Confused

3.2K 332 33
                                    

GET READY....!!!!

.

.

SHOWTIME....!!!

.

.

_Disaster_

Setelah beberapa menit perjalanan akhirnya mereka sampai. Jinhwan mulai menuruni motor besar milik Hanbin, meskipun sejujurnya ia agak risih, karena posisi tubuhnya yang sedikit menungging kala itu.

"Rumahmu disini?" Tanya Hanbin sambil melepas helm yang sedari tadi dipakai.

Jinhwan mengangguk, ia menimang apa harus Hanbin ia ajak masuk ke dalam. Tapi jika seperti itu mungkin saja Daddynya akan berpikir macam - macam.

"Ingin masuk dulu?" Tawaran Jinhwan membuat Hanbin berpikir. Ia menatap arlojinya sesaat, belum menunjukkan waktu pulang. Sepertinya lain kali saja.

"Lain kali saja, aku akan kembali ke sekolah"

"Oh begitu, Gumawo" Ia membungkukkan tubuhnya.

"Baiklah, aku pergi dulu"

Hanbin hanya tersenyum melihat Jinhwan yang sangat mungil. Saat ia bonceng tadi, ia pikir Jinhwan terjatuh. Hanbin sedikit was - was karena seperti tidak ada penumpang dibelakang, tapi ya mungkin tubuh Jinhwan yang ringan membuatnya seperti itu.

Jinhwan membalas senyuman tersebut sebelum motor besar milik Hanbin telah pergi.

.
.

Dengan langkah pelan ia memasuki rumah Daddynya yang cukup besar. Memang tak jauh dengan rumah milik eomma, tapi di rumah ini ia bisa mendapati tanaman yang tertata rapi disana.

Tangan Daddynya memang dingin. Sesibuk apapun ia bekerja di kantor, masalah tanaman di rumahnya ia tak akan lupa. Daddynya seorang perawat tanaman yang baik.

Saat dirinya tiba, senyumannya kembali terlukis pada wajah manis miliknya.

Yifan sang Daddy berseru. Melepas sarung tangan yang berlumuran tanah itu untuk menyambutnya.

Jinhwan berhambur ke dalam pelukan itu. Beberapa hari ini ia tak lagi bertemu Daddynya, dan ia sangat rindu.

"I miss you, sweetheart"

"Too, Dad"

Yifan menyibak rambut sang anak setelah merenggangkan pelukan itu. Ia mengecup dahi Jinhwan, menyalurkan rasa sayangnya sebagai orang tua.

Ya, Yifan sangat menyayangi anak semata wayangnya tersebut. Jinhwan adalah belahan jiwanya, hidupnya serta harta yang sangat berharga. Baginya Jinhwan adalah segalanya.

"Tumben jam segini sudah pulang?" Ucapan sang Daddy membuatnya tersadar.

"-Sekolahku sedang ada acara Dad" Bohongnya, padahal hal itu tak benar. Jinhwan sengaja, karena jika ia menceritakan yang sebenarnya atau mungkin mengatakan jika dirinya sakit dan ingin pulang, bisa - bisa Daddynya akan panik, dan ia tak ingin itu terjadi.

"-Dan kenapa Daddy tidak bekerja?. Kantor, bukankah harusnya Daddy ada di kantor sekarang?"

"Daddy sedang mengambil cuti beberapa hari sayang. Oh ya Daddy tebak pasti eommamu akan lembur kan?" Dan Jinhwan mengangguk.

"-Menginap disini mau?" Jinhwan sebenarnya sangat menginginkan itu. Tapi ia takut eomma tak mengizinkannya.

"Daddy harus bilang pada eomma kalau begitu"

"Tentu, Daddy akan bilang. Lagipula Daddy sangat merindukanmu bayi kecil"

Satu cubitan diberikan Yifan pada hidung Bangir anaknya. Ia merangkul sang anak untuk masuk kedalam. Sudah lama mereka tak bertemu dan jangan ditanyakan lagi bagaimana rindunya Yifan.

[END] Disaster/JUNHWAN/BINHWAN/YAOITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang