Part 22

7.9K 431 97
                                    

Enam bulan telah berlalu. Kini Zahra menjalani hidupnya sebagai orang tua tunggal bagi Azwar. Awalnya ia merasa ada yang kurang dengan hari-harinya. Namun ia terus berusaha berserah diri pada Allooh karena kini inilah taqdirnya. Ia tak boleh menyesal. Sedikit pun tak boleh. Ia percaya segala yang Alloh tetapkan adalah apa yang terbaik baginya menurut Allooh.

Kini Zahra sedang berada di rumah sakit tempat ia bekerja dulu. Zahra sedang berada di meja recepsionis berbincang dengan salah satu resepsionis yang ada di situ.

“Zahra?” Sapa dokter Fauzan dengan nada suara kaget karena melihat Zahra di rumah sakit tersebut.

Dokter Fauzan pun sudah tahu jika Zahra telah berpisah dari Arya. Ia tahu semua kabar menyedihkan itu karena ibunya adalah teman dekat dari umminya Zahra.

“Ya, dokter Fauzan. Assalamu’alaykum dok.” Ucap Zahra dengan senyum mengembang di bibirnya

“Wa’alaykum salam, ngapain ke sini?”

“Ye, ga boleh ya Zahra main ke sini dok?” Ucap Zahra dengan nada suara yang ceria, seperti dulu.

“Ya bukan gitu maksudnya. Maksud saya apa kamu sakit? Itu juga bawa map apaan”

“Ga dok, saya sehat-sehat saja, ini berkas-berkas dok buat ngelamar kerja di sini.”

“Hah? Kamu ga salah?”

“Hehehe… ga dok. Kita ngobrol di kantin aja gimana dok?”

Kini mereka telah berada di kantin. Mereka pun mengobrol santai seperti saat dulu mereka masih mnjadi rekan kerja. Lalu tak lama rekan-rekan kerja Zahra dulu sewaktu bekerja di rumah sakit itu pun ikut bergabung untuk makan siang bersama di kantin rumah sakit tersebut. Mereka senang mengetahui kabar jika Zahra kembali bekerja di rumah sakit itu. Tawa Zahra pun terlihat kembali di hadapan Fauzan membuat Fauzan mengucap syukur dalam hatinya.

….
Kini dua bulan sudah Zahra aktif kembali menjadi dokter. Dan di hari Minggu ini Zahra sedang cuti untuk seminggu ke depan.

Hari ini Arya akan datang menemui Azwar seperti biasa. Zahra tidak pernah melarang Arya jika ingin bertemu ataupun membawa Arya ke rumahnya. Asalkan ada kejelasan kapan Azwar akan dikembalikan lagi padanya. Ia tidak ingin jika perceraiannya dengan Arya membuat Azwar kehilangan sosok ayahnya. Dan hari ini Arya akan berusaha meraih cinta Zahra kembali. Dalam hatinya ia masih berharap jika Zahra masih bisa kembali padanya. Sekali lagi, setelah ini ia baru akan benar-benar berhenti. Begitu janjinya dalam hati.

Sekarang Zahra sedang duduk di halaman belakang rumahnya, menemani Azwar bermain sekaligus menanti kedatangan Arya untuk menemui Azwar. Ia akan menyampaikan hal penting kepada Arya.

Kini Arya sudah duduk di ujung kursi yang sama dengan yang Zahra duduki, ia harus menjaga jarak dari Zahra.

“Bagaimana kabar kamu, Zahra?” Ucap Arya memulai percakapan

“Alhamdulillah sehat mas.”

“Kabar Azwar bagaimana, aku dengar dari ummi dua hari yang lalu Azwar demam.”

“Iya, demam dia mas. Main hujan kata ummi. Saya sedang di rumah sakit jadi ga bisa jagain Azwar, eh Ummi juga lagi kurang sehat jadinya Azwar ga ketunggu dengan baik. Dan Azwar pun kan anak yang aktif sekali, susah dibilanginnya. Lihat saja tuh mas.” Jelas Zahra sembari terus memperhatikan Azwar yang mengejar kelinci di halaman belakang rumahnya

Suasana hening sejenak.

“Zahra, aku ingin kita kembali bersama seperti dulu.”

Nafas Zahra terasa sesak. Ia masih diam.

“Maukah kamu kembali rujuk dengan ku Zahra?”

Zahra terdiam. Ia mengambil nafasnya dalam-dalam.

“Maaf mas, Zahra tidak bisa.”

“Kenapa Zahra? Apa kamu belum memaafkan ku?”

“InsyaaAllooh Zahra sudah memaafkan mas sejak awal kita berpisah.”

“Lalu kenapa kamu tidak ingin kembali bersama ku lagi Zahra? Apa kamu tidak kasihan dengan Azwar yang harus terpisah dari ayahnya? ”

“Zahra tidak pernah bilang jika Zahra tidak mengizinkan mas bersama dengan Azwar kan mas? Zahra tidak pula memisahkan Azwar dari mas kan? Hanya saja Azwar masih terlalu kecil untuk terpisah dari Zahra. Jika nanti Azwar telah dewasa, Zahra akan bebaskan dia untuk memilih ingin tinggal bersama mas atau Zahra.” Jelas Zahra

“Mas merindukan mu Zahra.” Ucap Arya dengan suara bergetar.

Zahra menghela nafas panjang. Ia ambil benda yang sedari tadi telah ia persiapkan di sampingnya. Ia serahkan benda tersebut ke Arya.

“Maaf mas, kita sudah tidak bisa seperti dulu lagi. Ini undangan pernikahan Zahraa Jum’at ini. Datang ya mas, ajak juga mbak Lucy.”

Deg.

Bag tersambar petir perasaan terkejut yang saat ini Arya rasakan. Ia buka undangan tersebut dan betapa terkejutnya ia dengan nama orang yang akan menikahi Zahra. Jika dulu Zahra yang terkejut menerima undangan pernikahan Arya dan Lucy, maka kini giliran Arya yang merasakan keterkejutan itu.

“Mengapa secepat ini Zahra?”

“Karena jika terlalu lama maka akan semakin banyak fitnah yang akan datang kepada saya, mas.”

“Jadi dia pilihan kamu?”

“Doakan dia juga pilihan Allooh ya mas.”
Zahra pun meninggalkan Arya yang masih terdiam menatap undangan pernikahannya. Dan Arya kali ini benar-benar harus mengikhlaskan Zahra bahwa Zahra adalah bukan jodohnya.

22 Tahun kemudian.

Kini Zahra sedang duduk di sisi ranjang tempat tidur Azwar.
“Azwar bangun nak.” Ucap Zahra sembari membelai kepala anaknya.

“Engh ummi, Azwar masih ngantuk mi.” Ucap Azwar dengan suara khas orang bangun tidur

“Kamu pasti tidur lagi ya sehabis sholat subuh?”

“Azwar kan baru pulang dari Jogja nemenin papa ngecek cabang perusahaan papa jam satu malem mi.”

“Papa kamu pun juga masih kebiasaan, kalo kerja ga inget waktu.” Gerutu Zahra
“Ya udah bangun donk Azwar, anterin ummi ke pondok.”

“Ngapain mi?”

“Kemaren Najwa nelepon ummi, bilang kalo dia pengen ayam kecap. Jadi tuh ummi udah masak banyak Azwar, biar sekalian kita makan siang di sana bareng sama anak-anak pondok yang lain.”

“Ih ummi, ih.”

“Azwar, apa hukumnya menolak permintaan orang tuanya?”

“Abi mana mi?”

“Abi ada operasi sayang. Makanya abi ga bisa anter ummi.”

“Hemmm… ya deh. Azwar mandi dulu ya mi.” Azwar pun bangun dari tidurnya dan menuju ke kamar mandi.

“Ya udah, cepet ya. Jangan lama-lama kayak anak gadis.”

“Ih umi ih, nyebelin.” Azwar pun ngeloyor masuk ke kamar mandi di kamarnya.

Zahra pun kembali ke dapur untuk merapikan kembali makanan yang akan dibawanya ke pondok pesantren milik keluarganya. Ia akan mengantarkan ayam kecap kesukaan anak keduanya itu. Najwa.

Assalamu'alaykum...
Aku update lagi.
Maaf ya kalo pendek.

Kira-kira siapa ya suami Zahra?
Jangan lupa vote dan komen ya...
Aku bakalan update part terakhirnya kalau yang vote udah 100 ya.
Terima kasih.
Muach.

istri keduaWhere stories live. Discover now