zahra.

Arya menghentikan langkahnya ketika Ia melangkahbaru beberapa langkah. Ia menolehkan kepalanya ke Zahra.

" Maafkan mas, jika yang kamu dapatkan tadi tidakbisa mas tunjukkan ketika ada Lucy." Arya menarik nafasnya panjang.

" Bagaimana pun juga, mas harus menjaga perasaanLucy." Sambung Arya yang dilanjut dengan kepergiannya untuk menjemput Lucy

Deg

Zahra kembali terhenyak dengan apa yang baru sajaArya katakan. Jadi bagaimanapun perasaan Lucy-lah yang terpenting bagi Arya.Lalu bagaimanakah dengan perasaannya? Haruskah ia menahan hasrat ingin dikasihiArya demi menjaga perasaan Lucy. Ya, semua hanya demi Lucy. Dan dia, haruskahdisebut sebagai korban dalam masalah tersebut.

Zahra menghela nafas panjang. Dipandanginyapunggung Arya yang perlahan pergi menjauh dari jangkauan matanya.

...

Keesokan harinya, entah mengapa sedari di kantorArya tak henti memikirkan Zahra. Ya, hatinya mulai terpaut oleh seorang wanitabermata hitam pekat dengan senyum yang menyisakan lesung pipi di pipinya ituyang amat manis bila dipandang, yang tak lain adalah istri keduanya.

Sedari siang ia mencoba menghubungi Zahra, namunnomor Zahra selalu tidak aktif. Kekhawatirannya pun membuatnya tak konsentrasiterhadap pekerjaannya. Setelah jam kantor selesai Arya pun bergegas pulang.

Sesampainya di rumah Arya pun segera menemuiZahra yang sedang menyiapkan makan malam.

"Nomor kamu kenapa ga aktif?"

Zahra mendongakkan kepalanya menatap sekilas kepadaArya. Lalu ia pun merogoh kantung gamisnya untuk mengambil Handphonenya.Dilihatnyalah ternyata handphonenya mati.

"Handphone saya mati mas."

Arya mendengus kesal.

"Kamu tahu, mas sangat khawatir sejak tadi siang.Mas berkali-kali menghubungi kamu dan nomor kamu tidak aktif."

Dilihatnya Zahra yang keningnya berkerut terlihatsedang berusaha menghidupkan handphonenya.

istri keduaWhere stories live. Discover now